29 April 2013

MY SECOND PREGNANCY STORY



(Bagian keempat)


TRI SEMESTER KETIGA

Periksa keenam, Jumat, 26 April 2013
Tak terasa kehamilanku sudah memasuki tri semester ketiga. Sudah mulai terasa mulai cepat capek setelah beraktivitas sesuatu. Gerakannya juga masih aktif dan semakin kuat. Pada periksa kali ini di dr. Zainul Arifin, DSOG menunjukkan kondisi janin sehat, berat janin sekitar 1700 gram. Usia janin 31 minggu lebih 1 hari.

Tapi posisi masih sungsang. DSOG mengatakan tidak perlu khawatir karena posisi janin masih bisa berubah. Disarankan untuk mempersering posisi sujud. Padahal dua hari sebelumnya, saat minta surat ... sempat diperiksa oleh bidan saat itu posisi janin dengan kepala di bawah, tapi memang memeriksanya secara manual (bukan dengan USG). Detak jantung janin juga bagus. Tapi memang untuk usia janin 7 bulan, masih sangat memungkinkan untuk berubah.

Kali ini berat badanku naik 2 kg menjadi 51 kg. Tekanan darah 110/80. Cuma pada tanggal 22 – 25 April aku mengalami sakit gigi. Memang pada awalnya masih aku tahan walaupun sakitnya pada saat tertentu sangat mengganggu, dan kalau sudah tidak tahan pastilah aku menangis. Suamiku membantu dengan memijat bagian punggung dan bisa mengurangi rasa sakitnya. Tapi karena keseringan dipijat, punggungku yang jadi sakit. Akhirnya pada tanggal 25 April aku minta diantar suami ke dokter gigi, dan setelah diperiksa ternyata gigi belakang bagian atas lubang sangat dalam sehingga dentist-nya berinisiatif untuk menambal gigiku tersebut, setelah sebelumnya dilakukan pembersihan. Dan untuk itu, aku harus mengikuti perawatan gigi selama hamil ini, walhasil harus sering-sering ke dentist sesuai dengan jadwal yang diberikan dentist-nya. Alhamdulillah setelah ditambal sementara (untuk selanjutnya akan dievaluasi setiap satu minggu dan dua minggu berikutnya) sudah nggak terasa sakit lagi.

Memang sebelum-sebelumnya, ke dokter gigi sangat jarang. Aku ke dokter gigi kalau hanya pas sakit gigi saja. Kebiasaan yang sangat salah. Tapi ya gimana lagi, semua sudah terjadi. Untuk berikutnya, (dalam hati berjanji) akan rutin memeriksakan gigi nih.... (bisa pegang janji nggak yaa..., soalnya sebelum-sebelumya sudah janin tapi ternyata meleset juga....wadooowww...)
Berikut ada tulisan hasil browsing sana sini tentang ibu hami yang sakit gigi
Mudah-mudahan bermanfaat

KETIKA IBU HAMIL SAKIT GIGI
Ternyata sakit gigi pada ibu hamil akibat gigi berlubang sangat membahayakan janin. Bahkan menurut penelitian oleh Center of Oral and Systemic Disease, University of North Carolina menemukan fakta bahwa disinyalir akibatnya sama dengan bila si ibu mengkonsumsi rokok dan alkohol. Bahkan bisa terjadi keguguran. Aduuuhhh.... kok menakutkan begitu yaa...Aku hanya bisa berdoa semoga kondisi janinku baik-baik saja dan sehat.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Karena adanya penyebaran bakteri Streptococcus Mutans (salah satu penyebab gigi berlubang) ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Pada tingkat lanjut, bakteri ini dapat menyebar mencapai jantung, sehingga gangguan jantung pada bumil sangat mungkin terjadi. Pada masalah gigi yang lebih serius, mengakibatkan produksi prostaglandin akan meningkat dan meningkatkan kontraksi pada rahim yang bisa berakibat keguguran, terutama pada kehamilan tri semester pertama, dimana kondisi janin dalam rahim masih sangat rentan.
Memang aku juga merasa, saat serangan sakit gigi datang, sepertinya janin juga turut gelisah dengan gerakannya dalam rahim yang meningkat.


KAYLA  SUDAH  TIDAK  TERLIHAT  CEMBURU LAGI

Alhamdulillah, kalau kemarin-kemarin Kayla masih ada cemburu sedikit-sedikit, akhir-akhir ini sudah tidak terlihat cemburunya. Aku pun juga tidak terlalu memperlihatkan perhatian yang berbeda dengan sebelumnya, ya sewajarnya saja. Dan aku sering melibatkan Kayla untuk sering mengetahui kondisi calon adiknya. Dia juga sering “menyapa” adiknya di perut. Ada beberapa pertanyaan Kayla seputar adiknya di dalam rahim, rupanya ia juga penasaran ya...
“Bu, adik itu bisa tertawa ta?”
“Bu, adik itu mainan ta kalau di perut?”
“Adik itu bobok atau melek ta bu?”
Dan lain-lainnya...
28 April 2013

SEHARI BERSAMA IBU



(Peringatan Hari Kartini di SD Muhammadiyah GKB)

Peringatan hari Kartini di SD Muhammadiyah GKB berlangsung cukup meriah. Diikuti oleh siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 3 saja bersama ibu-ibu dari siswa yang bersangkutan. Acara dimulai pukul 07.00. Setelah acara pembukaan dan sambutan dari ibu kepala sekolah, dilanjutkan dengan senam bersama ibu dan anak.

 

Kemudian ada beberapa penampilan dari siswa, seperti menyanyi, puisi dan tari-tarian. Kayla ikut menari nih....tapi sayang fotonya nggak jelas soalnya Cuma pake kamera BB, itu pun ngambil gambarnya jauuuhhh dari belakang....

(foto pom-pom dan pom2)



Setelah itu, semua siswa dan ibunya masuk kelasnya masing-masing untuk lomba bersama ibu-ibu dan anak-anak. Untuk kelas satu, lomba merangkai buah, kelas dua lomba merangkai sayur dan membuat gantungan kunci dari kain flanel dan kelas tiga lomba menyusun kue.



Ini suasana di kelas 2D (kelasnya Kayla)


Ini hasilnya kelompok kami.... (Kelompok Kecambah)



Tapi belum menang...



Ini saat membuat gantungan kunci



Waaahhh....semuanya serius dan semangat ikut lomba....



Selain itu, ada juga pameran mini karya anak-anak, dan stand bazar.
26 April 2013

MODEL ILUSTRASI (BAGIAN 2)



MODEL ILUSTRASI

Ini kesempatan kedua kalinya menjadi model ilustrasi sebuah tulisan. Kali ini aku bersama Kayla, temanya adalah “Ketika si Kecil Nempel Terus”.
Sebelum hari H pemotretan, Kayla sangat semangat dengan agenda ini, malah aku sebaliknya, nggak terlalu bersemangat. Namun, saat pemotretan Kayla malah ngambeg nggak mau dipotret sehingga harus dibujuk beberapa kali. Alasan ngambeknya adalah karena dia merasa gerah, nggak mau pakai jilbab padahal berjilbab adalah keharusan dalam pemotretan kali ini, mengingat segmen tabloid ini adalah keluarga muslim.

Tapi ternyata ada “blessing indisguise” (ceileeeee....apaan juga tuuh...?) dari ngambegnya Kayla tersebut, karena ekspresinya justru dapet banget (kata sang fotografer siih) dan tidak terlalu banyak pengarahan gaya.
Ini nih fotonya....





Di luar sesi pemotretan nih, kalau dalam keseharian, alhamdulillah sudah tidak nempel terus, mengingat usianya juga sudah  8 tahun.

Tapi sejak di TK, Kayla sudah sering menginap di rumah mbahnya tanpa kami orangtuanya. Biasanya dia ikut tantenya kalau ke rumah mbahnya.
Namun, untuk tidur sendiri Kayla belum berani. Aku sering memotivasinya untuk berani tidur sendiri, tetapi terkadang suamiku jusru “tidak tega” kalau Kayla tidur sendiri, katanya kasihan... 
03 April 2013

MY SECOND PREGNANCY STORY (Bagian ketiga)



 TRI SEMESTER KEDUA

PERIKSA KETIGA (Selasa, 15 Januari 2013)

            Masih di SpOG yang sama, kali ini keluhan yang berkaitan dengan kehamilan sudah jauh berkurang. Namun kali ini, aku mengalami beberapa kali sakit gigi (gigi berlubang dan gusi meradang) sehingga mengganggu banget terutama saat makan. Memang sebaiknya sebelum hamil harus dilakukan perawatan gigi terlebih dahulu, dan itu tidak aku lakukan. Oleh SpOG disarankan periksa ke dokter gigi saja. Kali ini aku juga mengalami gejala flu sehingga sekalian diresepkan obatnya bersama vitamin yang lain.
            Oh ya, untuk pemeriksaan kali ini tensi normal 110/90, berat badanku 46 kg (naik 2 kg dari sebelumnya). Berat badan janin normal sesuai usianya.

KECEMBURUAN KAYLA

Sudah mulai nampak kecemburuan Kayla dengan “hadirnya” calon adiknya. Tapi menurutku tarafnya masih wajar-wajar saja. Kecemburuannya ditunjukkan dengan misalnya beberapa kali Kayla saat sholat berjamaah minta dipakaikan mukenanya, padahal biasa pakai mukena sendiri. Ketika aku tetap tidak mau memakaikannya maka inilah percakapannya :
“Bu, bawahannya (mukena) pakai-in...”
“Kenapa? Kan Kayla sudah bisa pakai mukena sendiri...”
“Pokoknya pakai-in...”
“Hayo dipakai sendiri... ” (aku tetap bersikukuh)
“Mumpung adik belum lahir Bu, pakai-in...”
“Lho emangnya kenapa kalo adik sudah lahir?”
“Nanti kalo adik lahir, Kayla nggak ada yang ngreken (memperhatikan)”
“Ah masak sih... ya enggak lah... Ya tetap diperhatikan lho, kan sama-sama anak ibu. Tapi karena nanti Kayla sudah jadi kakak, maka harus lebih mandiri. Kalo adik bayi kan masih belum bisa apa-apa, jadi harus banyak dibantu....”

Atau yang ini...
Suatu saat (dan terjadi beberapa kali) aku mencoba untuk mengingatkan Kayla kalau Kayla sudah besar, sudah kelas dua jadi harus sudah bantu-bantu ibu di rumah, apalagi dalam pelajaran PPKn-nya ada juga tentang tugas anak di rumah antara lain membantu pekerjaan orangtua di rumah. Nah, sekalian aku kaitkan dengan hal tersebut aku mencoba bicara pada Kayla pada saat santai,

“Kak, Kakak kan sudah besar, seharusnya bantu-bantu ibu di rumah...”
“Kan aku sudah pernah bantu bu dulu itu mencuci beras”
“Iya, tapi itu kan dulu, kok sekarang nggak pernah lagi?”
“Lha kan sudah bantu setrika juga...” (memang saat aku setrika baju, Kayla beberapa kali minta setrika, tentu aku berikan saja biar sekalian latihan dan mumpung dia mau...untung juga kan ibunya bisa rehat sejenak....hehehe... aku berikan baju rumah (seperti kaos dalam,atau kaos buat dipakai di rumah) yang gampang-gampang setrikanya.
“Iya betul itu.... maksud ibu membantu yang rutin tiap hari, kayak menyapu atau mencuci piring”
“Biar adik aja yang bantu-bantuin, adik aja yang cuci piring...enak lak an adik nggak ngapa-ngapain...”



PERIKSA KEEMPAT (Jum’at, 22 Februari 2013)

            Kali ini aku periksa di Rumah Sakit Petrokimia Gresik, tapi masih dengan dr. Zainul Arifin, SpOG. Sempat menunggu antrian sampai 2 jam.
Tensi normal 110/70, berat badanku 47,5 (naik lagi 1,5 kg dari bulan sebelumnya). Usia janin 22 minggu 1 hari. Berat badan janin normal berkisar antara 500 gr – 600 gr.
Kali ini aku sempat konsultasi tentang keadaan fisik kandunganku berkaitan dengan “besarnya” perut. Mengapa aku sempat khawatirkan ini? Karena di tempat kerjaku ada temanku yang sama-sama hamil dengan usia kehamilan yang hampir sama dengan usia kehamilanku, namun kondisi fisik perutnya sudah jauh lebih besar dari perutku. Disamping itu, banyak teman-teman juga yang mengomentari (kadang dengan bercanda)’ “Wah, kok perutnya kecil ya? Hamil beneran ta ini?” hehehe.....  Ada juga yang komentar, “Sudah berapa usia kehamilannya? Kok sudah lima bulan masih kecil ya? Belum kelihatan ya?...
Ternyata, kata dokter hal itu tidak perlu dirisaukan karena kondisi rahim setiap orang tidak sama. Juga berat badan sebelum hamil kan memang tidak sama, yang terpenting berat janin dalam rahim masih normal sesuai usia kehamilan.
            Dengan penjelasan dokter tersebut, aku tidak perlu khawatir lagi, sehingga yang aku jadikan panduan adalah hasil USG tiap bulan untuk memantau berat janin dalam rahimku.
            Minggu-minggu ini aku sudah merasakan gerakan janinku, tepatnya sekitar minggu ke-20. Gerakannya sudah terasa. Rasanya seneng banget tak terkira. Aku pun memberitahu Kayla tentang hal ini sehingga ia pun turut memegang perutku ketikan calon adiknya bergerak-gerak.
Tapi sesekali juga Kayla pegang perutku sambil berkata :”Adik elek...”


PERIKSA KELIMA (Jumat, 15 Maret 2013)

            Periksa kali ini, alhamdulillah tensi masih normal 110/90. Berat badanku 49 kg (naik 1,5 kg dari bulan sebelumnya). Usia kehamilanku 25 minggu 5 hari. Berat janin berkisar 700 gram – 800 gram.
 Ini gambar janin usia 24 minggu (dari internet) sumbernya lupa.....maaf yaa...
           

Kali ini aku mengkonsultasikan tentang gerakan bayi di dalam rahim. Aku merasa janinku aktif banget, terutama jam-jam tertentu seperti sekitar jam 8 pagi dan jam-jam setelah habis maghrib saat santai sambil leyeh-leyeh.
            Kata dokter, kita bisa memantau gerakan bayi itu masih dalam taraf wajar atau tidak yaitu dengan cara kalau dalam rentang waktu satu jam gerakan janin lebih dari 10 gerakan kemungkinan janin “merasa kurang nyaman” di dalam rahim sehingga si ibu harus segera memeriksakan dirinya.

GERAKAN JANIN DI DALAM RAHIM

Aktifnya janin bergerak menjadi salah satu ciri janin sehat. Makin sering dan kerasnya gerakan, makin bagus kondisi janin. Bila dalam 12 jam terakhir gerakan janin lebih dari 10 kali bisa dikatakan ia baik-baik saja. Tapi angka-angka itu masih dibilang subyektif, karena bagi bumil dengan bobot beran badan berlebih, jumlah gerakan janin yang dirasakan akan berbeda dengan bumil yang kurus.

Pada bumil berberat badan lebih, lemak yang melapisi perut membuatnya kurang sensitif dengan getaran dari gerakan janin. Boleh jadi, pada ibu dengan berat badan berlebih, gerakan janin baru terasa di minggu ke-20.

Tak hanya terkait dengan bobot tubuh calon ibu yang menyebabkan gerak janin sulit atau tidak terdeteksi. Air ketuban juga dapat berpengaruh pada gerakan janin. Pada bumil dengan jumlah air ketuban berlebih, gerakan janin relatif tak terasa.Mari, kenali gerakan janin sesuai dengan usianya, supaya Anda bisa ikut memantau perkembangannya.
  • Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.
  • Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas janin makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.
  • Minggu ke-25 sampai 28. Janin mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan Anda merasakan sensasi seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras.
  • Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan janin makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang Anda sampai merasakan rahim kontraksi.
  • Minggu ke-32 sampai 35. Inilah masa puncak aktivitas janin. Dalam minggu-minggu ini, Anda akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan janin, karena dia semakin besar dan kuat.
  • Minggu ke-36 sampai 40. Ukuran janin yang semakin besar dan keterbatasan ruang dalam rahim membuat gerakan memutar janin makin berkurang frekuensinya. Bila dia asik mengisap jempol dan tiba-tiba lepas, Anda akan merasakan gerakan darting dan cepat. Itu tanda janin memutar kepalanya untuk mencari jempolnya kembali. Jika perut Anda kurus, kemungkinan besar dapat memegang kaki bayi. Gerakan utama yang Anda rasakan adalah tonjokan tangan atau tendangan kaki janin yang mungkin menyakitkan tulang rusuk Anda
Berikut sejumlah kiat menghitung gerakan bayi dalam kandungan, oleh dr Suririnah dalam bukunya, Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan:

* Menghitung gerakan bayi dalam kandungan sudah dapat dimulai sejak bumil dapat merasakan gerakan janinnya secara teratur. Biasanya bumil sudah mengetahui atau menyadari kapan biasanya bayi cenderung lebih aktif bergerak. Dianjurkan mulai kehamilan 28 minggu, ibu mulai melakukan perhitungan ini.
* Pilih saat pagi, siang atau malam yang tepat ketika Anda merasakan bayi bergerak paling aktif. Usahakan melakukan pada waktu yang sama setiap hari. Ini akan memberi hasil yang lebih akurat.
* Posisi yang santai buat Anda adalah duduk atau berbaring, bisa sambil mendengarkan musik, yang penting tidak melakukan aktivitas yang dapat menganggu.
* Mulai menghitung, catat jam mulai, hitung setiap pergerakan sampai 10 kali, catat jam terakhir mencapai 10 kali gerakan, dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai 10 gerakan ini.
* Gerakan yang dihitung adalah gerakan tendangan, tinju, memutar dan bukan cegukan.
* Bila merasa gerakan bayi agak lama, cobalah berjalan atau mengubah posisi tidur.
* Bila dalam empat jam Anda tidak merasakan gerakan atau dalam 12 jam tidak merasakan periode aktif bayi Anda, segera konsultasikan ke dokter.
Kayla juga semakin sering mengajak calon adiknya “berbicara”. Juga mengajaknya “bermain” dengan cara ketika dia merasakan tendangan adiknya, Kayla pun menekan perut saya dengan jarinya.