05 Februari 2015

ME TIME... SEBERAPA PERLUNYA BAGI KITA...?



Rasanya setelah 6 hari kerja plus jadi emak-emak rempong sebelum berangkat kerja dan juga sepulang kerja, rasa penat tak pelak menghinggapi tubuh ini. Belum lagi hari minggunya tugas sebagai IRT tanpa ART selalu setia menunggu untuk digarap. Atau acara di luar rumah yang meminta untuk kita hadiri.

Kalau tak pandai-pandai bagi waktu bisa kacau berantakan semuanya. Menunda satu pekerjaan saja (karena lagi nggak mood ngerjainnya) akibatnya kerjaan malah numpuk. Walhasil harus kerja ekstra lagi untuk menyelesaikannya. Wuuiiihhh....

Dikala fisik lelah terkadang syetan membisikkan kata untuk mengeluh. Namun segera balik lagi ke niatan semula, bahwa semua pekerjaan dan tugas diniatkan untuk ibadah dalam upaya menggapai ridho-Nya.


Dengan rutinitas yang terus berputar dari hari ke hari, perlulah kita jeda sejenak dari rutinitas. Kita pun tidak boleh mendzalimi diri kita. Bagaimanapun juga diri kita butuh waktu khusus untuk diri kita sendiri atau istilahnya ME TIME...

ME TIME sangat perlu bagi kita, baik FTM maupun working mom. ME TIME diperlukan untuk menyegarkan dan sekaligus menyehatkan diri baik fisik maupun psikis. Saat ME TIME, kegiatan apapun bisa dilakukan agar kita tidak terjebak dalam rutinitas yang itu-itu saja sehingga membosankan. Kalau aku sih ME TIME itu sangat sederhana. Misalnya ketika semua isi rumah sedang tidur lelap, aku sendirian menikmati nonton televisi. Atau ketika suami dan anak-anak keluar jalan-jalan (aku memutuskan untuk tidak gabung dengan mereka), saat itulah aku gunakan waktu utnuk ME TIME....yaaa mungkin hanya sekedar menikmati es krim, leyeh-leyeh/rebahan tanpa da yang mengganggu sambil menikmati musik atau murottal. Atau ketika suami dan anak-anak pergi ke rumah ibu sementara aku memutuskan untuk di rumah sendirian...itulah ME TIME ku, santai menikmati waktu, sambil menikmati makanan kesukaan sendirian. Sesekali sih nyalon, hanya sekedar cuci rambut atau creambath, atau facial...tapi yang itu sangat jarang...(harus lihat isi dompet dulu sebelum nyalon). Atau sesekali ketemu teman lama lalu makan dan ngobrol bersama mereka.

Namanya juga ME TIME, yang penting dapat digunakan untuk refreshing dan keluar sesaat dari kepenatan. Setelah menikmati ME TIME tentunya ada semangat baru saat balik kerja lagi ke rutinitas sehari-hari.


Terus berapa lama ME TIME dapat kita lakukan?

Kalau menurutku sih tidak ada patokan waktu yang sama untuk setiap individu. Aku juga tidak mematok berapa lamanya ME TIME. Kalau aku rasa sudah cukup, ya sudah.

Pernah aku baca di sebuah tabloid, orang yang tidak memiliki ME TIME, selalu bergantung pada pasangannya, kemana-mana nggak bisa sendiri, harus selalu ada teman atau harus selalu bersama pasangan, mereka cenderung terjebak dalam rutinitas yang membuatnya bosan, jenuh dan lelah. Apalagi kalau hidup di kota besar, suami istri bekerja, irama hidup harus serba cepat, maka akan muncul suatu saat tingkat kejenuhan yang luar biasa. Apabila tidak bisa menyiasatinya bisa berakibat  tidak baik.

Untuk itu, kita harus bisa megantisipasi agar hal tersebut tidak terjadi. Bila tidak segera diatasi maka individu tersebut akan merasa kosong, hampa, tak bermakna. Ia menjalani hidup “hanya” karena kewajiban yang harus dijalani. Bila hal ini berlangsung terus menerus maka akan menjadi lebih berat dan berbahaya. Apalagi kalau suatu saat ketika anak-anak sudah beranjak dewasa dan sudah mulai “keluar” dari rumah, atau juga karena ditinggal pasangan maka dia akan merasakan “kehilangan” atau “kesepian yang istilah sononya “empty nest syndrom”. 


Nah disitulah pentingnya ME TIME dapat membantu kita mengantisipasi rasa kehilangan dan kecemasan, karena dengan ME TIME kita disibukkan oleh hal-hal yang kita senangi dan kita nikmati, sehingga emosi-emosi yang negatif dapat tersalurkan dengan kegiatan yang positif. Selain itu kita juga akan memiliki semangat baru untuk menghadapi hal-hal yang akan terjadi pada kita.


Dengan ME TIME kita juga bisa mempersiapkan diri kita sebagai orangtua karena suatu saat anak-anak akan meninggalkan kita karena mereka menuju hidup mandiri seperti kost atau menikah. Kalau kita sudah mempersiapkan diri sedari awal insya Alloh kita bisa terhindar dari syndrom ini saat hari tua nanti.

10 komentar:

  1. aku sih penting banget mbak me time...biar gak bosen hihiii

    BalasHapus
  2. Me time perlu banget buat kita waras kalau kata bukunya mbak Lita dkk

    BalasHapus
  3. kalau menurutku penting itu ME TIME...biar bisa seger lagi melakukan tugas-tugas dan biar bawaannya gak marah-marah mulu :D

    BalasHapus
  4. Kalau bukan krn kepepet, kerja itu termasuk me time sbtlnya lho..blogwalking..

    BalasHapus
  5. me time perlu banget buat saya. Supaya saya tetap waras hehe

    BalasHapus
  6. makasih gan tentang infonya dan semoga bermanfaat

    BalasHapus
  7. tulisannya bagusss renn..... kunjungi juga blog ku yaa ren? http://indahannora.blogspot.co.id/

    BalasHapus
  8. mantap mas artikelnya dan sangat menarik

    BalasHapus