25 Juni 2015

KETIKA ANAK MENIRU PERILAKU NEGATIF



Sekitar awal bulan Mei yang lalu, Athiyah sering dititipkan di rumah mbahnya. tantenya  yang biasanya bersama setiap hari dengan Athiyah tidak bisa menjaganya karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Sekitar 4 hari Athiyah berada di rumahnya. Karena masih ASI, tiap malam sepulang suami dari kantor kami pun pergi kesana dan pagi-pagi setelah sholat Subuh kami pun meninggalkan Athiyah disana karena kami harus bekerja. Nah, mulai dari situlah nampak perubahan perilaku yang sangat mencolok pada Athiyah. Mulai dari memukul, berteriak,  merebut mainan dengan kasar, memasang muka sinis (Athiyah menatap sinis sambil memajukan dagunya, dan kadang sambil menggumam “hahh”) bahkan berekspresi sinis sambil kayak mau meludah ke lawan bicaranya (tapi maaf, ludahnya masih menempel di bibir, mungkin maksudnya mau meludahi orang tapi belum bisa.

Kaget...? pasti. Khawatir...? Iya. Sediihh...? Ho..oh... Teruss...?
Apa kita mau menyalahkan oranglain? ...Tentu itu tindakan yang kurang bijak....

Tanpa menunggu waktu lebih lama,akhirnya aku pun cari informasi ke keluarga yang disana. Ternyata memang ada salah satu sepupu Athiyah yang “bertingkahlaku”  seperti itu. Athiyah pun menirukan perilaku itu. Sepupu kami yang masih PAUD itu pun mendapatkan perilaku negatifnya dari teman-temannya.
Nah, menirukan hal-hal yang negatif atau kasar pada anak batita (usia Athiyah maupun sepupunya itu) memang hanya sekedar menirukan saja. Mereka belum memiliki kemampuan membedakan hal-hal yang dianggap baik atau buruk. Bahkan mereka belum memahami kalau kata yang diucapkan atau perbuatan yang dilakukan itu adalah hal yang tidak baik.

Meniru merupakan salah satu cara anak belajar tentang diri dan lingkungannya. Meniru verbal merupaka dasar bagi anak batita untuk belajar bahasa. Saat anak belajar bicara pun diawali dengan modelling atau meniru, karena tanpa itu anak tidak akan mampu mengembangkan kemampuannya sesuai dengan tuntutan lingkungan. 

Tapi, yang jadi masalah jika hal-hal yang jelek pun ditiru dan bahkan bila dilarang, malah dilakukan lagi.
Mengapa anak melakukan hal tersebut? Itu karena anak memiliki keterbatasan dalam kemampuan berpikirnya.
Terus bagaimana aku mentreatmen atau mengatasi perilaku negatif Athiyah ini...?
Awalnya aku melarang secara langsung. Biasa kan...emak-emak kalau ada perilaku yang negatif dari anaknya, secara umum atau refleks kali yaa...pasti akan melarang dulu. Tapi semakin dilarang, Athiyah malah semakin mengulang perilakunya tersebut. Bahkan tanpa ada pencetus apa pun ia bertingkah seperti itu, apalagi kalau ada pencetusnya yang membuat dia bete atau kesal. Ternyata dengan melarang sepertinya tidak efektif untuk Athiyah,  justru mendorongnya untuk mengulangi perilaku buruk karena dia merasa mendapatkan perhatian lebih.

Aku pun cari cara lain dengan mengalihkan perhatiannya kepada hal lain. Cara ini kadang berhasil, tapi kalau Athiyah lagi sangat kesal/marah, maka cara ini jarang berhasil. Cara berikutnya, dengan tidak memperhatikan dia saat perilaku negatif itu muncul, sambil mengatakan, “Itu jelek...jelek... Itu tidak baik... Ibu nggak mau lihat.” Sepertinya Athiyah ingin melihat reaksi orang disekitarnya saat itu dengan perilaku negatifnya, atau juga mungkin dia sedang caper.
Biasanya kalau sudah merasa dicuekin Athiyah akan merangsek maju agar kita melihatnya dan mengulang perilaku negatifnya dengan semakin “menjadi-jadi”. Tapi aku tetep kekeuh tidak melihatnya sampai-sampai dia menangis. Bagiku itu semacam punishment bagi Athiyah agar tidak mengulangi perilaku negatifnya. Agar dia belajar bahwa dengan berperilaku seperti itu orang lain tidak suka. Bahkan kalau ada orang lain saat itu seperti kakaknya, atau tantenya atau bapaknya saya seolah mencari penguatan. Misalnya kalau saat itu sedang ada kakaknya, maka saya akan bilang, “Kak, gitu tidak boleh ya... tidak baik yaa....” tentu di depannya Athiyah.

Dan bentuk punishment lain, setelah Athiyah berperilaku negatif lalu tidak mendapat perhatianku sehingga dia menangis, ujung-ujungnya akan minta ASI. Sebagai punishmentnya aku  tidak mau memberi ASI. Dia akan minta terus sambil berkata, “num...num...num ibu...aci...aci... Meski nangis pun tidak aku kasih ASI sebelum dia minta maaf. Terkadang Athiyah juga kekeuh nggak mau minta maaf dan menangis terus sambil merajuk minta ASI. Tapi seringnya mau minta maaf sambil mengulurkan tangannya dan berkata, “maf..maf...”
Setelah dikasih ASI, disela-sela menyusu dia akan bilang, “dak oyeh...idak oyeh... (tidak boleh...) sambil matanya menatapku.   

Nah, hal itu bila dilakukan terus menerus aku yakin anak akan mendapatkan insight bahwa perilaku negatifnya tidak disukai oleh orang lain. Dan alhamdulillah pelan-pelan perilaku negatifnya mulai berkurang dan jarang dilakukan lagi.
Nah, dengan peristiwa itu ada juga dampak positifnya, yaitu Athiyah jadi yahu mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang baik dan tidak baik. Dengan meniru, ia akan belajar banyak tentang lingkungannya, dan hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasannya.
Perilaku yang ditunjukkan oleh anak akan menjadi kebiasaan baginya. Kebiasaan akan menjadi bagian dari karakter anak. Jadi jika kita ingin anak kita mempunyai karakter yang dapat diterima maka kita harus menciptakan lingkungan yang tepat dan mendidik bagi anak kita.

7 komentar:

  1. anak2 memang peniru ulung, anak saya kadang begitu sepulang main, pelan2 di nasehatin, kalo itu gak bagus.. kalo di marahin tambah jadi mak...

    BalasHapus
  2. harus selalu di ingatkan ya supaya gak mengulangi lagi prilaku negatifnya

    BalasHapus
  3. Masya Allah.. mendidik anak itu gampang2 susah ya.. gak boleh gak tegaan juga :(

    salam kenal Mak ^^

    BalasHapus
  4. Halo mbak. Suka baca tulisannya. Kembali lagi ortu sebagai role model. Lingkungan ada pengaruhnya, tapi sejauh pengamatanku, walau lingkungan memberi contoh buruk, asal di rumah baik anak gak terpengaruh.

    BalasHapus
  5. Ya Allah. . .
    Memang risiko banget nitipin anak ya, Mbak. Hiks

    BalasHapus
  6. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, resepi dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus
  7. your article is this very helpful thanks for sharing...:)

    BalasHapus