29 Desember 2015

SUNGKEM UNTUK IBUKU...

Kalau sudah bicara tentang sosok ibu, anganku pun melayang ke sebuah desa dimana aku dilahirkan, dimana aku tumbuh sampai usia remaja akhir. Terbayang lagi pada masa kecilku yang diceritakan oleh ibuku, dan banyak hal yang tidak bisa lepas dari sosok seorang ibu.
Ibuku lahir pada 29 Desember 1956, berarti usia beliau sekarang 59 tahun. 

SELAMAT ULANG TAHUN, IBU...
SUGENG AMBAL WARSO INGKANG KAPING 59...

Maaf...aku masih belum bisa banyak membahagiakan beliau, hanya lantunan doa yang setiap hari aku panjatkan untuk kesehatan belaiu, ketenangan hati dan pikiran beliau, dimudahkan selalu rejekinya dan semua doa yang terbaik yang dapat kami persembahan.

Ibuku....
Sosok yang kuat, tegar, tak gampang menyerah, lembut tapi juga tegas. Ketika kami kumpul-kumpul bersama, ibuku sering bercerita tentang masa mudanya, saat-saat ibu masih sekolah, guru-gurunya dan kenangan-kenangan bersama teman-temannya, hingga suatu saat bertemu dengan seseorang yang aku sebut BAPAK...

Jangan bayangkan mereka berpacaran seperti anak jaman sekarang, ketemu aja malu-malu. Konon katanya wakti itu ada pertunjukan reog di Ponorogo, kota dimana ibuku dilahirkan. Ibuku yang saat itu sudah bisa menjahit sederhana (karena nenekku juga seorang penjahit dan pedagang baju khas Ponorogo (baju reog) didekati oleh Bapakku dan mengatakan, "Aku juga mau dibuatkan celana seperti itu..."
Itu awalnya, yang kemudian ditindaklanjuti "berurusan" dengan orangtua. Bapak dan ibu beda usia 11 tahun. Singkat cerita menikahlah mereka berdua pada hari Jumat tanggal 4 Agustus 1972.

Dua tahun kemudian lahirlah kakakku. Menyusul 3 tahun kemudian lahirlah aku. Ibuku pernah cerita di usiaku yang ke-3 bulan ASI ibuku tiba-tiba berhenti berproduksi. Betapa sedihnya beliau dengan kondisi ini. Tak jarang beliau menangis karena merasa tidak bisa memberikan ASI sampai 2 tahun. Waktu itu belaiu tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi, padahal beliau sudah berusaha keras agar ASI bisa keluar, namun hasilnya nihil. Jangan bayangkan banyak dokter seperti sekarang yang anytime bisa berkonsultasi. Saat itu bidan pun masih sangat jarang, yang ada adalah mantri kesehatan. Akupun tumbuh dengan susu formula.

Ketika Bapakku mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya luka berat, saat itu usiaku sekitar 3 tahun (aku belum sekolah), ibu yang pontang panting merawat Bapak yang saat itu harus mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Kustati Solo, karena RS di Trenggalek dan Ponorogo tidak sanggup menangani. Dengan 3 anak yang masih kecil beliau yang mengurus Bapak yang diharuskan opname beberapa bulan dan kontrol rutin setelahnya. Kami pun dititipkan di rumah nenek di Ponorogo. Sesekali ibu bergantian mengajak kami menjenguk Bapak ke Solo. Sebagai anak kecil waktu itu aku tidak terlalu paham bagaimana keluh kesah ibu saat itu. Yang aku ingat, saat aku diajak ke Solo menjenguk Bapak, aku sempat diajak ke pasar malam atau apa yaa...yang pasti banyak sekali orang berjualan mainan anak-anak kayak pasar malam gitu dan aku dibelikan mainan...

Karena kondisi bapak yang demikian, otomatis pengeluaran juga bertambah banyak. Berapalah gaji guru PNS saat itu, masih jauh dari kata cukup. Ketika Bapak sudah diijinkan rawat jalan, ibu pun ikut kursus menjahit, dengan harapan dapat menambah penghasilan keluarga nantinya. Dan sampai saat ini ibupun masih menerima jahitan, meski sudah banyak berkurang karena faktor usia dan tenaga. Teringat pula olehku, ketika menjelang Ramadhan banyak sekali baju yang harus diselesaikan oleh ibu. Sebagai anak perempuan aku pun membantu mengesum, memasang kancing baju, hak dan merader (apa ya istilah yang tepat...) sampai lembur-lembur dan jam tidur ibu pun sangat berkurang, apalagi saat semakin mendekati hari lebaran karena khawatir ada baju yang tidak terselesaikan. Alhamdulillah, Allog SWT senantiasa memberikan kesehatan pada ibu. Kalau pun sakit itu karena kecapekan, flu, pusing atau masuk angin.
Saat Ibu mengikuti kursus bordir
Cobaan demi cobaan seolah tiada berhenti. Adikku yang ketiga yang lahir pada tahun 1981 menderita sakit di kepalanya dan sering juga bolak balik ke RS. Awalnya dikira sakit kepala biasa dan kenger seperti salah posisi tidur aja sehingga hanya rawat jalan...dan mungkin juga karena saat itu diagnosa kesehatan tidak sedetail sekarang dengan istilah penyakit yang bermacam-macam. Sampai suatu saat kami harus kehilangan dia setelah beberapa hari dirawat di RSUD. Saat itu dia masih berusia 5 tahun dan kelas TK B. Ah...jadi sedih kalau mengingatnya... Saat itu adikku mau dirujuk ke RS yang lebih besar di Surabaya karena RS daerah sudah angkat tangan. Tapi ketika pagi mau siap berangkat, setelah disuapi ibu, Alloh berkehendak mengambilnya.
Aku dan adikku Irma (alm)

Beberapa minggu dan bulan sepeninggal adikku, ketika ibu bertemu dengan teman-temannya dan menceritakan tentang adikku, menangislah ibu dengan temannya itu. Sering kejadian itu aku lihat. Aku yang saat itu masih belum paham apa dan bagaimananya merasa kesal dalam hati bila ibu bertemu temannya di manapun karena selalu membuat ibu menangis karena teringat adikku kembali. Jadi kalau aku diajak ibu pergi ke pasar atau le toko pasti berharap agar ibu tidak ketemu dengan teman-temannya sehingga ibu tidak akan menangis lagi...

Anganku pun melayang ketika aku masih kelas 3 SD kalau nggak salah. Kakiku terserang penyakit kulit yang sulit disembuhkan. Padahal lukanya tidak terlalu besar, diameternya sekitar 3 cm. Sudah seringkali dibawa ke Puskesmas, ke dokter juga tapi tidak sembuh-sembuh. Segala macam saran dari orang-orang pun dilakukan ibuku dengan telaten. Mulai dari merebus babakan (kulit pohon) kamboja semalaman untuk kemudian kakiku direndamkan dalam air rebusannya yang hangat-hangat kuku lalu luka dibersihkan, menempelkan parutan kelapa pada lukanya lalu dibungkus dengan kain dan dibiarkan semalaman, membuat tape dari nasi yang kemudian dibubuhkan pada luka dan dibalut dengan kain dibiarkan semalaman, mencarikan daging bekicot, mencarikan dan menggorengkan daging tokek, dan masih banyak lagi yang dilakukan ibuku demi kesembuhan kakiku saat itu. Beliau tidak pernah menyerah dan seingatku saat itu aku tidak pernah mendengar beliau mengeluh... Itu baru masalah kakiku, belum hal-hal lain yang luput dari ingatanku...

Tak akan cukup diceritakan disini bagaimana kesabaran dan ketangguhan ibuku dalam mengarungi kehidupan ini...Itu hanya sebagian kecil dari masa kecilku yang aku ceritakan. Masih banyak cobaan dan ujian yang harus dihadapi oleh keluarga kami. Bila tidak ada ibu seperti ibuku..aku tak tahu lagi bagaimana bisa akan jadi seperti sekarang ini. 

Terima  kasih aku panjatkan ke hadirat-Mu Ya Rabb yang telah menjadikan aku sebagai anaknya...

IBU ADALAH MALAIKAT YANG TERLIHAT...
ALLOH MENGUATKAN BAHUNYA UNTUK ANAK-ANAKNYA
ALLOH MELEMBUTKAN HATINYA UNTUK MEMBERI RASA AMAN
ALLOH MENEGUHKAN PRIBADINYA UNTUK TERUS BERJUANG SAAT YANG LAIN MENYERAH

CINTA YANG DIBERIKANNYA TANPA SYARAT
CINTA DAN KASIHNYA TAK KAN LEKANG OLEH WAKTU
MESKI KITA SENDIRI SUDAH MEMPUNYAI ANAK, BAHKAN CUCU

MUDAH-MUDAHAN ALLOH MEMBERIKAN KEBERKAHAN. 
BERKAH USIANYA
BERKAH REJEKINYA
BERKAH SEHATNYA...

IBU MAAFKAN ANAKMU 
YANG TELAH MELUKAI HATIMU

DALAM KERENDAHAN HATIMU ADA KETINGGIAN BUDI
DALAM KEKURANGAN HARTA, ADA KEKAYAAN JIWA
DALAM KEPEDIHAN HATI SELALU ADA MAAF
DALAM KEPASRAHAN HIDUP SELALU ADA KEIKHLASAN
26 Desember 2015

SEBERAPA ROMANTIS-KAH SUAMIMU...

Teringat percakapan dengan suami beberapa tahun yang lalu...(ih, lama amat). 
Aku dan suami sempat membicarakan hal ini, karena dari awal aku rasa suamiku ini nggak romantis-romantis amat. Perempuan mana sih yang nggak suka diromantisin? (istilah apa ini..)
Lagian, romantis itu apa sih?
Apa kayak yang di film-film, sinetron, dan novel? Yang selalu kasih kejutan, kasih bunga, hadiah, dll, yang selalu ingat ultah pasangan, sering bilang, “I Love You”, selalu sayang-sayangan, setiap menit eh setiap beberapa jam sekali selalu telepon dan nanya kabar? (kalo ini mah harus ekstra pulsa), selalu bergandengan tangan, atau menunjukkan kemesraan di depan umum (waduuhh...)
Eh iya, kembali ke awal, kan mau cerita percakapannya, kok jadi kemana-mana...gara-gara romantisme nih...haalllaah....
Waktu itu di acara TV sedang ada berita tentang seorang artis dengan pasangannya yang begitu romantis...

Aku : “Wuih, romantise artis iki”
Suami : “Walaaah romantis opo...”
Aku : “Ya kan gitu-gitu tandanya romantis”
Suami : “Menurutku romantis itu nggak terlalu penting”  

(Cateeett...katanya romantis itu nggak terlalu penting... Pernyataan yang membuat ilfeel nggak sih....
Padahal istrinya suka dengan hal-hal yang berbau romantis. Suamiku aja kali yang nggak bisa romantis. Mulai agak sewot nih...

Aku : “Terus...?”
Suami : “Romantis itu nggak terlalu penting...yang lebih penting itu perhatian, tanggung jawab, keberpihakan, kepedulian, dan siap berkorban.
Aku : mingkem klakep...(diam seribu bahasa, berusaha mencerna kata-kata suami...)
Suamiku pun menambahkan,
Suami : “Romantisme yang begitu itu romantisme yang cengeng”

Lha ... ada pula istilah romantisme cengeng... Belajar dari mana dia?
Wah berarti memaknai romantis itu tergantung dari berbagai sisi ya... tidak bisa dari tampilan luar semata. Eh, ada yang bilang romantis itu ada 2 tipe, yaitu romantis yang berusaha menarik hati dan romantis karakter.

Wah...menarik nih...Hayuukk kita coba telaah satu per satu...

Pertama, romantis yang berusaha menarik hati. Romantis tipe ini dikarenakan adanya dorongan dari dalam jiwa untuk berbuat sesuatu sehingga orang lain tersepona...eh terpesona dengan rasa sayang dan perhatian yang diberikan. Biasanya romantis tipe ini sering ditunjukkan pada awal-awal jatuh cinta atau bagi yang pacaran, saat pacaran itu romantisnya tipe ini... Ingat nggak, awal-awal jatuh cinta denga pak suami dulu bagaimana...? atau awal-awal pernikahan dulu bagaimana...? Beda nggak dengan sekarang...? Disaat sudah punya beberapa anak, tuntutan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, masih samakah romantisme suami kita seperti awal-awal nikah dulu...?
Ingatkah saat itu, ketika dunia serasa milik berdua... (emang yang lain pada kemana...), selalu mengingatkan waktu makan, berjalan bergandengan...(sepanjang jalan kenangan, kita slalu bergandeng tangan... lha kok malah nyanyi, nyanyian jadul lagi, ketahuan deh keluaran tahun berapa....jiaaaahh emang barang...)

Saya yakin akan banyak yang menjawab BEDAAA... meski mungkin masih ada yang menjawab BEDA TIPIS...hmmm, meski tipis tapi kan tetap beda... Ya iyaaalaaahh...karena romantis tipe ini akan hilang dimakan waktu, muncul karakter aslinya saudara-saudara... bisa jadi malah jauuuhh dari kesan romantis...
Eh tapi saya salut banget bagi mereka yang tetep bisa romantis dengan pasangan halalnya hingga akhir usia pernikahan mereka.

Eh tapi celakanya, tipe romantis ini ada yang tidak jujur, di depan aja romantisnya, padahal di belakang...SELINGKUH....naudzubillahimin dzalik...amit-amit jabang baby...
Kalo itu mah romantis karena menutupi sesuatu, perilakunya romantis tapi hatinya tidak.

Ooohh, ada lagi lhoo...seseorang menunjukkan perilaku romantis karena tuntutan pasangan...waduh kok ya kasihan melihatnya...tapi ya bagaimana lagi...kan itu untuk menyenangkan hati pasangan... (untungnya aku bukan wanita penuntut romantisme...jiaaahhh.... meski kalo diromantisin seneng juga sih...

Bisa juga romantis karena tuntutan budaya. Kalo ini mah sering kita lihat di film-film impor noh... seperti mencium pasangan di depan umum, membukakan pintu mobil, bicara denga gaya yang mempesona, de el el. Tapi itu hal yang biasa bagi mereka, karena sejak kecil sudah dapat hal seperti itu. Lha kita...? lantas mau ikut-ikutan... nggak apa-apa juga sih...asal suatu saat jangan sampai bosen aja melakukannya... mmm kalau nggak terbiasa akan terasa aneh juga kali yaa...

Dan yang kedua, orang dengan karakter romantis yang sesungguhnya. Aku pernah baca (eh tapi lupa baca dimana...), orang yang termasuk tipe ini selain suka melakukan dan menunjukkan sikap romantis tipe pertama tadi, mereka juga menunjukkan karakter romantis  seperti lebih peduli, perhatian, peka pada kebutuhan pasangan, mau berkorban...dan kesemuanya itu ada dan menetap dalam dirinya alias TAK AKAN LEKANG OLEH WAKTU...

Eiittss... tunggu dulu...bukankah itu jawaban suamiku... mirip...berarti suamiku orang yang romantis juga eeuuyy...romantis yang kedua... meski nggak penuh sih...hehehe

Jadi bisa dibilang bahwa setiap orang bisa mempunyai romantisme yang berbeda, tergantung bagaimana kita memaknainya... (Jadi makin ngeh dengan kata-kata suamiku). Memang suamiku bukan orang yang suka memberi bunga dan hadiah kejutan kayak di tipi-tipi saat ultahku...(eh tapi selalu diajak makan-makan lhoo...). Pernah juga dikasih hadiah gelas couple beserta isinya...eh, isinya cereal, itupun gelasnya gratisan dari cerealnya... 
Tidak pernah memanggil “sayang”...katanya sih aneh aja. Bahkan pernah juga baru besoknya ingat ultahku...

Tapi itu semua bukan berarti dia tidak romantis, karena bentuk romantisnya BERBEDA. Terus apa dong bentuk romantisnya? Dia selalu siap mengantar kemana aja dan jam berapapun (asal nggak ada halangan yang sangat urgent), tidak pernah menyerah saat terpuruk sekalipun, selalu optimis, bisa diandalkan dan menghadirkan energi positif... Intinya, selalu ada saat aku butuh dia...Satu lagi, dia selalu support untuk peningkatan kualitas diriku, dalam hal apa saja, meski kadang harus ninggalin anak di rumah untuk beberapa hari. Dan ternyata itu lebih penting daripada sekedar kata sayang atau bunga.

I LOVE YOU, MY HUBBY...

Makanya, ketika pasangan kita tidak menunjukkan romantisme ala film, novel maupun sinetron, TIDAK ADIL rasanya men judge dia sebagai orang yang tidak romantis. Cobalah kita pahami dirinya, amati perilakunya, selami jiwanya...dan kita akan menemukan seperti apa romantisme pasangan kita...
Termasuk tipe romantis yang mana suami Anda...?
20 Desember 2015

PELITKAH ANAKKU....

Beberapa minggu terakhir ini Athiyah sering tiba-tiba memelukku dan bilang, “Ini ibukuu...”
Begitu juga pada bapaknya, iya pun tiba-tiba memeluknya dan berkata, “Ini bapakku...”.
Ketika dia main di luar dengan temannya, tiba-tiba lari pulang masuk rumah dan melakukan hal yang sama. Suamiku heran, kenapa kok begitu? Tanyanya padaku. Ya aku jawab bahwa itu adalah hal yang wajar karena dia mulai memahami arti kepemilikan. Kalau digoda, “Ibumu tak pek...” (ibumu punyaku), dia akan spontan kesal dan menjawab, “Nggaakk... (nggaknya medok banget) ini ibukuuu...ya buu...ibuku yaa...”

Ada cerita lain lagi...
Athiyah punya teman yang usianya 4 bulan lebih tua, cowok namanya Prabu Laqief. Tiap hari mereka selalu bermain bersama. Kalau nggak di rumahnya ya pasti di rumah kami. Main di luar pun bersama-sama. Mereka selalu saling memanggil lewat pagar rumah. Bila nggak ketemu sehari saja, ributnya minta ampun, pingin main ke rumahnya, dan begitu pula sebaliknya (kata ibunya Laqief).
Namun, namanya juga anak pasti deh selalu rebutan sesuatu. Meski saban hari diberi tahu kalau main tidak boleh rebutan, yaaa tetep aja rebutan. “Ndak lebut ya...ndak lebut yaa...” kata Athiyah kalau habis diingatkan.
Athiyah termasuk anak”pemberani”. Ketika mainannya direbut, dia akan mempertahankannya. Tak jarang iya kena pukul oleh temannya itu. Kadang sampai nangis karena dipukul. Dia akan bilang, “Ini punya adik kok..., ini punya adik!!!”, katanya sambil teriak. Pun sebaliknya begitu, Athiyah juga sering mengambil paksa atau merebut mainannya Laqief. Laqief pun berusaha mempertahankannya. Kalau tidak boleh Athiyah akan mencubit atau mencakar Laqief. Dia akan mengatakan, “Adik pinjem kok..., adik pinjem...!”
Walau seringkali sudah diingatkan kalau bermain dengan teman tidak boleh merebut, mencubit atau memukul yaa tetep aja terulang lagi. Saat diingatkan pun dia akan mengulang kata-kata saya, “Dak boyeh pukul, dak boyeh cubit giniii...(sambil mencubit tangannya sendiri).”
Kelihatannya Athiyah jadi anak pelit, egois, suka main tangan... Aduuhh, pusing pala barbie...

Bagaimana nanti kalau sudah besar, masak masih seperti itu?
Eiitss...tunggu dulu... kalau kita kembali pada ilmu perkembangan anak (untungnya ibunya pernah belajar sedikit tentang psikologi perkembangan), perilaku itu masih wajar untuk anak usia batita, namun harus tetap diberi tahu mana yang baik dan tidak baik. Anak usia 2 smpai 5 tahun sudah mulai mengenal konsep kepemilikan, artinya dia tahu mana barang miliknya dan barang milik orang lain. Walau untuk Athiyah, terkadang barang milik temannya atau kakaknya diakui sebagai miliknya karena dia ingin “menguasai” barang itu. Dan itu juga masih wajar karena anak seusianya akan lebih mementingkan bahwa “barang itu milikku” daripada “barang itu milikmu”. Mengapa demikian? Ya kita harus kembali lagi bahwa anak usia batita mempunyai sidat egosentris. Mereka tidak tahu barang itu miliknya atau bukan. Ia hanya mau tahu barang itu miliknya. Makanya mereka sering rebutan mainan.  Kemampuan kognitifnya masih terbatas, dia cenderung menganggap semua adalah miliknya, ibuku, bapakku, mainanmu, bonekaku, dsb. Mereka masih sulit untuk menempatkan diri dalam sudut pandang orang lain. Seperti misalnya, ketika Athiyah melihat balon, ia akan langsung memainkannya, karena menurutnya balon itu miliknya dan ia berhak menggunakannya tanpa peduli itu balon milik siapa. Ia juga tidak peduli apakah nantinya yang punya balon marah atau tidak, karena di sudut pandangnya anak yang punya balon akan sama senangnya dengan dirinya saat main balon.

Kakaknya pun sering kesal, bahkan marah-marah, katanya, “Adik egois. Adik ngrebutan...”
Kadang karena sama-sama tidak mau mengalah, bertengkarlah mereka sampai salah satu atau keduanya menangis. Kalau sudah begitu, aku harus memberikan pengertian kepada keduanya.
Namun, tidak sepenuhnya Athiyah “se-egois” itu. Karena beberapa kali dia sudah bisa mulai “mengerti” bahwa barang itu tidak selalu miliknya. Sebagian anak batita pun adayang sudah bisa memahami konsep kepemilikan dengan lebih baik. Dia tidak hanya mengerti mana barang miliknya dan mana barang milik orang lain. Dia pun merespon bila ada orang lain mengambil/memakai barang yang bukan miliknya. Dalam hal ini, Athiyah sering “memarahi” kakaknya karena menggunakan hp ibu atau bapak. Katanya, “Kakak jangan, itu hp ibuk...” (dan dia pun sering mengambil/merebut hp tersebut lalu memberikannya padaku. Atau juga dengan sisir rambut, “Ini sisil ibu...” atau “Mana sisir ibu, adik pinjam sisil ibu”.

Hal-hal seperti itu sebenarnya merupakan awal dari kemampuan anak memahami orang lain. Lalu bagaimana anak bisa dikatakan sudah memahami konsep kepemilikan? Bila si anak sudah mengetahui mana barangnya dan mana barang orang lain. Lalu minta ijin tanpa merebut tentunya bila ingin meminjam barang. Dengan demikian egosentrismenya mulai berubah. Dia mulai mampu memahami sesuatu darisudut pandang orang lain. Tugas orangtua selanjutnya mengasah hal tersebut agar lebih baik lagi.
Sementara untuk anak yang belum terlalu paham dengan konsep kepemilikan aku biasanya mengatakan sesuatu sesuai pemiliknya, misalnya ini sepatu kakak, tolong ambilkan baju bapak, pinjam dong bonek adik, dll. Ketika ada temannya yang main bersama selalu diajarkan agar Athiyah meminjamkan mainannya ke anak tersebut...(ini sih kadang boleh, kadang juga nggak boleh sama Athiyah). Tak lupa juga dengan membiasakan minta ijin dulu kalau ingin meminjam sesuatu. Dalam hal ini kadang aku bilang ke kakaknya, “Kak, kalau adik nggak minta ijin jangan dipinjami yaa...” (mesti terkadang ini gagal juga karena keburu ngrebut sambil nangis). Dan juga beri pujian setiap anak sudah minta ijin, seperti, “Nah gitu, anak baik minta ijin dulu...”
Memberi contoh dengan perilaku kita sehari-hari harus kita lakukan juga, misalnya, “Kak, ibu pinjam pulpennya dong...” atau. “Adik ibu pinjam mainannya dong...”

Sekali lagi, memang kita harus sabar, telaten dan konsisten serta memberikan keteladanan pada anak-anak kita.
17 Desember 2015

SPEMDALAS GOT TALENT : JUNIOR MASTER CHEF 2015

Hari Kamis, 16 Desember 2015 bertempat di SMP Muhammadiyah 12 GKB  atau yang keren dengan sebutan SPEMDALAS diadakan lomba memasak dengan tajuk SPEMDALAS GOT  TALENT JUNIOR MASTER CHEF. Kayla juga ikut lho dalam lomba ini. Bersama dengan timnya dari SD Muhammadiyah GKB 1 atau yang beken disebut SD MUGEB  beranggotakan 4 orang yaitu Kayla, Nabila, Wardah dan Zela mereka bekerja sama menyelesaikan satu menu masakan yang berbahan dasar pisang. Memang untuk lomba kali ini bahan utama adalah pisang. Oh ya, dari SD MUGEB sendiri menerjunkan 6 tim. Memang di SD MUGEB ada ekstrakurikuler cooking class yang diasuh oleh Ibu Rina, owner Dapur Rina Gresik.
Pagi-pagi jam setengah tujuh aku mengantarkan Kayla ke tempat lomba dengan membawa peralatan yang sudah ditugaskan oleh kelompoknya yaitu blender, telor ayam, tatakan gelas, piring saji, sendok kecil, sendok sedang, gunting, air 1,5 liter beserta “alat perang” cooking classnya seperti celemek, topi, pisau, talenan, dan serbet makan.
Sesampainya di SMP Muhammadiyah 12 GKB suasana sudah ramai oleh para peserta. Lomba ini diikuti oleh 22 tim dari SD Muhammadiyah se-Gresik. Kalau kata Kayla sih seharusnya ada 23 tim, tapi yang satu tim tidak datang. Karena harus masuk kerja, aku tidak bisa menunggui Kayla dari awal, tapi aku berjanji nanti akan datang. Sekitar jam 9.30 aku datang ternyata proses memasaknya sudah selesai dan menunggu para juri yang sedang menilai hasil kreasi seluruh peserta.
Ini dia Kayla and the team saat istirahat

Ada 5 juri dalam lomba kali ini, yaitu Chef Deni  Panca dari PT Sriboga Surabaya, 2 orang dari Dinas Kesehatan, 1 orang dari IKWAM, dan satu lagi ibu-ibu...mmm...dari mana yaa...

Juri saat menilai sajian dari anak-anak

Menu yang tersaji pun macam-macam. Tak ada satupun yang sama. Yang sempat tertangkap kamera dan teringat dalam memoriku adalah ini dia.... tapi maapkeen yaa...fotografernya amatiran poolll... jadi hasil fotonya yaa gitu deh... inipun ambil gambarnya cepet-cepatan, maunya sih memfoto satu persatu dengan pelan dan fokus, tapi kondisi sepertinya kurang memungkinkan...alesyaaannn)
Check it out...
Barongko (ini pasti ingat karena ini kan menu dari Tim Kayla)

Pisang Dadar Coklat

Sekoteng, Sangkusti

Lumpia Pisang Coklat, Sate Pisang Coklat

Banana Smoothies dan Sambel Goreng Pisang

Tiramisu Banana Crispy

Maafkaaan yang lainnya belum tertangkapoleh kamera ponselku... seperti nasi pisang, Jelly Pisang Coklat, Pisang Fantasy, Pisang Selimut Berpasir dan masih banyak lagi.
Sambil menunggu para juri menentukan siapa juaranya, acara pun diisi dengan penampilan musik Big Box dan Stand Up Comedy dari siswa-siswa Spemdalas

Para peserta lomba pun asyik menikmati suguhan ini sambil sesekali terdengar tepuk tangan yang meriah dan tawa ger geran dari komikus Spendalas

Tak lupa juga ada pemberian reward buat siswa-siswa di Spemdalas yang meraih prestasi tingkat nasional maupun internasional berupa uang spp gratis selama waktu tertentu. Selamat yaa buat siswa-siswa yang berprestasi....
Tibalah saatnya yang ditunggu-tunggu...
Keputusan pemenang disampaikan oleh Chef Deni Panca. Adapun kriteria penilaian ada 4 yaitu: taste (rasa masakan), creativity (kreatifitas masakan), display (penyajian) dan kebersihan. Chef Deni juga berpesan bagi tim yang belum berkesempatan menang tidak usah menangis dan bersedih, masih banyak kesempatan yang bisa diraih dengan upaya dan kerja keras.
Juara 1 diraih oleh SD Muhammadiyah Giri (SD MURI), Juara 2 diberikan kepada SD Muhammadiyah GKB 1 (SD MUGEB), sedangkan Juara 3 diraih oleh SD Muhammadiyah 1 Gresik (SD MUTU). Para pemenang mendapatkan tropi dan piagam serta goodybag dari panitia dan PT Sri Boga. Acara ini sangat meriah karena baru pertama kali diadakan di Spemdalas dan Disponsori oleh Bank BNI, Sari Roti, Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Teh Botol Sosro, Riza Food dan PT Sri Boga.

Bersama Bu Rina Nayaka

Bersama Chfef Deni

Eh iya, kata chef Deni, untuk masakan Tim Kayla “Barongko” rasanya pas, manisnya pas, asin dan gurihnya juga pas, meski menunya sederhana. Kata kayla, saat proses memasak pun juri berkeliling ke setiap meja dan bertanya tentang masakan yang dibuatnya saat itu.
Selamat untuk semua peserta yang telah berusaha maksimal. Kemenangan ini adalah untuk kalian semua karena sesungguhnya kemenangan adalah milik bagi siapa saja yang telah mau berusaha...


10 Desember 2015

PERKEMBANGAN ATHIYAH DI USIA BATITA

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin menimang baby Athiyah, namun sekarang dia sudah tumbuh dan berkembang dengan baik. Di usianya yang ke 2 tahun 5 bulan sudah banyak capaian tugas-tugas perkembangan yang dapat dilampaui Athiyah dengan baik. Sebagai orangtua kami juga selalu belajar dan membaca tumbuh kembang anak kami. Apakah dia bisa menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya atau justru ada salah satu dari tugas perkembangan yang dijalani dengan kurang baik. Tak jarang pula aku berdiskusi dengan teman-teman berkaitan dengan perkembangan anak kami.

Ketika bicara tentang tugas perkembangan anak di usia batita tentu kita akan mengacu kepada beberapa aspek, antara lain:

1. ASPEK FISIK

Secara umum anak batita akan sangat aktif secara fisik seperti berlari, melompat, naik tangga, menendang bola, memegang cangkir dan sendok, dll. Memang sih ada sebagian anak yang kurang menonjol dalam aspek ini sehingga mereka akan cenderung terlihat lebih pasif dalam aktifitas motorik kasarnya. 
Bagaimana dengan Athiyah?
Menurut pengamatan kami, selaku orangtua Athiyah termasuk anak yang ceria dan dapat melaksanakan aktivitas motoriknya dengan baik, bahkan untuk mengunci pintu pun dia bisa. Eh, tapi giliran membuka kuncinya dia masih sering gagal. Nah, ini alarm bagi kami agar hati-hati menaruh anak kunci, jangan sampai anak kunci tertancap di pintu karena dikhawatirkan dia akan terkunci saat main-main sendiri di kamar. Pernah dengar ada cerita dari teman kalau anaknya terkunci di dalam rumah karena mainan kunci sehingga harus mendobrak pintunya. Semoga jangan terjadi pada Athiyah yaa...

tambahan?

Oh ya, anak usia batita masih belum dapat duduk tenang terlalu lama. Jadi tidak usah memaksakan mereka untuk anteng deh kecuali memang bawaan anaknya yang anteng dan pendiam. 

tambahan?

Athiyah pun sering tidak mau dibantu melakukan sesuatu, maunya dilakukan sendiri seperti: membuka tutup botol, menusukkan sedotan ke dalam minuman dalam kemasan, menakar susu formula untuk dotnya, dll. Kita emaknya sih kepikiran kalau tumpah isinya, padahal itu pelajaran berharga buat anak melatih kemampuannya serta kemandiriannya. Kalau aku sih seringnya aku biarkan aja tapi teteepp dengan imbauan kata-kata emak-emak, "hati-hati yaa...awas tumpah..."
Tidak mau dibantu oleh orang dewasa itu dikarenakan anak usia batita secara fisik sudah mulai mampu melakukan banyak hal sendiri. Selain itu mereka sudah memiliki kemauan yang seringkali berbeda dengan orang dewasa.

2. ASPEK KOGNITIF DAN BAHASA

Menurut Piaget, anak usia batita berada pada tahap sensori motor (0-2 tahun).Itu artinya anak di usia ini mampu mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada meskipun tidak tampak seperti misalnya saat ibu dan bapaknya pergi, anak sudah mulai mempunyai keyakinan bahwa nanti mereka akan kembali.
Anak batita juga sudah mulai masuk periode PRA OPERASIONAL (2-7 tahun). Pada tahap ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil dari meniru orang-orang di sekitarnya. Nah yang paling menonjol pada Athiyah adalah perilaku meniru ini seperti mencubit, mencibir, teriak-teriak yang tentunya ini membuat kami geleng-geleng kepala. Tapi banyak hal positif yang ditirunya juga lhoo seperti ikut-ikutan sholat, mengaji, “belajar” dan lain-lain. Anak juga masih belum memahami konsep-konsep yang abstrak seperti aman atau tidaknya sesuatu hal.
Masih menurut Piaget, di tahap ini anak memiliki kemampuan menggunakan simbol-simbol yang nampak dalam 5 gejala sebagai berikut:
1.       IMITASI TIDAK LANGSUNG
Si batita mulai dapt menggambarkan sesuatu yang dialami atau dilihat, yang sekarang bendanya atau peristiwanya sudah tidak ada, misalnya saat Athiyah bermain masak-masakan atau jual-jualan, atau juga menirukan membuat bros sambil memencet-mencet tombol di kalkulator, dll.

2.       PERMAINAN SIMBOLIS
Sifat permainan ini juga imitatif, dimana anak meniru pengalaman sebelumnya. Misalnya, saat main boneka seolah-olah boneka adalah anaknya atau adiknya. Cara Athiyah menidurkan boneka dalam gendongan pun meniru tantenya saat menidurkan babynya dengan mengatakan, “Ssssttt...ojo lame-lame...”  (maksudnya: ssst...jangan rame-rame) sambil meletakkan telunjuk tangannya di atas bibirnya.

3.       MENGGAMBAR
Anak mulai menggambar sesuatu dengan pensil atau alat tulis lainnya. Seperti gambar di bawah ini, kata Athiyah ini gambar masjid
Foto masjid

4.       GAMBAR MENTAL
Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman sebelumnya. Dalam hal ini anak usia batita masih sering salah dalam menggambarkan kembali hal yang telah diamati.

5.       BAHASA UCAPAN
Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau kejadian. Dengan bahasa ini anak juga berkomunikasi dengan orang lain. Dalam hal bahasa, Athiyah termasuk anak yang ceriwis meski banyak kata yang lafalnya belum terlalu jelas. Athiyah pun sudah mampu membuat kalimat singkat yang terdiri dari 3-4 kata, mampu memahami perintah sederhana dan dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya secara timbal balik.

3. ASPEK SOSIAL EMOSI
Anak usia batita biasanya sudah mulai memahami bahwa dirinya berbeda dengan orang lain, curiosity-tinggi dan suka bereksperimen. Mereka juga sudah mulai memahami aturan.
Ciri khas emosi anak usia batita antara lain:
a.       Ekpresif. Athiyah termasuk anak yang ekspresif, baik untuk emosi yang positif maupun emosi yang negatif. Untuk yang ekspresi emosi positif misalnya tertawa lepas saat senang, begitu girang ketika bapak ibunya pulang kerja dan sering menghambur untuk berpelukan, tertawa-tawa senang melihat videonya atau video lucu lain, dll. Untuk eskpresi emosi negatif misalnya marah dengan mencubit atau mendorong teman yang mengganggunya, menangis keras-keras saat kemauannya tidak dituruti.

b.      Kurang menyukai suasana baru
Anak batita pada umumnya lebih menyukai suasana yang sudah dikenali dan cenderung takut pada suasana baru. Namun, ada juga anak yang memiliki adaptasi yang cepat sehingga suasana baru bukan hal yang menakutkannya. Untuk Athiyah, pengamatanku selama ini, dia termasuk anak yang cepat adaptasi, meski pada saat-saat tertentu dia ogah-ogahan juga dengan situasi baru.

c.       Sering berkonflik dengan orangtua
Konflik dengan orangtua ini muncul karena anak semakin merasa punya otonomi dan egosentrisme. Anak batita belum cukup mampu untuk memandang suatu masalah atau keadaan dari sudut pandang orang lain. Misalnya pada Athiyah, ketika dia menangis keras bahkan sampai mengamuk dan lamaaaa  banget nangis kencengnya karena tidak boleh bermain di luar saat siang terik atau pada waktu malam. Dari sisi anak dia akan berpikir, “Mengapa kok tidak boleh? Padahal aku suka main di luar.” Sedangkan dari sudut pandang orangtua akan beranggapan anaknya keras kepala dan susah diatur. Sebenarnya itu merupakan usaha anak untuk mengetahui apa yang boleh atau tidak boleh. Anak menguji seberapa "kekuatan atau kesabaran" orangtua mereka. Apakah orangtua akan luluh atau tidak dengan tangisannya, sehingga dalam hal ini orangtua harus tegas, konsisten dan selalu memberikan penguatan-penguatan misalnya dengan menegur bila anak melanggarnya. Atau beri punishment yang sesuai dengan usianya misalnya tidak boleh bermain dengan boneka kesayangannya untuk beberapa waktu tertentu. Semua ini agar anak tahu kesalahannya. Dan yang penting lagi, usahakan tidak melibatkan emosi. Ini tidak gampang karena biasanya kita akan cenderung memarahi anak bila melihat anak menentang aturan kita dengan mengamuk. Saya pun terus berlatih untuk mengendalikan emosi ini meski sesekali gagal....(sabbbaaarrr....baarr...baarrr...)

Selain itu berkembangnya otonomi pada anak dapat dikenali  dengan seringnya dia mengatakan “TIDAK”, sehingga masa ini juga dikenal sebagai "masa menentang", anak ingin memilih sesuatu sendiri, ingin makan sediri, pakai sepatu sendiri, pakai baju sendiri, dll.

Menurut Erik Erikson, otonomi pada anak perlu dikembangkan. Seperti pada teori Psikososialnya bahwa dalam masa perkembangan ada periode AUTONOMY versus SHAME AND DOUBT dimana anak usia batita masuk dalam tahap ini. Anak di usia ini cenderung aktif. Menurut Erik Erikson, orangtua dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak dan kemandiriannya. Tapi tidak pula terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun yang dimaui anak. Karena dengan membatasi anak, menyebabkan anak jadi mudah menyerah dan selalu butuh bantuan dari orang lain. Dan sebaliknya, bila terlalu membebaskan, anak akan cenderung bertindak sesuai keinginannya tanpa memperhatikan baik buruknya tindakan tersebut. Jadi sebagai orangtua harus bisa memberikan porsi yang seimbang antara pemberian kebebasan dan pembatasan ruang gerak anak. Dengan begitu anak akan bisa mengembangkan sikap kontrol diri dan harga diri serta terhindar dari perasaan malu dan ragu terhadap kemampuan dirinya dalam pengambilan keputusan. 
Beberapa hal yang perlu dicatat:
1. Dalam memberikan kebebasan pada anak batita untuk memilih, dengan menawarkan pilihan. namun batasi pada pilihan yang memang memungkinkan untuk dipilih, agar bisa terarah dan tidak merepotkan.

2. Hindarkan memaksakan kehendak pada anak, terutama untuk hal-hal yang tidak terlalu penting. tapi orangtua tetap harus memberikan batasan mana yang boleh dan tidak boleh. Beri alasan dengan bahasa yang gampang dimengerti anak.

Memang, sebagai oarngtua kita dituntut untuk CREATIF.....

Teori Perkembangan Kognitif dan Teori Psikososial diambil dari sumber : Buku Psikologi Perkembangan, Elizabeth B. Hurlock


02 Desember 2015

HEBOHNYA NESTLE DANCOW EXCELNUTRY+ RANCH ADVENTURE 2015 SURABAYA



“THE FIRST AND THE BIGGEST RANCH ANVENTURE DI SURABAYA”
Jargon di atas memang bukan isapan jempol belaka.
Bagaimana tidak...
Kami membuktikannya sendiri dengan datang ke acara yang digelar di Royal Plaza Surabaya pada tanggal 28-29 November 2015 tersebut. Sudah beberapa kali kami mengunjungi acara peluncuran produk susu untuk anak tapi tidak seheboh ini.
Bagaimana tidak heboh....
Peluncuran produk Dancow Excelnutri+ ini disertai dengan disulapnya lobi Royal Plaza Lantai 1 menjadi ladang peternakan ala-ala cowboy.
Ini foto diambil dari lantai 3. Terlihat betapa ramainya pengunjung
 Dan hebohnya juga, acara ini diselenggarakan di beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta, Semarang, Makasar, Medan dan Surabaya.
Begitu datang di lokasi, aku pun registrasi dulu ke mbak panitia. Setelah ditanya dari blogger atau dari media, aku pun bilang dari blogger. Tanpa berlama-lama aku pun dikasih paspor sebagai tanda bukti untuk masuk ke booth yang ada di arena. Tak lupa pesan manis dari mbak panitia yang cantik dan ramah, “Jangan lupa liputannya ya bundaa..”

Oh ya seluruh panitia berpakaian dengan nuansa kuning, serasi dengan ranch yang semua bernuansa kuning. Dengan warna kuning semakin terasa keceriaan dan semangat orang-orang di dalamnya.
Ketika kita masuk ke ranch kegiatan mewarna sudah dimulai. Pesertanya pun tidak sedikit. Ditambah dengan para pendamping dari keluarga masing-masing.
 Padatnya pengunjung di ranch adventure ini menandakan betapa susu Dancow ini memang sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Selain kandungan nutrisi di dalamnya yang sangat menunjang pertumbuhan anak-anak kita, harga susu Dancow pun masih terjangkau.

Adapun 3 keunggulan nutrisi yang terkandung dalam susu ini adalah untuk perlindungan, perkembangan otak dan pertumbuhan fisik. Dancow pun selalu mengadakan inovasi-inovasi yang luar biasa. Dulu sempat berkunjung juga saat peluncuran Dancow Fortigro. Dan sekarang Nestle Research Center Swiss meluncurkan Dancow Excelnutri+. Ini sebagai bukti bahwa Nestle selalu berusaha memberikan produk-produk terbaik untuk masyarakat Indonesia. 
Selain itu, susu Dancow adalah susu sepanjang masa dan sudah masuk ke pelosok desa. Buktinya ya saya sendiri. Saat kecil ibu saya selalu memberikan susu Dancow kepada saya, kakak dan adik. Bahkan bapak dan ibu pun minum susu Dancow.
Kedua krucil sudah nggak sabar ingin segera memasuki ranch area. Oh ya, ada 7 booth yang disiapkan oleh peyelenggara. Semua aktivitas di setiap booth memang dirancang untuk menstimulasi semua panca indera anak, mulai dari penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan indera perasa. Selain itu, kegiatan yang disajikan disana sangat mendukung kemandirian, keberanian, komunikasi, kognitif, kreativitas dan pertumbuhan fisik anak.
Apa saja sih booth yang ada di Ranch Adventure Nestle Dancow Excelnutri+ kali ini?
Memberi makan domba dan kelinci, memerah sapi, memancing ikan, bercocok tanam, labirin petualang si kecil, naik kuda poni, serta photo booth bersama si kecil.
Bagaimana dengan petualangan dua cowboy eh cowgirl ciliknya ibu nih... Kayla dan Athiyah...
Ini dia ceritanya

MEMANCING IKAN
Begitu dapat paspor kami mengamati dulu booth mana yang kira-kira antriannya sedikit. Ternyata semua booth antrinya luar biasa. Lalu Kayla mengajak ke area memancing. Namun karena pengunjungnya membludak kami pun antri untuk memancing. Athiyah sudah pingin masuk aja ke area memancing, tapi tentu tidak boleh oleh mas nya yang jaga karena harus menunggu kelompok sebelumnya sampai selesai dan keluar arena. 

Beberapa kali pun aku harus memberi tahu Athiyah agar lebih bersabar dan menunggu teman-teman sebelumnya selesai dan keluar. Nah, sebelum masuk booth pun anak sudah belajar untuk sabar dan menunggu giliran. Ketika tiba saatnya masuk, Athiyah dan Kayla langsung mengambil kail jaringnya dan memulai untuk memancing.

Awalnya Kayla yang memancing untuk memberi contoh kepada Athiyah. Ketika Athiyah diberi kailnya nampak banget dia excited, apalagi ketika dia mendapatkan ikan. Beberapa kali gagal dan hanya batu yang didapat hehehe
 Ini hasil memancing ikan Kayla dan Athiyah

Oh ya dengan memancing pun anak berlatih untuk konsentrasi agar bisa mendapatkan ikan dan tidak keliru dengan mengambil batunya atau benda lain yang ada di kolam. Selain itu anak juga belajar agar berusaha keras agar mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya.
Nah setelah selesai memancing ikan yang didapat memang tidak dibawa pulang, tapi diganti dengan dua ekor ikan yang ditaruh di dalam kantong plastik yang sudah disiapkan. Kayla sempat protes, “Kan kita dapat banyak ikan, kok Cuma dikasih dua sih...”. Ya iyalah Nak...nanti kalau semua ikan yang didapat dibawa pulang, panitianya bisa kehabisan ikan hahaha...

PONY RIDING
Setelah selesai memancing, kami pun melihat lagi kira-kira mana booth yang sepi...masih rame juga semuanya. Lalu kami pun menuju ke kuda poni. Bukan kuda beneran sih...tapi ini juga memberikan pengalaman tersendiri buat athiyah untuk naik kuda. Antrian sebelum kami, anak yang dinaikkan orangtuanya menolak untuk naik, orangtuanya agak memaksa sehingga ketika dinaikkan anak tersebut menangis. Wah bagaimana dengan Athiyah yaa...sempat khawatir juga Athiyah seperti itu. Tapi aku yakin dia nggak akan menangis karena sejak belum berangkat dari rumah, dia semangat untuk naik kuda. Ketika ditanya tetangga depan rumah, “Athiyah mau kemana?”. Jawabnya, “Adik mau naik kuda...”
Tiba giliran Athiyah naik kuda poni...Yeaaaaayy...Athiyah senyum-senyum saat naik kuda. Tapi nggak mau pakai topinya.
Untuk naik kuda poni pun (meski bukan kuda asli) dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri bahwa dia tidak akan jatuh. Apalagi kalau sebelumnya tidak pernah “bertemu” dengan yang namanya kuda. Begitu pun Athiyah, selama ini tahu kuda hanya dari gambar atau televisi saja.
 
MEMBERI MAKAN KELINCI, KUDA DAN DOMBA

Ketika di booth ini Athiyah masih juga excited melihat kelinci-kelinci yang lucu. Aku pun mengambilkan makanan buat kelinci agar diberikan sendiri oleh Athiyah... Dengan kegiatan ini anak diajarkan peduli dan sayang dengan binatang. Anak juga bisa diajarkan tentang jenis makanan apa yang bisa diberikan untuk kelinci, menirukan cara melompat kelinci (motorik kasar) dan masih banyak lagi.
 
BERCOCOK TANAM
Di booth bercocok tanam, Kayla yang lebih aktif. Athiyah hanya melihat saja. Disini anak diminta memindahkan tanaman yang yang ada di polybag ke dalam tempat yang lebih besar  lalu memberinya pupuk. Horeeee...tanamannya boleh dibawa pulaaanngg...
Diharapkan anak menyukai kegiatan menanam tanaman dan merawat tanamannya sendiri. Dan lebih jauh ke depan anak diharapkan lebih peduli dengan kegiatan penghijauan.
 
MEMERAH SUSU SAPI


Awalnya Athiyah melihat anak sebelumnya memerah susu, sambil ngantri giliran dia yang memerah. Saat gilirannya Athiyah pun memerah susunya Eh, tapi sapinya bukan sapi beneran lhoo...susunya juga bukan susu beneran... Meski begitu, aktivitas ini memberikan pengalaman tersendiri bagi anak dalam memerah susu. Dengan memberikan penjelasan sesuai dengan usianya anak akan mengetahui darimana asal susu yang dia minum tiap hari dan selanjutnya diharapkan dia akan menghargai hasil pangan, selain itu aktivitas ini juga bagus untuk melatih kemampuan motorik halus lhoo...
 




FOTO BOOTH
Disaat Athiyah memerah susu, Kayla sudah ngantri untuk session foto booth. Antrinya mengular panjang banget. Awalnya aku agak ogah untuk foto booth karena melihat antrian yang begitu panjang, tapi Kayla tetap bersemangat ngantri, jadilah kami foto bareng, gratis lhoo...
Kami pun dipinjami rompi dan topi ala cowboy. Cameraaa....action!!!


Setelah foto, Kayla yang tadi belum sempat memerah susu, ternyata penasaran juga ingin mencobanya. Jadilah kami balik ke aktivitas memerah susu.


BOOTH KREATIVITAS


Semangat kedua krucil ini tidak berkurang. Meski harus berdesak-desakan dengan pengunjung lain, mereka tidak ingin melewatkan satu booth pun. Termasuk booth kreativitas ini. Setelah paspor di stamp, keduanya mendapatkan dua lembar kertas untuk mewarna. Mereka pun mencari tempat untuk mewarna. Dan nampak mereka asyik mewarnai.



Selain mewarnai, banyak juga yang bermain lego. Semua anak nampak menikmati kegiatannya.
Sementara aku menunggu di luar booth sambil melihat-lihat orang yang antri untuk konsultasi kepada psikolog dan nutrisionis dari DANCOW Parenting Center di BOOTH KONSULTASI. Pengunjung begitu antusias memanfaatkan fasilitas konsultasi yang disediakan pihak Dancow.
Psikolog
Nutrisionis
LABIRIN PETUALANG


Booth terakhir yang kami kunjungi adalah Labirin Jerami. Disini anak dibiarkan masuk dan mencari jalan keluar sendiri. Tentu hal ini melatih keberanian anak dan sekaligus melatih memecahkan masalah. Eh ternyata ada tugas yang harus diselesaikan lho yaitu mencari 3 buah apel untuk si Poni...
 


Oh ya, setiap selesai melakukan aktivitas, anak-anak juga diajak untuk membersihkan tangannya dengan cairan desinfektan
 


Wah senangnya mereka berpetualang di Dancow Ranch hari ini...
Eh ada yang duduk nih, capek nggak dik...
 


Ah ternyata belum capek juga... Lihat ada panggung yang sedang kosong, Athiyah pun menuju ke panggung, dan ini dia gayanyaaa...

Eh masih belum puas di panggung, petugas kebersihan datang dan membersihkan area panggung dan sekitarnya. Karena acara berikutnya akan segera dimulai, yaitu pengumuman pemenang lomba mewarnai. Sembari menunggu juri yang sedang melaksanakan tugasnya, acara pun diisi dengan berbagai pertunjukan. Salah satunya tarian modern



Oh ya acara ini dibawakan oleh 2 MC keren dan cantik. Mereka membawakan acara di panggung Dancow Ranch Adventure ini dengan kerenyahan suaranya dan membuat acara semakin hidup.




Selain tarian, pengunjung juga diajak terlibat dalam acara ini, yaitu game kerjasama anak dengan bunda

Setelah pengumuman pemenang lomba mewarnai selesai, acara dilanjutkan dengan Demo Masak mengenai nutrisi tepat untuk si buah hati.

Rangkaian acara di hari Minggu ini belum berakhir sampai disini, tapi masih akan dilanjutkan malam harinya dengan menampilkan Guest Star GEISHA. Namun, kami tidak mengikuti acara tersebut karena kelihatan anak-anak sudah capek dan besok Kayla juga harus masuk sekolah.
Oh ya, untuk yang hari Sabtu, aku tidak bisa mengikuti karena masih mengajar dan suami pun sebagai pengantar setia kami juga masih ngantor. Sehingga kehebohan acara di hari Sabtu aku ikuti dari cerita dan postingan teman-teman blogger yang semua hadir di hari itu. Sayang juga sebenarnya karena nggak bisa ketemu teman-teman blogger. 

Ada Parenting Talkshow oleh DANCOW Parenting Center Expert serta peluncuran produk Dancow Excelnutri+.
Hmm... tapi aku masih berkesempatan bertemu dengan seorang blogger and writer dari Sidoarjo, yaitu mbak Vanda. Beliaunya nggak inget aku, tapi aku yang inget beliau sehingga menyapalah daku pada beliau hehehe...

abaikan tas kreseknya


Terima kasih untuk DANCOW yang telah memberikan pengalaman, pelajaran dan kesempatan yang berharga buat buah hati kami. Semoga Dancow terus berinovasi demi kepentingan generasi di negeri ini...


I LOVE DANCOW... WE LOVE DANCOW

AKU DAN KAU SUKA DANCOW