
Sabtu, 11 April kemarin alhamdulillah sesampainya di sekolah Kayla tidak mogok lagi. Ia langsung mau bermain dengan temannya, Farah. Meski dia masih bilang minta ditunggui tapi ketika aku tinggal dia nggak ada masalah. Betapa senangnya hatiku saat itu, dan berharap semoga selanjutnya akan seperti itu. Sorenya saat mengaji di masjid Kayla pun mau berangkat bareng temannya depan rumah, tanpa aku antar. Kebetulan masjid tempat dia ngaji di gang sebelah. Kayla juga mau ikut baris. Begitu juga hari Seninnya. Aku senang bukan main melihat perkembangannya 2 hari ini.
Tapi,ternyata hari ini, 14 April Kayla "mulai" lagi. Selama di rumah sebelum berangkat nggak ada masalah apa2, seperti hari2 sebelumnya. Dia berangkat ke sekolah dengan senang, aku yang antar dia. Tapi, sampainya di sekolah, Kayla nggak mau bergabung dengan teman2nya dan lengket terus sama aku. Meski nggak nangis tapi dia nggak mau ikut kegiatan. Lama2 dia mulai ikut tapi tetap dengan aku di dekatnya. Sampai masuk kelas pun aku diminta ikut.
Tapi sampai jam 09.00 saat makan snack, aku mulai memberi kode pada ustadzahnya karena aku harus mengajar. Kayla menangis saat aku tinggal. Tapi kata ustadzahnya nggak lama, terus dia mau ikut kegiatan dengan teman2nya. Aku disarankan ustadzahnya agar kalau mau ninggal Kayla sejak dari awal saja (saat bel masuk), karena setelah ditinggal (meski menangis sebentar) Kayla mau ikut kegiatan sampai selesai. Mengaji pun hari ini minta diantar, alasannya capek kalau jalan kaki.
Hari ini, diumumkan lagi bahwa Kamis besok anak2 akan diajak renang di kolam renang di luar sekolah. Kayla pun sudah mulai pasang "aksi"
"Bu, kalau nggak ditunggui Kayla nggak mau ikut renang" katanya sambil mau nangis.
"Iya, nanti ibu tunggui"
"Nggak mau diantar thok, tapi ditunggu ibu"
"Iya, iya...jangan khawatir"
"Kayla mau baca sendiri "tulisannya" (pengumuman dari sekolah)
"Iya...kamu baca sendiri..."
Lalu aku ambilkan buku komunikasi dari sekolah.
Kayla pun membacanya dengan muka hampir nangis.
"Nah kan, anak2 harus diantar sampai ke kolam renangnya"
"Tapi Kayla mau ditunggui"
Rupanya Kayla hanya menemukan kata "diantar" bukan "ditunggui"
Teliti juga dia, dan nggak bisa "dikelabuhi"
"Tenang aja, ibu antar nanti..."
"Pokoknya ditunggui..."
"Iya iya, insya Allah ditunggui"

Sehabis maghrib aku ajak dia ngobrol dari hati ke hati sambil dia makan buah sawo...
"Kayla, kenapa sih dulu Kayla kalo sekolah nggak pernah nangis,tapi sekarang kok nangis?"
Aku melihat jelas perubahan ekspresi wajahnya, seperti mau menangis.
Kayla masih diam saja...
"Dulu Kayla berani, nggak ditunggui. Sekarang kok minta ditunggui terus?"
Belum ada respon. Hanya perubahan ekspresi wajah saja yang kulihat...
"Emang ibu ada salah ya sama Kayla?"
Masih belum ada respon juga.
"Iya ta? ibu salah ta sama Kayla?"
"Ibu nggak boleh kerja!"
Gelegarrrr........
"Kalo nggak kerja nanti ibu nggak punya duit buat beli jajan dan mainan"
Aku mencoba memberi alasan.
"Pokoknya ibu nggak boleh kerja...!"
Sepertinya, inilah jawabannya.
Ada lagi, saat dia tiba2 ngomong sendiri...
"Ibu nggak boleh kerja di kubaca... Ibu kerja saja di pabrik permen!"
Haaaahhh....apa maksudnya nih?
"Emangnya kenapa?"
"Enak kerja di pabrik permen...enak..."
"Nggak ada murid-muridnya kalo di pabrik permen..."
Oalaaahhh, ternyata dia jelaous...
Ternyata dia minta perhatian yang lebih dari aku...
Apalagi tantenya, yang biasanya menemani dia di rumah, sudah jarang datang karena suatu hal, sehingga Kayla sering ikut aku...
Dia sangat kehilangan dengan tantenya...
dan tentu "merasa" kehilangan perhatianku...meski menurutku aku sudah memberikan perhatianku padanya, tapi ternyata belum cukup...
Apalagi sudah 2 bulan ini setiap minggu aku harus ke kampus untuk nambah ilmu, dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore...
Beberapa kali juga Kayla menangis, katanya:
"Ibu nggak boleh sekolah!"
"Kayla mau sama ibu!"
"Ibu di rumah aja!"
Kayla protes dengan semua itu...
Ya Allah...berilah aku kekuatan untuk mengatasi semua ini...
Berilah aku kesabaran yang lebih lagi...
Jadikanlah semua menjadi lebih baik lagi...