30 Maret 2008

Menumbuhkan Kemandirian Pada Anak

"Kita bisa belajar berbagai hal dari anak-anak, misalnya bagaimana kita harus bersikap sabar". (Franklin P. John)

Di setiap detik kehidupan yang kita rasakan semakin menyajikan banyak hal, situasi, masalah, kesulitan, hambatan dan tantangan baru. Dari kondisi demikian, setiap anggota masyarakat dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat dalam meraih kesuksesan. Salah satu hal yang dapat membantu kita untuk hidup secara efektif dan produktif adalah kemandirian. Namun, kemandirian itu tidak muncul begitu saja pada diri setiap individu. Hal ini harus dibina sejak dini dan dimulai dari lingkungan keluarga.

PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK

Early Childhood (1-3 tahun)
Pada masa awal anak-anak (early childhood), biasanya sudah mulai terlihat jelas naluri mereka untuk mengerjakan sesuatu sendiri. Menurut Erik H. Erickson, pada usia ini (1-3 tahun) anak mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah hak-hak dan kewajibannya dan apa saja pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada dirinya. Dalam hal ini, "kemampuan" dan "kebebasan" yang telah diperoleh anak akan mendorongnya terus untuk melanjutkan perkembangannya ke arah kemandirian. Dalam usia sekitar satu tahun terlihat jelas naluri "do everything themselves" . Sampai sekitar umur 3 tahun, kita akan merasakan betapa kerasnya kemauan anak untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Kemauannya sangat keras seolah-olah dia yang "menguasai dunia". Dalam hal ini, kita sebagai orang dewasa (orang tua) seringkali berpikir bahwa anak kecil masih belum bisa apa-apa, ditambah lagi kekhawatiran kita akan akibat dari perilaku anak kecil kita, sehingga kita sering berkata "jangan", "nggak boleh", "tidak" dsb. Hal ini justru membuat anak kesal, berontak, ingin protes (ngambeg) karena frustasi. Ia akan menentang apa saja yang menghalangi keinginannya. Nilai kemauan ini berkembang baik dari diri anak sendiri maupun dari orang lain apa yang diharapkan dan apa yang boleh diharapkan.

Hal yang perlu mendapat perhatian dari orangtua bahwa:
1. Dalam usia ini anak belum mengerti secara utuh dan juga belum menyadari tingkah lakunya.
2. Anak belum bisa melindungi dirinya sendiri dari akibat perbuatannya.
3. Anak bisa sangat keras kepala sehingga campur tangan orangtua akan membuatnya merasa dihalangi sehingga mereka kesal dan berontak (menjerit, meronta, menendang).

Peran orangtua, pengasuh (lingkungan) yang diharapkan:
1. Berilah kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk "bergerak". Anak harus didorong untuk mengalami situasi-situasi yang menuntut otonomi dalam melakukan pilihan bebas.
2. Melindungi dari bahaya di sekitarnya, misalnya menjauhkan benda-benda tajam, benda yang mudah terbakar, meledak dll. Lingkungan harus aman bagi anak-anak.
3. Tidak menakut-nakuti dan tidak mudah memarahinya karena anak bisa tidak kreatif , takut melakukan sesuatu dan kurang mandiri yang ujung-ujungnya akan merepotkan orangtua juga. Selain itu anak tidak akan berkembang ke tahap-tahap kemandirian berikutnya.
4. Bimbinglah anak dengan banyak memberikan penjelasan dengan bahasa yang sesuai dengan usianya. Beritahu akibat positif atau negatif dari apa yang dilakukannya.

Play Age (3-5 tahun)

Pada usia pra sekolah ini, kemampuan berbahasa (berbicara) dan berfantasi menirukan perbuatan orang lain dan melakukan permainan-permainan tertentu seperti symbolic plan. Seiring dengan meningkatnya kemampuan berbahasa, berfantasi dan rasa ingin tahunya, anak semakin mampu menangkap kejadian atau peristiwa di sekitarnya. Namun karena tidak disertai tingkat inteligensi yang memadai, seringkali ia salah mengerti dan menafsirkan terhadap perlakuan orang lain. Hal ini menimbulkan rasa cemas pada dirinya karena sering dianggap "salah". Dalam kondisi seperti ini orangtua tidak boleh "mematikan" kemauan anak, tapi lebih mendorong anak untuk lebih mengambil peran. Bila lingkungan (terutama orang tua) bersikap menyalahkan, anak akan merasa malu, rendah diri dan takut melakukan suatu tindakan. Otomatis, hal ini akan mengurangi kemandiriannya di kelak kemudian hari).

School Age (6-12 tahun)

Dorongan kemandirian anak semakin jelas. kemampuan kegiatannya mulai berorientasi ke tugas dan kepuasan untuk mencapai hasil akhir yang baik. Keinginannya berperan di dalam rumah mulai meluas keluar rumah. Kepatuhan dan kedekatan pada orang tua mulai "berkurang" digantikan oleh teman sebaya, guru, dll. Ia lebih kagum pada orang lain atau figur idola. Kepatuhan sangat penting dalam pembinaan dan kepatuhan erat sekali dengan penegakan disiplin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar