07 Januari 2014

KEJUTAN DI HARI IBU

Tanggal 22 Desember  tepatnya setelah waktu maghrib, di rumah ada kami bertiga, aku, Kayla dan Athiyah. Saat itu aku sedang bersama Athiyah. Kayla juga ada disitu tapi kadang masuk ke kamar. Kemudian Kayla mencoba mematikan lampu dan kemudian menghidupkannya, sambil berkata, “Enak gelap ya kayak di bioskop. Dimatikan aja lampunya ya...”. Awalnya aku nggak merespon, karena beberapa kali Kayla melakukan itu saat melihat TV atau DVD. Dia pun mematikan lagi lampunya. Aku pun berkata pada Kayla, “Kak, nanti adik nggak kelihatan kalau gelap. Ayo dinyalakan aja.” Kemudian lampu dinyalakan, tapi kemudian dimatikan lagi sambil berkata, “Enak gelap bu.” 
Sebenarnya ruangan nggak gelap-gelap banget karena masih ada cahaya dari TV dan cahaya lampu dari arah dapur.
Tiba-tiba, Kayla lari ke arah dapur. Aku pun tidak menghiraukannya karena pikirku dia mau ambil minum atau ambil makanan di dapur. Tanpa aku duga, Kayla memelukku dari belakang dan kemudian memberikan ciuman di pipiku sambil berucap, “Selamat Hari Ibu...”

Sejenak kemudian Kayla menyodorkan Nutrigel warna  ungu yang dibuatnya siang tadi. (Perlu diketahui tadi siang Kayla dan Nina, anak depan rumah yang biasa main sama Kayla membuat nutrigel warna ungu, dicetak dalam 3 mangkok kecil, satu mangkok dimakan bersama-sama, satu mangkok dibawa Nina pulang dan satu mangkok lagi disimpan Kayla di kulkas. Saat menaruh nutrigel itu Kayla sempat berpesan kepadaku, “Bu, ini nggak boleh dimakan lho. Nanti kalo sudah waktunya baru boleh”. Aku pun meng-iyakan aja pesannya. Aku pikir karena itu hasil karyanya dan akan dimakan nanti-nanti, makanya dia berpesan begitu.
Aku sama sekali tak menduga ternyata mereka berdua menyiapkan kejutan buat ibunya masing-masing. Memang mereka berdua di dalam kamar dan pintunya ditutup. Aku kira mereka bermain seperti biasanya, ternyata di dalam kamar mereka menyiapkan kejutan di hari Ibu, termasuk membuat kartu ucapan Selamat Hari Ibu.
Memang beberapa hari yang lalu Kayla sempat bertanya padaku, “Bu, nanti kalo hari ibu, ibu minta hadiah apa?”
“Emangnya Kayla punya uang kok mau memberi ibu hadiah?”
“Ya punyalah”
“Yaa, kalo hadiah itu kan terserah yang ngasih kan?”
Setelah itu nggak ada bahasan lagi sampai ada peristiwa kejutan di malam itu.
Aku pun jadi sangat terharu. Sesaat setelah Kayla memberikan hadiahnya di hari Ibu , aku pun memeluknya dan menciumnya.
Selain nutrigel hasil karnyanya, ia pun menyodorkan dua kartu ucapan berbentuk hati berwarna merah muda yang dibuatnya sendiri. Aku pun membuka dan membaca kartu itu. Ternyata kartu yang besar dari Kayla dan yang kecil dari Athiya (ini aku juga nggak nyangka, Kayla punya ide membuatkan kartu ucapan buat adiknya)
Ada dua kartu yang dibuat Kayla, katanya satu dari Kayla dan satunya lagi dari Athiyah, tapi Kayla yang mbuatin. Fotonya ada di atas sendiri tuh....

 Di dalam kartu itu ada tulisannya seperti ini:


Kartu dari Kayla:

Selamat Hari Ibu...
Aku sangaaat senang denganmu  Ibu...
Maafkan kesalahanku/perbuatanku ya Ibu...
Aku hanya bisa memberi sebuah kartu dan Jelly ini
Ibu kau sudah membesarkanku dan mendidikku dengan suka rela
Terima kasih ya Ibu...

Dari : Kayla
Untuk : Ibuku tersayang
I love Mom

Yang ini dari Athiyah (dibuatkan Kayla)



Selamat Hari Ibu...
Athiyah sangaat sayang sekali dengan Ibu
Karena Ibu telah melahirkanku dan membesarkanku
Terima kasih Ibu...
Aku hanya bisa memberi sebuah kartu ini

Dari : Athiyah
Untuk : Ibuku tersayang
I love You...

Setelah aku baca aku cium lagi Kayla dan Athiyah serta tak lupa aku ucapkan terima kasih kepada mereka berdua. Dan aku pun langsung memakan nutrigel hasil karya Kayla....

Subhanallah, aku lantunkan doa-doa buat mereka berdua semoga menjadi anak-anak sholihah yang selalu membawa kebaikan bagi diri dan sekitarnya. Semoga mereka berdua menjadi rahmat bagi kami orangtuanya dan bagi semesta. Amin

SETELAH MASUK KERJA

Athiyah berusia 3 bulan ketika aku harus kembali ke sekolah alias masuk kerja lagi, tepat tanggal 4 Oktober 2013. Rasa-rasanya pingin nambah cutinya hehehe.... Untungnya aku kerja hanya tidak seharian penuh sehingga masih “banyak” ( ???) waktu buat ngurus anak-anak dan juga menyelesaikan pekerjaan rumah yang tiada habisnya itu.
Tiga minggu sebelum masuk kerja aku sudah berusaha melatih Athiyah minum ASI pakai botol/dot. Namun tidak semudah yang aku kira. Padahal waktu masih bayi usia sekitar satu minggu pernah aku beri ASI dalam dot dan mau serta lancar. Tapi, tidak aku teruskan karena khawatir bingung puting dan nggak mau menyusu lagi, lagian aku pikir cutiku masih lama.

Ternyata Athiyah agak susah minum pakai dot. Meski tidak menolak ketika disodori dot, tapi untuk menghabiskan ASI 30 ml saja perlu waktu yang sangat lama dan kadang tidak habis. Athiyah hanya menggigit-gigitnya saja. Lama-lama kalau terus diberikan dia pun akan rewel. Semakin dekat waktu masuk kerja, Athiyah masih susah minum pakai dot. Sedih juga rasanya karena khawatir nantinya Athiyah kurang minumnya kalau begitu terus.
Selain masalah ASI , rencananya Athiyah akan kami titipkan di tempat penitipan anak, karena di rumah tidak ada ART dan memang tidak gampang cari ART yang sesuai dengan keinginan kita dan care pada bayi/anak kecil. Ada tetangga depan rumah yang bersedia membantu mengasuh Athiyah selama aku bekerja, katanya kasihan Athiyah kalau harus dititipkan di TPA karena usianya yang masih kecil masih rentan tertular penyakit bila di TPA tersebut ada anak yang sakit seperti pilek atau batuk.
Namun kemudian neneknya (ibu mertuaku) berharap mau momong Athiyah. Sebenarnya kasihan juga kalau ibu yang momong Athiyah karena khawatir beliaunya kecapekan. Tapi beliaunya tetap bersikeras ingin momong cucunya.  Beruntungnya lagi ada mbak Hana (adik iparku) yang turut membantu ibu momong Athiyah sehingga ibu nggak terlalu capek.
Kembali ke masalah minum ASI, selama 1,5 bulan oleh neneknya ditelateni minum ASI pakai dot dengan harapan suatu hari Athiyah mau minum pakai dot. Tapi hanya ada perkembangan sedikit saja, yaitu ketika lapar betul baru Athiyah bisa cepat minum ASI nya. Ini artinya, sebenarnya Athiyah bisa ngedot tapi mungkin dia merasa kurang suka atau tidak nyaman minum di dot. Tapi memang masih sangat kurang, karena aku siapkan 3 botol kecil masing-masing 30 ml saja kadang tidak habis.    Begitu aku pulang, Athiyah pun langsung menyusu seperti orang kehausan dan akan sering menyusu.

Kemudian aku pun beralih ke sendok. Sebelumnya pernah juga aku coba pakai sendok tapi saat itu masih susah juga, terus ditelateni pakai dot oleh neneknya. Aku coba pakai cup feeder tapi dia juga masih kelihatan belum mau. Di pertengahan November, Athiyah sudah mulai terbiasa minum pakai sendok. Habis ASI nya pun lebih banyak sekitar 50 ml sekali minum. Aku pun lebih lega.


Aku coba pakai cup feeder pun sudah mulai mau. Alhamdulillah, semoga selanjutnya Athiyah semakin banyak minum ASI nya sehingga berat badannya pun semakin bertambah.