11 Desember 2014

BCG...

Ketika membuka-buka file foto, aku tertarik pada foto berikut ini...

yaitu saat Athiyah berusia 2 bulan. Ketika itu Athiyah mendapat imunisasi BCG dan beberapa hari setelahnya bekas suntikan di lengan kanannya bengkak yang menurutku cukup besar karena diameternya hampir 1,5 cm. Setelah konsultasi ke bidan yang juga sepupu saya sendiri, hati ini lebih tenang meskipun sepupu saya juga agak kaget kok bisa sampai bengkaknya sebesar itu. Tapi Athiyah sepertinya biasa saja alias tidak merasa sakit saat bagian yang bengkak aku pegang pelan-pelan.
Selain itu akupun cari informasi tentang suntikan vaksin BCG itu yang memang bermanfaat mencegah TBC yang paling efektif.

Mengapa penyuntikan dilakukan di lengan ? tidak di paha saja?
Ternyata kalau disuntiknya di paha lebih sulit dilakukan karena lapisan lemak di bawah kulit paha lebih tebal sehingga dikhawatirkan kegagalannya lebih besar karena vaksin sulit menembus lapisa lemak. Untuk teknik penyuntikannya pun berbeda dengan suntik yang langsung ke dalam otot. Untuk BCG ini penyuntikannya hanya di bawah kulit.

Keberhasilan suntikan BCG berupa bisul kecil tapi tentu beda dari bisul yang biasanya. Bisul ini awalnya berupa bentol besar lalu berbentuk seperti bisul yang ada nanahnya. Nah, bentol besar pada Athiyah ini terlalu besar sehingga yang melihatnya saja agak ngeri.

03 Desember 2014

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BICARA ATHIYAH

Pada saat ikut Posyandu bulan November kemarin, saat DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang), kami disarankan untuk semakin intens “melatih” Athiyah dalam berbicara. Meski menurut pengamatanku dan aku kolaborasikan dengan informasi tumbuh kembang anak, kemampuan bicara Athiyah masih dalam taraf normal.
Untuk perkembangan bicara anak usia 12 – 18 bulan (Athiyah kini usia 17 bulan) menurut ahli sebagai berikut:
Mampu mengucapkan  antara 1 – 5 kata yang agak jelas. Kosa kata Athiyah saat ini antara lain: mama, papa, asuk (masuk), ulis (nulis), abis (habis).  Ada juga beberapa kata yang masih kurang jelas tapi sering diucapkan, antara lain: aem (makan), au (mau), num num (minum), uka (buka), apak (bapak), acak (kakak), anti (ganti baju), atit (sakit), kalao kata yng ini ngomongnya sambil nyanyi lagunya Cita Citata. Ketika orang disekitarnya nyanyi lagu tersebut, Athiyah akan menyaut : “atit...atit...” sambil memegang dadanya...
Karena masih sangat terbatas kosa kata yang dikuasainya maka seringkali menggunakan jarinya untuk menunjuk sesuatu yang dimau sebagai pengganti kata-kata yang belum bisa diucapkannya. Misalnya : Athiyah ingin digendong  ke kamar maka dia akan menunjuk ke arah kamar sambil ngomong  “tah...tah...” . Atau ketika Athiyah ingin keluar jalan-jalan maka Athiyah akan menunjuk jilbab agar ibu atau tante pakai jilbab dan keluar  rumah.
Kalau ibu baru pulang kerja Athiyah langsung memegang bahkan kadang menarik kaos kaki ibu (agar dilepas maksudnya) dan menarik  jilbab agar dilepas juga.
Untuk stimulasi bicara Athiyah, kami, terutama aku selalu mengajaknya bicara dalam berbagai kesempatan, bahkan saat prosesi mandi. Juga dengan sering menyebut nama-nama anggota tubuhnya dan nama-nama benda yang ada di sekitar kita. Tapi seringnya kalau Athiyah disuruh menirukan kata dia hanya tersenyum atau tertawa. Tapi kalau tidak disuruh malah kadang menirukan omongan kita, tentunya kata yang tidak sulit bagi dia.
Selain itu meski kita tahu kemampuan bicaranya masih terbatas, saat Athiyah bicara sesuatu yang tidak/kurang jelas maksudnya, tetap aku usahakan untuk membetulkannya, dan aku minta anaknya untuk mengulangnya meski kadang tidak mau. Pernah coba aku tidak penuhi keinginannya karena tidak mau mengulang kata-kata yang kurang jelas, malah Athiyah marah dan menangis.
Mengapa anak bisa terlambat bicara?
Ada beberapa kemungkinan penyebabnya, antara lain : Pertama, anak-anak yang diasuh oleh orangtua/pengasuh yang pendiam sehingga kurang terstimulasi kemampuan bicaranya. Bisa juga karena tidak mau repot, sang ibu terlalu banyak membiarkan anaknya hanya menonton tv sehari-harinya. Kedua, oarangtua selalu memenuhi keinginan anak ketika anak minta sesuatu tanpa bicara hanya dengan menunjuk-nunjuk saja. Ketiga, bisa jadi karena anak-anak yang diatas usia 1 tahun masih makan makanan yang dihaluskan. Mengapa demikian? Karena organ bicara dan organ untuk makan sama sehingga kalau masih makan makanan halus berdampak juga pada kurang terlatihnya otot bicara. Keempat, adanya gangguan perkembangan seperti ADHD, austisme, mental retarded, dll. Kelima, adanya keterbatasan fisik seperti bibir sumbing dan gangguan pendengaran.