31 Januari 2010

HUKUMAN YANG EFEKTIF, YANG BAGAIMANA??

Kita pernah mendengar istilah atau judul sebuah buku “Disiplin Tanpa Paksaan atau Hukuman”. Kedengarannya sih menyenangkan sekali, tapi itu bukan hal yang gampang kalau kita terapkan.
Menerapkan disiplin pada anak-anak memang gampang2 susah. Kebanyakan susahnya malah, itu pun menurut saya yang masih berusaha untuk terus belajar menjadi orangtua yang lebih baik. Butuh kesabaran ekstra dan ketekunan dobel dan juga harus konsisten. Dan inilah biasanya yang paling sulit. Kita sering luluh dengan hukuman yang kita berikan ketika si kecil sudah merengek, menangis atau bahkan tantrum.

KAPAN SANKSI/HUKUMAN MULAI DITERAPKAN???

Penerapannya sebaiknya dimulai saat pembentukan pola tingkah laku atau sekitar usia 2 tahun.

ADA 2 JENIS SANKSI: NEGATIVE REINFORCEMENT DAN PUNISHMENT

Biasanya diterapkan pada balita, yaitu dengan mengambil sesuatu yang disukai anak. Pola ini yang diterapkan karena dalam diri balita belum terbentuk pola pemikiran. Contoh konkret nih: Kalau Kayla tidak mau membereskan mainan, saya tinggal bilang kalau mainannya sebentar lagi akan berada di tong sampah. Sepertinya sih ancaman TAPI katakanlah bahwa itu KONSEKUENSI bagi perbuatan negatifnya…dan itu cukup efektif bagi Kayla karena dia sangat tidak mau kehilangan mainannya. Dan setiap anak punya pola2 hukuman yang efektif sendiri, dan biasanya orangtua anak yang bersangkutan yang lebih tahu.

Saat memberikan HUKUMAN / PUNISHMENT pun orangtua meski harus bijaksana. Hal pertama yang sangat penting adalah kita harus pastikan bahwa anak sudah mengerti makna konsekuensi. Beri tahukan padanya bahwa konsekuensi adalah sesuatu yang tidak menyenangkan akibat dari perbuatan negatifnya. Kedua, sudah ada kesepakatan antara orangtua dan anak tentang konsekuensi apa yang akan diterima anak, dan target apa yang akan dicapai dengan konsekuensi tsb.

Agar semakin efektif, orangtua perlu mempertimbangkan jenis konsekuensi/hukuman yang bakal diterima anak. Pastikan memilih sesuatu yang benar2 tidak disukai anak.
Jangan lupa, selalu lakukan evaluasi apakah hukuman yang sama masih efektif atau tidak di lain waktu, terutama seiring dengan perkembangan usia dan kemampuan berpikirnya.

HINDARI KEKERASAN, BAIK VERBAL MAUPUN FISIK

Bagaimanapun juga orangtua harus tetap hati-hati, karena kekerasan sangat berdampak buruk bagi anak. Anak bisa trauma, dan bisa “menularkan” kekerasan pada anak (dengan meniru). Anak semakin tidak percaya diri dan mengurangi kemampuan untuk menentukan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya. Itu berlaku untuk kekerasan verbal maupun fisik lho..
SEBAIKNYA BAGAIMANA…?

Untuk menghindari ekses negative dari hukuman yang diberikan, lebih baik lakukan pendekatan pada anak untuk menggali perasaannya dan juga untuk mengetahui penyebab perilaku negatifnya, mungkin dia sedang kesal, sumpek atau capek dg kegiatannya sehari-hari. Bila sudah ketemu penyebabnya, giringlah anak untuk memahami bahwa apa yang dilakukan memang salah. Lalu ajaklah anak untuk menemukan solusinya untuk memperbaiki kesalahannya. Berikan teguran pada anak secara empat mata, jangan di hadapan teman-temannya karena akan menghancurkan rasa percaya dirinya.

Nah….tidak gampang bukan? …Kita sebagai orangtua (eh..saya) mungkin sering keduluan emosi ketika anak melakukan hal negative….mungkin karena pekerjaan yang menumpuk baik di rumah maupun di tempat kerja…sehingga seringkali jalan pintas yang kita lakukan…asal anak bisa berhenti (sesaat) untuk tidak berbuat negative…tapi justru itu tidak atau kurang efektif…
Ayo…saling mendukung untuk yang terbaik bagi anak2 kita…

3 komentar:

  1. Setuju mba,
    saya juga sudah mulai menerapkan "hukuman" pada anak kala si kecil sudah susah terima nasehat. Seperti misalnya saat si kecil belum mau disuruh mandi pagi, padahal sudah secara halus kami peringatkan. Kalau tetap ngga mau, saya juga akan bilang, ... baiklah kalau aya ngga mau mandi berarti aya ngga ikut antar bunda. Bunda akan ijinkan aya ikut kalau aya sudah mandi. Jadi aya mau pilih apa, ngga mandi tapi ngga boleh ikut antar bunda atau mau antar bunda tapi harus mau mandi dulu ? Alhamdulillah meski akhirnya harus diambil jalan tengah karena ia maunya hanya saya yang memandikan akhirnya ia bersedia mandi dulu. Knsekuensinya, saya jadi berangkat agak siang ke kantornya :) Tapi ya mungkin memang harus tegas namun tetap lembut seperti itu ya mba cara menghukumnya :D Salam kangen buat kakak Kayla ya :)

    BalasHapus
  2. Pemberian hukuman memang merupakan salah satu alat yang ampuh untuk menegakkan disiplin seseorang. Ada juga cara lain yt melalui pemberian motivasi dan keteladanan.

    Good Posting...

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus