03 April 2013

MY SECOND PREGNANCY STORY (Bagian ketiga)



 TRI SEMESTER KEDUA

PERIKSA KETIGA (Selasa, 15 Januari 2013)

            Masih di SpOG yang sama, kali ini keluhan yang berkaitan dengan kehamilan sudah jauh berkurang. Namun kali ini, aku mengalami beberapa kali sakit gigi (gigi berlubang dan gusi meradang) sehingga mengganggu banget terutama saat makan. Memang sebaiknya sebelum hamil harus dilakukan perawatan gigi terlebih dahulu, dan itu tidak aku lakukan. Oleh SpOG disarankan periksa ke dokter gigi saja. Kali ini aku juga mengalami gejala flu sehingga sekalian diresepkan obatnya bersama vitamin yang lain.
            Oh ya, untuk pemeriksaan kali ini tensi normal 110/90, berat badanku 46 kg (naik 2 kg dari sebelumnya). Berat badan janin normal sesuai usianya.

KECEMBURUAN KAYLA

Sudah mulai nampak kecemburuan Kayla dengan “hadirnya” calon adiknya. Tapi menurutku tarafnya masih wajar-wajar saja. Kecemburuannya ditunjukkan dengan misalnya beberapa kali Kayla saat sholat berjamaah minta dipakaikan mukenanya, padahal biasa pakai mukena sendiri. Ketika aku tetap tidak mau memakaikannya maka inilah percakapannya :
“Bu, bawahannya (mukena) pakai-in...”
“Kenapa? Kan Kayla sudah bisa pakai mukena sendiri...”
“Pokoknya pakai-in...”
“Hayo dipakai sendiri... ” (aku tetap bersikukuh)
“Mumpung adik belum lahir Bu, pakai-in...”
“Lho emangnya kenapa kalo adik sudah lahir?”
“Nanti kalo adik lahir, Kayla nggak ada yang ngreken (memperhatikan)”
“Ah masak sih... ya enggak lah... Ya tetap diperhatikan lho, kan sama-sama anak ibu. Tapi karena nanti Kayla sudah jadi kakak, maka harus lebih mandiri. Kalo adik bayi kan masih belum bisa apa-apa, jadi harus banyak dibantu....”

Atau yang ini...
Suatu saat (dan terjadi beberapa kali) aku mencoba untuk mengingatkan Kayla kalau Kayla sudah besar, sudah kelas dua jadi harus sudah bantu-bantu ibu di rumah, apalagi dalam pelajaran PPKn-nya ada juga tentang tugas anak di rumah antara lain membantu pekerjaan orangtua di rumah. Nah, sekalian aku kaitkan dengan hal tersebut aku mencoba bicara pada Kayla pada saat santai,

“Kak, Kakak kan sudah besar, seharusnya bantu-bantu ibu di rumah...”
“Kan aku sudah pernah bantu bu dulu itu mencuci beras”
“Iya, tapi itu kan dulu, kok sekarang nggak pernah lagi?”
“Lha kan sudah bantu setrika juga...” (memang saat aku setrika baju, Kayla beberapa kali minta setrika, tentu aku berikan saja biar sekalian latihan dan mumpung dia mau...untung juga kan ibunya bisa rehat sejenak....hehehe... aku berikan baju rumah (seperti kaos dalam,atau kaos buat dipakai di rumah) yang gampang-gampang setrikanya.
“Iya betul itu.... maksud ibu membantu yang rutin tiap hari, kayak menyapu atau mencuci piring”
“Biar adik aja yang bantu-bantuin, adik aja yang cuci piring...enak lak an adik nggak ngapa-ngapain...”



PERIKSA KEEMPAT (Jum’at, 22 Februari 2013)

            Kali ini aku periksa di Rumah Sakit Petrokimia Gresik, tapi masih dengan dr. Zainul Arifin, SpOG. Sempat menunggu antrian sampai 2 jam.
Tensi normal 110/70, berat badanku 47,5 (naik lagi 1,5 kg dari bulan sebelumnya). Usia janin 22 minggu 1 hari. Berat badan janin normal berkisar antara 500 gr – 600 gr.
Kali ini aku sempat konsultasi tentang keadaan fisik kandunganku berkaitan dengan “besarnya” perut. Mengapa aku sempat khawatirkan ini? Karena di tempat kerjaku ada temanku yang sama-sama hamil dengan usia kehamilan yang hampir sama dengan usia kehamilanku, namun kondisi fisik perutnya sudah jauh lebih besar dari perutku. Disamping itu, banyak teman-teman juga yang mengomentari (kadang dengan bercanda)’ “Wah, kok perutnya kecil ya? Hamil beneran ta ini?” hehehe.....  Ada juga yang komentar, “Sudah berapa usia kehamilannya? Kok sudah lima bulan masih kecil ya? Belum kelihatan ya?...
Ternyata, kata dokter hal itu tidak perlu dirisaukan karena kondisi rahim setiap orang tidak sama. Juga berat badan sebelum hamil kan memang tidak sama, yang terpenting berat janin dalam rahim masih normal sesuai usia kehamilan.
            Dengan penjelasan dokter tersebut, aku tidak perlu khawatir lagi, sehingga yang aku jadikan panduan adalah hasil USG tiap bulan untuk memantau berat janin dalam rahimku.
            Minggu-minggu ini aku sudah merasakan gerakan janinku, tepatnya sekitar minggu ke-20. Gerakannya sudah terasa. Rasanya seneng banget tak terkira. Aku pun memberitahu Kayla tentang hal ini sehingga ia pun turut memegang perutku ketikan calon adiknya bergerak-gerak.
Tapi sesekali juga Kayla pegang perutku sambil berkata :”Adik elek...”


PERIKSA KELIMA (Jumat, 15 Maret 2013)

            Periksa kali ini, alhamdulillah tensi masih normal 110/90. Berat badanku 49 kg (naik 1,5 kg dari bulan sebelumnya). Usia kehamilanku 25 minggu 5 hari. Berat janin berkisar 700 gram – 800 gram.
 Ini gambar janin usia 24 minggu (dari internet) sumbernya lupa.....maaf yaa...
           

Kali ini aku mengkonsultasikan tentang gerakan bayi di dalam rahim. Aku merasa janinku aktif banget, terutama jam-jam tertentu seperti sekitar jam 8 pagi dan jam-jam setelah habis maghrib saat santai sambil leyeh-leyeh.
            Kata dokter, kita bisa memantau gerakan bayi itu masih dalam taraf wajar atau tidak yaitu dengan cara kalau dalam rentang waktu satu jam gerakan janin lebih dari 10 gerakan kemungkinan janin “merasa kurang nyaman” di dalam rahim sehingga si ibu harus segera memeriksakan dirinya.

GERAKAN JANIN DI DALAM RAHIM

Aktifnya janin bergerak menjadi salah satu ciri janin sehat. Makin sering dan kerasnya gerakan, makin bagus kondisi janin. Bila dalam 12 jam terakhir gerakan janin lebih dari 10 kali bisa dikatakan ia baik-baik saja. Tapi angka-angka itu masih dibilang subyektif, karena bagi bumil dengan bobot beran badan berlebih, jumlah gerakan janin yang dirasakan akan berbeda dengan bumil yang kurus.

Pada bumil berberat badan lebih, lemak yang melapisi perut membuatnya kurang sensitif dengan getaran dari gerakan janin. Boleh jadi, pada ibu dengan berat badan berlebih, gerakan janin baru terasa di minggu ke-20.

Tak hanya terkait dengan bobot tubuh calon ibu yang menyebabkan gerak janin sulit atau tidak terdeteksi. Air ketuban juga dapat berpengaruh pada gerakan janin. Pada bumil dengan jumlah air ketuban berlebih, gerakan janin relatif tak terasa.Mari, kenali gerakan janin sesuai dengan usianya, supaya Anda bisa ikut memantau perkembangannya.
  • Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.
  • Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas janin makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.
  • Minggu ke-25 sampai 28. Janin mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan Anda merasakan sensasi seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras.
  • Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan janin makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang Anda sampai merasakan rahim kontraksi.
  • Minggu ke-32 sampai 35. Inilah masa puncak aktivitas janin. Dalam minggu-minggu ini, Anda akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan janin, karena dia semakin besar dan kuat.
  • Minggu ke-36 sampai 40. Ukuran janin yang semakin besar dan keterbatasan ruang dalam rahim membuat gerakan memutar janin makin berkurang frekuensinya. Bila dia asik mengisap jempol dan tiba-tiba lepas, Anda akan merasakan gerakan darting dan cepat. Itu tanda janin memutar kepalanya untuk mencari jempolnya kembali. Jika perut Anda kurus, kemungkinan besar dapat memegang kaki bayi. Gerakan utama yang Anda rasakan adalah tonjokan tangan atau tendangan kaki janin yang mungkin menyakitkan tulang rusuk Anda
Berikut sejumlah kiat menghitung gerakan bayi dalam kandungan, oleh dr Suririnah dalam bukunya, Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan:

* Menghitung gerakan bayi dalam kandungan sudah dapat dimulai sejak bumil dapat merasakan gerakan janinnya secara teratur. Biasanya bumil sudah mengetahui atau menyadari kapan biasanya bayi cenderung lebih aktif bergerak. Dianjurkan mulai kehamilan 28 minggu, ibu mulai melakukan perhitungan ini.
* Pilih saat pagi, siang atau malam yang tepat ketika Anda merasakan bayi bergerak paling aktif. Usahakan melakukan pada waktu yang sama setiap hari. Ini akan memberi hasil yang lebih akurat.
* Posisi yang santai buat Anda adalah duduk atau berbaring, bisa sambil mendengarkan musik, yang penting tidak melakukan aktivitas yang dapat menganggu.
* Mulai menghitung, catat jam mulai, hitung setiap pergerakan sampai 10 kali, catat jam terakhir mencapai 10 kali gerakan, dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai 10 gerakan ini.
* Gerakan yang dihitung adalah gerakan tendangan, tinju, memutar dan bukan cegukan.
* Bila merasa gerakan bayi agak lama, cobalah berjalan atau mengubah posisi tidur.
* Bila dalam empat jam Anda tidak merasakan gerakan atau dalam 12 jam tidak merasakan periode aktif bayi Anda, segera konsultasikan ke dokter.
Kayla juga semakin sering mengajak calon adiknya “berbicara”. Juga mengajaknya “bermain” dengan cara ketika dia merasakan tendangan adiknya, Kayla pun menekan perut saya dengan jarinya.

2 komentar:

  1. Kayla mulai cemburu tapi nanti sayang bgt sama adiknya, ya :)

    BalasHapus
  2. waw Kayla mau py adik ya, dah lama gak main kesini, moga lancar ya kehamilannya jeng

    BalasHapus