SEMPOA (Sistem Edukasi Mengoptimalkan Potensi Otak Anak)
Selasa kemarin (3 Agustus) Kayla ikut tes kemampuan untuk masuk Sempoa Yunior atau Sempoa Basic I. Dan alhamdulillah, dari 8 anak yang ikut tes, 2 anak masuk kelas Basic I, salah satunya adalah Kayla.
Sebenarnya itu adalah tes susulan, sebab tes seharusnya diselenggarakan pada akhir Juli 2010 yang lalu. Ceritanya begini, saat ada pengumuman pendaftaran les SEMPOA di sekolah, Kayla pun aku tawari mau ikut les atau tidak. Saat itu Kayla masih kelihatan ragu-ragu, sehingga aku pun tidak mendaftarkannya.
Beberapa minggu setelah itu, teman-temannya yang telah mendaftar pun ikut tes kemampuan. Setelah hasil tes didapat, teman-temannya pun menerima “kertas kecil-kecil” (istilah dari Kayla), mungkin saja itu pengumuman hasil tes untuk para orangtua. Mengetahui hal tersebut, sepulang sekolah pun Kayla “merajuk” dan “mengadu”.
Katanya, “Bu, teman-teman Kayla kok banyak yang dapat kertas kecil-kecil?”
“Kayla kok nggak dapat?”
“Kertas kecil-kecil apa?”
“Ya enggak tahu”.
Aku lalu teringat bahwa ada tes kemampuan untuk Sempoa. Akhirnya aku jelaskan pada Kayla bahwa dia tidak mendapatkan itu karena sebelumnya tidak mendaftar Sempoa. Untuk meyakinkanku, aku pun telpon temanku yang anaknya satu kelas dengan Kayla dan sudah daftar sempoa, dan memang benar apa yang aku duga.
Kayla terlihat begitu kecewa.
Aku tanya dia kembali apakah ia pingin ikut les sempoa di sekolah? Iya pun menjawab dengan pasti “YA”
Aku pun langsung telpon guru kelasnya apakah Kayla masih bisa menyusul? Jawaban gurunya pun cukup melegakan karena Kayla masih bisa ikut tes susulan bersama beberapa temannya yang “ketinggalan” juga.
Hasil tesnya Kayla bisa langsung masuk Sempoa basic I tanpa harus ikut Sempoa Yunior lebih dulu.
Masuknya seminggu sekali selama 2 jam, yaitu hari Selasa. Jadi setelah tes kemampuan, Kayla langsung masuk les. Setelah hari pertama les Sempoa. Kayla terlihat begitu excited. Dia langsung menunjukkan semua peralatan (tas, buku-buku, kaos, sempoa mungil) yang didapatnya.
Sesampainya di rumah, Kayla pun langsung minta dibuatkan soal-soal seperti di buku sempoa. Aku pun OK saja. Lebih dari itu, dia pun “minta/mengajak/ agak memaksaku” utnuk bermain peran selama dia mulai di tes sampai ketika les berlangsung. Aku dimintanya menjadi pembimbing sempoanya. Semua atas instruksi Kayla. Aku harus ngomong sesuai dengan ucapan pembimbingnya (yang ditirukan Kayla). Sepertinya memang begitu mengesankan prose situ buat Kayla.
Sampai aku “bosen” juga sebenarnya harus bermain peran terus, dan harus diulang-ulang terus…he he he…Apalagi kalau salah ngomong sedikit, Kayla langsung protes.
Semoga semangatnya terus berlanjut selama les-nya berakhir. Tidak hanya di awal-awal saja…. Dan tentunya aku dan suami sebagai ortu berperan besar bagaimana agar semangat itu tetap terus “berkobar”….
selamat deh buat kayla lolos tesnya, wah sama kaya Amira seneng bemain peran. Oh iya bun, menjawab kunjungan bunda ke blog saya, saya sehari2 di bdg, tapi kalo mudik ke gresik tepatnya di pahlawan raci, sidayu, jadi ga gresik kota :), suami sy yg asli gresik
BalasHapusenak yah disana bisa ikut les macem2 buat anak2 kita..kalo kita disini gak ada apa2 karena kita tinggalnya di kota kecil...
BalasHapus