25 Juni 2008

PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK, WHY NOT? (PART 2)

Sebagai orang terdekat anak balita kita, pastilah kita yang menjadi sasaran pertanyaan dari mereka, kecuali kalau orangtuanya nggak benar-benar dekat sama anaknya. Jangan sampai deh kayak gitu... Makanya jangan sia-siakan kepercayaan anak balita kita.
Pernahkan anak Anda menanyakan tentang alat kelaminnya? Misalnya, "Ma, ini apa sih namanya?"
Apakah Anda pernah menjawab, "burung" atau "titit" dlsbg (untuk anak laki-laki) dan "bebek" atau "dompet" dlsbg (untuk anak perempuan)?
Bagi sebagian orangtua pertanyaan tersebut mudah untuk dijawab tapi sulit untuk diucapkan. Kesulitannya terletak pada penyebutan nama-nama organ seksualnya. Meskipun benar namanya, tapi kesannya vulgar, jorok, seronok dan tidak pantas untuk diucapkan atau didengar.

Terus, jawaban apa yang sebaiknya kita berikan?
Tidak ada salahnya kita menyebut alat kelamin lelaki dengan "penis" dan "vagina" untuk anak perempuan. Dan itu memang nama aslinya dan juga terdengar lebih sopan. Barangkali masih aneh ya kalau kita menyebutkannya secara langsung gitu. Tapi, hal itu akan lebih baik daripada kita menyebutkan dengan "burung, titit, bebek, dompet atau yang sejenisnya" (yang kadang tergantung budaya atau kebiasaan penyebutan di masing-masing daerah). Nantinya anak akan bingungsetelah tahu wujud burung atau dompet, dll yang sesungguhnya! Kok namanya sama dengan "barang"nya. Bagaimanapun juga penyebutan nama yang benar lebih ditekankan daripada menyebutkan istilah-istilah tertentu yang nantinya akan membingungkan anak. Lagipula, hal ini akan memudahkan kita memberi penjelasan bila anak menanyakan hal-hal lain seputar seksualitas seperti di tulisan sebelumnya (bagian 1).

Nah, sekarang Anda dapat dengan mudah menjawab jika anak balita laki-laki Anda bertanya,
"Ini namanya apa, Ma?"
"Itu namanya penis, Sayang."
"Mengapa Kak Putri tidak punya penis, Ma?"
"Penis itu ciri laki-laki seperti kamu. Kak Putri kan perempuan, Jadi, nggak punya penis, tap punya vagina. Nah, vagina itu ciri perempuan seperti dirinya."

Punya pengalaman seru saat anak Anda bertanya tentang seks?
Bisa lho berbagi cerita disini...



Source:Mr Guno Asmoro about sex education 4 kids

2 komentar:

  1. Iya kalo di Indo mungkin pertanyaan seks nya masih wajar, klo di LN...sehubungan media tv dsbnya menayangkan yg vulgar..jd kita harus tambah concern deh memberikan pendidikan seks buat anak sedini mungkin.

    Tugas berat utk para ortu nih ^_*

    BalasHapus
  2. Beneeerr.. ngajarin soal seks, kita memang harus jujur, tapi juga ada waktunya kapan harus cerita part 1, part 2, part 3.. dst.. Aq juga ngerasain itu coz anakku kelas 4 SD sudah dapat haid pertama.. akil baligh ! Wow.. pe er lagi untuk ngajarin bagaimana selayaknya bersikap juga hukum2 ibadah jadi wajib semua.. TQ inf. ya mbak.. main2 yuk ke 'tempat'ku.. ;p

    BalasHapus