06 Januari 2013

MY SECOND PREGNANCY STORY (Bagian pertama)

Hadirnya seorang anak pastilah akan membahagiakan banyak pihak, terutama bagi pasangan suami istri dan keluarganya. Dia akan menjadi penerus keturunan dan menjadikan sepasang suami istri akan merasa semakin “sempurna” dengan kehadiran sang anak.


Begitu juga kami,
Meski kami sudah punya seorang anak perempuan yang cantik dan pintar, dan selalu kami berdoa untuknya agar menjadi anak sholihah, menjadi qurrota a’yun dan membawa maslahah bagi kehidupan, kami pun masih mendamba seorang momongan lagi.
Kayla Aminah namanya. Delapan tahun usianya sekarang (semoga panjang umur, sehat selalu dan dipenuhi dengan keberkahan).
Kata orang-orang Kayla sudah saatnya punya adik. Jarak 8 tahun itu sudah kejauhan.
Pada awalnya kami masih santai saja Kayla belum punya adik, dan aku masih menggunakan alat kontrasepsi.
Setelah melalui diskusi berdua dengan suami, dengan pertimbangan usiaku yang sudah tidak lagi muda (ceeiilleeee....) akhirnya pada awal bulan Agustus 2012 (saat puasa Ramadhan) aku melepas alat kontrasepsi.
Kami santai saja dalam hal ini. Inginnya alami saja kehamilannya, maksudnya tanpa ada program khusus, kami pun tidak melakukan konsultasi khusus untuk program ini.
Hanya saja, saat melepas alat kontrasepsi aku disarankan untuk mengkonsumsi suplemen vitamin E (waktu itu yang disarankan Santa-E 100 gram) dan suplemem asam folat (folavit 400 mikrogram). Aku pun mulai mengkonsumsi susu untuk wanita yang sedang merencanakan kehamilan (dalam hal ini aku memilih produk *****esensis)

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tapi kehamilan yang kami nantikan tak kunjung datang juga. Hingga aku sudah mulai tidak konsisten lagi minum supleme-suplemen di atas. Aku pun dapat masukan dari beberapa teman beberapa tips agar cepat hamil. Ada yang menyarankan pakai x, y, atau z... ada yang menyarankan kedokter x dan lain-lain. Tentu saja semua masukan aku terima dengan senang hati dan syukur alhamdulillah.

Setahun telah berlalu, hingga aku dan suami sepakat untuk konsultasi ke SpOG. Hingga waktu itu belum ada waktu yang tepat karena kesibukan (atau sok sibuk nih... eh nggak juga, kami mencari waktu yang tepat saja untuk itu dan tentu juga persiapan dana yang mungkin dibutuhkan untuk sebuah program kehamilan)

Ketika aku sudah semangat dan bertekad untuk konsultasi dan mengikuti program yang nanti mungkin akan diberikan oleh sang dokter, aku mendapat tugas ke Cisarua Bogor selama 4 hari, tapi dengan perjalanannya jadi 6 hari (maklum perjalanan darat dengan rombongan satu bus dari perwakilan Kabupaten Gresik), plus mampir-mampirnya mumpung sekalian disana.

Cerita sedikit mengenai perjalanan tersebut (ini tidak keluar dari pokok cerita kok, soalnya masih ada benang merahnya....bukan benang biru lho....)
Selama perjalanan keberangkatan, aku dalam kondisi fit dan sehat, hingga tiba di puncak tepatnya di Taman Safari Indonesia. Kami menginap di Safari Logde

Di hari pertama (setelah tiba disana) aku masih fit. Di hari kedua aku sudah merasa kalau mag ku mulai kambuh karena makan yang kurang teratur (aku terbiasa makan teratur, karena punya penyakit mag). Hari kedua perjalanan ke Jakarta untuk belanja masih terasa cukup enak, hanya makan saja yang nggak terasa enak. Setelah dari Jakarta balik lagi ke puncak. Di tengah perjalanan (sudah jam 7 malam kami sempat mampir di Indomart, saat itu aku beli obat maag dan sirup anti masuk angin. Aku menduga karena kecapekan dan tidak teratur makan makanya mag ku kambuh dan masuk angin.

Hari-hari selanjutnya masih dapat aku lalui dengan cukup baik, dengan mengkonsumsi kedua obat tersebut. Kondisi yang sangat dingin mungkin turut menyumbang kondisiku semakin tidak nyaman. Sampai akhirnya perjalanan pulang tiba, kondisiku sudah mulai menurun, tapi tetap aku usahakan makan meski hanya bisa masuk sedikit. Selama perjalanan rasanya sangat tersiksa dan perjalanan jadi terasa amat jauh, seperti nggak sampai-sampai rumah. Apalagi ini mampir ke Bandung belanja-belanja lagi....Kedua obat tersebut dan minyak kayu putih menjadi teman setiaku. Aku usahakan selama perjalanan untuk tidur walau kadang nggak bisa tidur juga. Untung saja (masih untung nih.... tidak jadi mampir ke Jogya...). makin senewen aku kalau jadi ke Jogya.

Singkat cerita, alhamdulillah sampai juga aku di rumah. Legaaaa rasanya...
Tapi sudah istirahat, sudah dipijat (sama suami aja, bukan sama tukang pijat), kok masih terasa nggak enak, mual-mual dan masuk angin nggak sembuh-sembuh juga, bahkan aku sampai minta dikeroki (ini obat paling manjur kalau aku masuk angin sudah parah). Lumayan sedikit lega dan enteng setelah dikeroki. Tapi mual-mual dan mau muntah masih tetep saja bahkan sampai besoknya.

Dari sini nih aku mulai curiga...aku ingat-ingat haidku sudah telat 2 minggu lebih. Jangan-jangan aku hamil....(astaghfirullah....hamil kok jangan-jangan.... biasa kan ungkapan orang yang penasaran....ada kata yang lebih tepat nggak ya...?)

Aku pun mengatakannya pada suamiku tentang hal tersebut. Lalu, besok paginya (pas hari Minggu) aku berinisiatif untuk ngetes dengan tes pack. Allahu Akbar...Alhamdulillah dari test pack itu terlihat dua garis merah yang artinya bahwa aku positif hamil. Aku pun memberi tahu suamiku kabar gembira tersebut. Kami harus menunggu besoknya untuk ke SpOG guna konsultasi lebih lanjut dan juga memastikan kehamilanku dengan USG.
Tak terkira bahagianya kami dengan kehamilan ini. Karena kami telah menunggunya selama kurang lebih satu tahun (setelah lepas dari kontrasepsi)

(AWALNYA...) MENJADI MODEL ILUSTRASI



Alhamdulillah, kini Allah SWT telah mempercayakan kepada kami sebuah amanah yang luar biasa istimewa, yaitu janin yang ada di dalam rahimku. Sekarang sudah mencapai usia 14 minggu (untuk cerita tentang kehamilanku nanti akan aku posting dalam tulisan tersendiri).

Singkat cerita, tulisan ini aku anggap tulisan pre pregnancy....
Hehehe..... jadi bukan hanya pernikahan aja yang ada pre wedding
Kehamilan pun ada cerita pre pregnancy

Cerita ini terjadi pada bulan Juli 2012 (sebelum puasa Ramadhan).
Pada saat itu, aku diminta oleh keponakanku yang notabene wartawati sebuah tabloid untuk segmen Keluarga Muslim untuk menjadi model ilustrasi sebuah tulisan. Awalnya aku menolak karena memang nggak PD. Aku sarankan saja untuk mencari model yang muda-muda dan cantik tentunya.
Saat itu ia memintaku untuk menjadi model ilustrasi untuk kesehatan wanita dengan tema seputar menjaga kelembaban kulit saat berpuasa.

Tapi, dia meyakinkanku bahwa akupun bisa menjadi modelnya. (Ini anak pasti sedang kepepet kali ya....pikirku... sudah kesulitan lagi cari model kaleee....hehehe ditambah deadline yang sudah mepet.
Dia menambahkan bahwa aku tidak perlu banyak gaya, hanya duduk dan berpose memegang kulit tangan doang....

Meski hanya “menjadi model ilustrasi sebuah tulisan saja” yang bagiku sesuatu yang sangat baru dan kayaknya jauh dari bayangan. Akhirnya, karena kasihan juga sama adikku ini, aku OK in aja, itung-itung pengalaman baru juga bagiku.

Hingga pada waktu hari H pemotretan dilakukan, aku pun dipertemukan dengan sang fotografer. Eeee... ternyata saat itu juga temanya berubah. Ternyata yang lebih mendesak bukan tema yang di atas. Kali ini temanya aku berperan jadi ibu hamil. Waduh, akhirnya cari deh properti yang mengharuskan perutku diganjal sama bantal, wkwkwkwk... karena tema tulisannya tentang “Tips Puasa Sehat Bagi Ibu Hamil”

Saat pemasangan properti pun, kami ketawa ngakak-ngakak karena memang nggak mirip banget sama ibu hamil. Tapi waktu itu sempat terbersit juga dalam pikiranku, siapa tahu setelah ini aku hamil beneran....hehehe...

Setelah dirasa OK, akhirnya pemotretan pun dilaksanakan. Meski harus diulang beberapa kali untuk mendapatkan gambar atau angle yang pas, tapi acara pemotretan berlangsung santai dan tetep kudu ketawa.

Akhirnya, inilah hasilnya ....
Tapi masih banyak yang berkomentar dan menduga bahwa yang difoto bukan orang hamil beneran.... Lha iya, emang nggak hamil dan yang lebih tepat lagi nggak bakat jadi modeeeeeeeelllllll..... meski Cuma model ilustrasi doang....hehehe...
Tapi untunglah, pernah punya pengalaman jadi “model” (dalam tanda kutipnya harus digarisbawahi yaaa...) meski amatiraaaaann... Lumayan, numpang nampang di tabloid... meski nggak jadi orang terkenal hehehe....


Ini tabloidnya, edisi berapa ya ini...?


Wah kalo foto yang ini mantap tenaaannn....
Kelihatan bedanya kan dengan yang di atas....???