28 Desember 2009

“MENGENALKAN” UANG PADA ANAK BALITA

Pada umur berapa sih anak bisa kita kenalkan dengan konsep uang?

Mengenalkan konsep uang merupakan salah satu langkah membangun kecerdasan financial anak. Kecerdasan ini bisa dilatih sejak anak berusia 3 tahun. Anak balita sudah mulai memahami konsep dan nilai uang. Bagaimana caranya? Tentunya kita sesuaikan dengan usianya. Kita kenalkan konsep dan nilai uang melalui cara-cara yang sederhana sesuai dengan tingkat perkembangan kognitifnya. Misalnya dengan mengajak anak membeli sesuatu di toko. Berikan kesempatan ia untuk membayar dan menerima kembaliannya. Dengan hal sederhana itu, sebenarnya kita telah merangsang kecerdasan finansialnya.

Anak balita bisa mengenal uang dalam beberapa tingkatan, yaitu:1. Bisa menghitungnya
2. Mengenali pecahannya
3. Memahami bahwa ia membutuhkan uang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu barang.

Meskipun anak balita masih bingung terhadap konsep dan nilai uang, kenalkan dulu anak pada uang logam.Berikan uang tersebut dan minta ia untuk memasukkan ke dalam celengan. Meskipun nampaknya sepele, tapi saat itu ia sudah dikenalkan dengan nilai uang dan juga membiasakan menabung. Memang, untuk usia balita masih pada proses awal pengenalan dan pembiasaan saja.

Apakah mesti harus menggunakan uang logam?

Uang logan lebih dipilih karena alasan uang tersebut tidak mudah sobek dan lecek. Dan akan berbunyi gemerincing bila dimasukkan celengan. Semakin banyak uangnya, maka akan semakin berat celengannya.

Ketika anak sudah mulai bertambah usianya (masuk SD), untuk mendukung proses pengenalan konsep uang (lebih jauh lagi untuk merangsang kecerdasan finansialnya), berikan pada anak dompet dan celengan. Biarkan anak sendiri yang memilih jenis dompet dan celengannya, agar ia merasa memiliki. Uang yang ada di dompet digunakan untuk jajan sehari-hari, sedangkan uang di celengan digunakan untuk membeli sesuatu dengan jangka waktu tertentu. Dompet dan celengan ini akan membantu anak semakin memahami system dasar dari pengelolaan uang mereka.

Pembiasaan menabung bisa dilakukan saat anak sudah mendapatkan uang jajan sendiri. Hitunglah dengan cermat kebutuhan jajan anak per hari, berikan sedikit kelebihan untuk ditabung. Hal ini dimaksudkan agar anak mendapatkan kesan bahwa menabung adalah menyenangkan, bukan menyebalkan karena membuatnya tidak bisa jajan seperti temannya.

Ketika uang yang ada di celengan sudah penuh, ajaklah anak untuk memindahkan uangnya di bank (bila tidak ada sesuatu yang harus dibeli dengan uang tersebut). Akan lebih baik lagi bila anak diberi contoh dengan mengajak anak menabung di bank (untuk hal ini, ada sekolah tertentu yang mempunyai program menabung di bank setiap awal bulan). Lebih baik lagi bila anak mempunyai rekening sendiri. Libatkan anak pada saat registrasi sampai menyetor tabungan Dari situ muncul pemahaman bahwa menabung adalah sesaat setelah uang diterima, bukan setelah uang dibelanjakan. Dari kegiatan menabung di bank, merupakan langkah untuk menanamkan bagaimana seharusnya anak memperlakukan uangnya dengan baik.

Kebiasaan baik yang perlu juga diberikan sehubungan dengan uang saku hariannya, minta anak untuk lansung memasukkan uang tabungannya sebelum berangkat sekolah, sehingga ada pembiasaan bahwa memang ada uang yang dialokasikan untuk ditabung, tidak sekedar sisa uang jajan.

Orangtua juga bisa membuat appointment dengan anak, misalnya jika anak dapat uang saku dari orang lain seperti kakek, nenek atau saudara maka uang tersebut harus ditabung. Tentunya harus disertai dengan penjelasan bahwa semakin banyak uang yang ditabung maka semakin cepat keinginannya dapat terwujud dengan uang itu.

Langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah memberikan target waktu, misalnya tabungan baru bisa digunakan setahun sekali, atau di saat ultahnya, dll. Hal ini bertujuan agar pengelolaan uang bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh anak. Selain itu, anak juga belajar disiplin. Sangat tidak dianjurkan yaitu kapan saja anak perlu uang, tabungannya boleh diambil.

Ketika tiba saat membelanjakan tabungan….
Ajak anak berdiskusi untuk menentukan barang yang ingin dibeli atau sesuatu yang ingin dilakukan dengan hasil tabungannya. Berikan pertimbangan yang realistis, jangan sampai harga sesuatu yang diinginkan jauh lebih mahal dari jumlah tabungan. Kalau orangtua nombok sedikit sih masih bisa dimaklumi. Prinsipnya, harga barang tersebut harus sebanding dengan perjuangan anak menyisihkan uang jajannya. Sehingga manfaat menabung benar-benar dirasakannya.

Saat berbelanja pun, biarkan anak memilih sesuatu yang diingini dengan harga yang telah disepakati sebelumnya. Manfaat mengajak anak membelanjakan tabungannya adalah pertama, ia betul-betul merasakan jerih payahnya menabung, kedua, ia akan merasakan bahwa untuk mendapatkan sesuatu ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Istilah umumnya “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian….”

Inti dari proses pembelajaran di atas adalah:1. Anak terbiasa menabungkan uangnya sebelum dibelanjakan (tidak hanya sekedar sisa uang jajan yang ditabung, tapi memang ada dana yang harus ada dialokasikan)
2. Untuk mendapatkan sesuatu harus bekerja keras
3. Lebih menghargai barang-barang miliknya.


Sumber: nakita

4 komentar:

  1. INI POSTINGAN ARTIKEL YANG SANGAT MENARIK DAN BERGUNA, TERUTAMA UNTUK SAYA YANG KEBETULAN BERPROFESI SEBAGAI GURU PAUD...THANKS MBAK!

    MET MENANTIKAN JUGA DATANGNYA TAHUN BARU YANG PENUH HARAPAN!

    BalasHapus
  2. @ pelangi anak :semoga bermanfaat bagi kita semua. amiin
    terimaksh

    BalasHapus
  3. hmm copasss ya bunn...... pentingg bgt nihh

    BalasHapus
  4. silahkan Bunda Yuni, smg bermanfaat

    BalasHapus