Setelah acara Arisan Ilmu KEB Surabaya, kami sekeluarga
melanjutkan perjalanan ke Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember
yang berlokasi di Jalan Pahlawan Surabaya. Ini sudah kali kedua bagi aku dan
Kayla mengunjungi tempat ini. Yang pertama, Kayla bersama dengan teman-temannya
di SD Muhammadiyah GKB dalam fieldtripnya, sedangkan aku pertama kali kesana
sekitar sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, belum ada eskalatornya, sekarang
sudah ada. Nah, saat kemarin itu kami bisa pergi bersama-sama lengkap dengan
suami dan Athiyah.
![]() |
aahh...nggak foto di monumen Tugu Pahlawan karena sudah lari-lari aja tuh anak2 |
Suasana sangat panas saat itu, tapi tak mengurangi semangat
kami untuk meiihat-lihat berbagai bukti sejarah pertempuran 10 Nopember 1945 di
Surabaya. Memang museum yang didirikan
pada tahun 1951 ini dibangun untuk melengkapi keberadaan Tugu Pahlawan (Hero
Monument) untuk mengenang jasa para pahlawan pada pertempuran di atas.
Disini kakak Kayla asyik melihat-lihat dan memotret-motret
berbagai peninggalan bersejarah, sementara adik Athiyah juga asyik
mondar-mandir kesana kemari ikut-ikutan melihatnya. Kalau Bapak pasti asyik
baca-baca ini itu di museum. Kalau ibu (aku) ya so pasti ngikutin kemanapun dua
krucil ini melangkah.
Ada beberapa hal penting mengapa kami sebagai orangtua menganggap pergi ke museum itu penting bagi
anak-anak, terutama bagi Kayla dan Athiyah (kalau yang ini sih biar ngikut aja
dulu…belum ngeh soalnya tentang museum), diantaranya:
1. Dengan ke museum, Kayla bisa melihat langsung
berbagai benda peninggalan bersejarah, replica maupun foto-foto dari peristiwa
bersejarah tersebut. Kalau saat
pelajaran di sekolah kan lebih banyak berupa informasi yang diberikan oleh
guru, sehingga dengan ke museum Kayla akan memperoleh referensi vidual.
2 2.Dengan ke museum diharapkan Kayla bisa
menghargai jasa para pahlawan yang telah bersusah payah, rela berkorban nyawa
demi kemerdekaan Negara. Dengan begitu, bisa sedikit demi sedikit diberi
pengertian tentang bagaimana Kayla harus “berjuang” juga dalam bentuk yang lain
seperti belajar dengan lebih rajin sehingga memperoleh prestasi yang baik dan
kelak menjadi generasi yang bisa bermanfaat untuk bangsa dan Negara…(ketinggian
nggak sih ngomong kayak gini…? Gak papa laah…namanya juga harapan orangtua…kan
harus yang baik-baik kaan…)
3. Menumbuhkan rasa cinta Indonesia atau istilahnya
nasionalisme (asal jangan sampai ultranasionalis lhoo…bisa gawaaattt….). Dengan
ke museum dan melihat berbagai bukti sejarah masa lalu dan gigihnya perjuangan
para pahlawan untuk Indonesia, diharapkan Kayla juga bisa meniru semangat
nasionalisme para pahlawan tersebut sehingga bila suatu saat kelak dimanapun
Kayla berada, dia akan tetap cinta Indonesia.
4 4. Belajar tentang perspektif waktu. Dengan
berkunjung ke museum, Kayla bisa “melihat dan merasakan” berbagai gambaran
peristiwa dan suasana di masa lalu. Apalagi di museum Sepuluh Nopember ini ada
diorama statis yang berjumlah 8 diorama, dan akan lebih “terasa” lagi suasana
saat berpuluh-puluh tahun yang lalu karena dengan menekan tombol yang ada
didekat diorama akan terdengarlah suara/rekaman yang menggambarkan
kejadian/percakapan/suasana saat itu
seolah-olah kita diajak kembali ke masa lalu dan mersakan gelora semangat
perjuangan para pahlawan. Aku sempat merinding juga dibuatnya. Kalau pas
pertama aku ke museum dulu, untuk bisa mendengarkan suara itu harus memasukkan
koin dulu, tapi sekarang nggak lagi. Jadi langsung aja pencet tombolnya.
Athiyah pun juga ikut-ikutan mencet.
5.Dengan
pergi ke museum, otomatis imajinasi kit akan terlatih dengan baik karena dengan
melihat foto, replika, diorama atau video di museum disertai dengan efek audio
secara otomatis imajinasi kita akan dibawa terbang ke masa lalu
6.
Melatih
rasa ingin tahu. Dengan bukti-bukti sejarah yang ada di museum diharapkan Kayla
akan lebih mencari tahu tentang bukti-bukti tersebut, sehingga akan menambah
file-file informasi bersejarah dalam memorinya.
![]() |
sebagian foto benda-benda bersejarah |
Saat kami, berkunjung, ternyata ada pameran bersama sepuluh museum
se-Jatim. Dalam bayanganku saat itu, pameran yang besar dan menarik seperti
pamera-pameran pada umumnya yang digelar dengan meriah. Tapi ternyata
pamerannya “hanya” berupa tampilan sepuluh museum dalam suatu booth yang tidak
terlalu lebar dengan beberapa benda bersejarah yang barangkali menjadi ciri
khas dari masing-masing museum. Namun, meski “hanya” begitu kita jadi tahu bahwa
ada 10 museum yang lain yang ada di Jawa Timur yaitu: Museum Brawijaya Malang,
Museum Mandilaras Pamekasan, Museum Anjuk Ladang di Nganjuk, Museum Rajekwesi
di Bojonegoro, Museum Kesehatan di Surabaya, Museum Islam Nusantara di Jombang,
Museum Pemda di Lumajang, Museum Tempo Doeloe Kabupaten Malang, Museum
Penataran di Biltar dan Museum Sepuluh Nopember di Surabaya.
Selain ke-10 museum tersebut, masih ada
banyak lagi museum di Jawa timur yaitu: Museum Loca Jalacrana Surabaya, Museum
Sunan Giri Gresik, Museum Kambang Putih Tuban, Museum Proklamator Blitar,
Museum Sunan Drajat Lamongan, Museum D’Topeng Kota Batu, Museum Dirgantara Kota
Malang, Museum Etnografi Unair Surabaya, Museum Majapahit-Trowulan, Mojokerto,
Museum Unesa Surabaya,dan Museum
Angkut Malang. Yang terakhir dan terbaru
adalah Museum Surabaya di Gedung Siola.
Dan yang sudah masuk agenda adalah mengunjungi Museum Kesehatan di Surabaya
dan Museum Angkut di Malang. Penasaran banget dengan kedua museum itu.
Athiyah dan Kayla kelihatan seneng banget
diajak ke museum ini. Bahkan si athiyah sering “nyanyi-nyanyi” sendiri. Samapai-sampai
tempat sampah pun dijadikan cermin saat dia bernyanyi dan berjoged. Merekapun
nampak sering berpelukan karena senengnya.
“DAN NIKMAT MANA LAGI YANG ENGKAU DUSTAKAN…”
Belom pernah kesini Mak, walauu beberapa kali ke Surabaya. Jadi ngancem deh, sekarang! hehe
BalasHapushehehe...ayo ke Surabaya lagi mak....siapa tahu bisa ketemuan, meski aku di Gresik...
Hapuswah wah pasti menyenangkan banget ya kunjungan ke Musium ini buat kk kayla dan dd Athiyah...
BalasHapusPengen ke Museum angkut juga, pengen ke Malang juga..he he he
berdoa deh semoga kalau ke museum angkut pas barengan jadi bisa ketemuan mbak...hehehe...
Hapussaya juga lebih suka ajak anak ke museum, nambah pengetahuan dan biasanya lebih murah ya
BalasHapusbetul mak. di museum kemarin htm nya cuma lima ribu perak...murmer...
HapusSetuju dengan alasan mak Reni mengajak anak-anak wisata ke Museum, saya pernah ke Surabaya tapi cuma numpang lewat aja, terkesan dengan Kota Surabaya yang rapi jali
BalasHapusSeumur-umur baru 2 kali sepertinya ke museum, sekali di Kendari(kegiatan sekolah) yang kedua kali di Museum Satwa, malah lebih antusias pas sudah dewasa, mungkin benar, saat sudah mengerti akan lebih memnekas arti kunjungannya :D
BalasHapusaku belum pernah kesini mbak. Oh ya fotonya kecil y ambak paahal bagus ya
BalasHapusWaaah..ternyata banyak museum di Jatim, ya. Semoga bisa explore ke sana.
BalasHapusBtw, saya paling suka diorama2 di museum. Jdi bisa bayangin suasana dulu itu, ya.
Asyik banget mbak....
BalasHapusSaya belum pernah ke sana. Harusnya minggu kemarin. yah sudahlah. Meski kecewa, tapi banyak hikmah yang saya terima sebagai ganti gagalnya ke Surabaya.
Museum itu alternatif liburan sambil belajar anak yang sangat murah ya mbak. Tapi entah mengapa, masih banyak yang belum bisa menarik minat anak (mungkin karena museum di kota saya kecil). Pengen ajak mereka ke museum di kota besar yg lebih entertaining seperti museum BI di Kota lama Jakarta.
BalasHapusasiknya itu kalau ke museum bisa belajar sejarah dengan cara menyenangkan :)
BalasHapus