02 Juni 2015

PERGI KE MONUMEN TUGU PAHLAWAN DAN MUSEUM SEPULUH NOPEMBER



Setelah acara Arisan Ilmu KEB Surabaya, kami sekeluarga melanjutkan perjalanan ke Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember yang berlokasi di Jalan Pahlawan Surabaya. Ini sudah kali kedua bagi aku dan Kayla mengunjungi tempat ini. Yang pertama, Kayla bersama dengan teman-temannya di SD Muhammadiyah GKB dalam fieldtripnya, sedangkan aku pertama kali kesana sekitar sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, belum ada eskalatornya, sekarang sudah ada. Nah, saat kemarin itu kami bisa pergi bersama-sama lengkap dengan suami dan Athiyah.

aahh...nggak foto di monumen Tugu Pahlawan karena sudah lari-lari aja tuh anak2


Suasana sangat panas saat itu, tapi tak mengurangi semangat kami untuk meiihat-lihat berbagai bukti sejarah pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Memang museum  yang didirikan pada tahun 1951 ini dibangun untuk melengkapi keberadaan Tugu Pahlawan (Hero Monument) untuk mengenang jasa para pahlawan pada pertempuran di atas.

Disini kakak Kayla asyik melihat-lihat dan memotret-motret berbagai peninggalan bersejarah, sementara adik Athiyah juga asyik mondar-mandir kesana kemari ikut-ikutan melihatnya. Kalau Bapak pasti asyik baca-baca ini itu di museum. Kalau ibu (aku) ya so pasti ngikutin kemanapun dua krucil ini melangkah.


Ada beberapa hal penting mengapa kami sebagai orangtua  menganggap pergi ke museum itu penting bagi anak-anak, terutama bagi Kayla dan Athiyah (kalau yang ini sih biar ngikut aja dulu…belum ngeh soalnya tentang museum), diantaranya:


    1. Dengan ke museum, Kayla bisa melihat langsung berbagai benda peninggalan bersejarah, replica maupun foto-foto dari peristiwa bersejarah tersebut.  Kalau saat pelajaran di sekolah kan lebih banyak berupa informasi yang diberikan oleh guru, sehingga dengan ke museum Kayla akan memperoleh referensi vidual.



2 2.Dengan ke museum diharapkan Kayla bisa menghargai jasa para pahlawan yang telah bersusah payah, rela berkorban nyawa demi kemerdekaan Negara. Dengan begitu, bisa sedikit demi sedikit diberi pengertian tentang bagaimana Kayla harus “berjuang” juga dalam bentuk yang lain seperti belajar dengan lebih rajin sehingga memperoleh prestasi yang baik dan kelak menjadi generasi yang bisa bermanfaat untuk bangsa dan Negara…(ketinggian nggak sih ngomong kayak gini…? Gak papa laah…namanya juga harapan orangtua…kan harus yang baik-baik kaan…)

    3.  Menumbuhkan rasa cinta Indonesia atau istilahnya nasionalisme (asal jangan sampai ultranasionalis lhoo…bisa gawaaattt….). Dengan ke museum dan melihat berbagai bukti sejarah masa lalu dan gigihnya perjuangan para pahlawan untuk Indonesia, diharapkan Kayla juga bisa meniru semangat nasionalisme para pahlawan tersebut sehingga bila suatu saat kelak dimanapun Kayla berada, dia akan tetap cinta Indonesia.



4 4. Belajar tentang perspektif waktu. Dengan berkunjung ke museum, Kayla bisa “melihat dan merasakan” berbagai gambaran peristiwa dan suasana di masa lalu. Apalagi di museum Sepuluh Nopember ini ada diorama statis yang berjumlah 8 diorama, dan akan lebih “terasa” lagi suasana saat berpuluh-puluh tahun yang lalu karena dengan menekan tombol yang ada didekat diorama akan terdengarlah suara/rekaman yang menggambarkan kejadian/percakapan/suasana  saat itu seolah-olah kita diajak kembali ke masa lalu dan mersakan gelora semangat perjuangan para pahlawan. Aku sempat merinding juga dibuatnya. Kalau pas pertama aku ke museum dulu, untuk bisa mendengarkan suara itu harus memasukkan koin dulu, tapi sekarang nggak lagi. Jadi langsung aja pencet tombolnya. Athiyah pun juga ikut-ikutan mencet.

    

  5.Dengan pergi ke museum, otomatis imajinasi kit akan terlatih dengan baik karena dengan melihat foto, replika, diorama atau video di museum disertai dengan efek audio secara otomatis imajinasi kita akan dibawa terbang ke masa lalu


  6. Melatih rasa ingin tahu. Dengan bukti-bukti sejarah yang ada di museum diharapkan Kayla akan lebih mencari tahu tentang bukti-bukti tersebut, sehingga akan menambah file-file informasi bersejarah dalam memorinya.

sebagian foto benda-benda bersejarah
Saat kami, berkunjung, ternyata ada pameran bersama sepuluh museum se-Jatim. Dalam bayanganku saat itu, pameran yang besar dan menarik seperti pamera-pameran pada umumnya yang digelar dengan meriah. Tapi ternyata pamerannya “hanya” berupa tampilan sepuluh museum dalam suatu booth yang tidak terlalu lebar dengan beberapa benda bersejarah yang barangkali menjadi ciri khas dari masing-masing museum. Namun, meski “hanya” begitu kita jadi tahu bahwa ada 10 museum yang lain yang ada di Jawa Timur yaitu: Museum Brawijaya Malang, Museum Mandilaras Pamekasan, Museum Anjuk Ladang di Nganjuk, Museum Rajekwesi di Bojonegoro, Museum Kesehatan di Surabaya, Museum Islam Nusantara di Jombang, Museum Pemda di Lumajang, Museum Tempo Doeloe Kabupaten Malang, Museum Penataran di Biltar dan Museum Sepuluh Nopember di Surabaya.


Selain ke-10 museum tersebut, masih ada banyak lagi museum di Jawa timur yaitu: Museum Loca Jalacrana Surabaya, Museum Sunan Giri Gresik, Museum Kambang Putih Tuban, Museum Proklamator Blitar, Museum Sunan Drajat Lamongan, Museum D’Topeng Kota Batu, Museum Dirgantara Kota Malang, Museum Etnografi Unair Surabaya, Museum Majapahit-Trowulan, Mojokerto, Museum Unesa Surabaya,dan  Museum Angkut  Malang. Yang terakhir dan terbaru adalah Museum Surabaya di Gedung Siola.



Dan yang sudah masuk agenda adalah mengunjungi Museum Kesehatan di Surabaya dan Museum Angkut di Malang. Penasaran banget dengan kedua museum itu.



Athiyah dan Kayla kelihatan seneng banget diajak ke museum ini. Bahkan si athiyah sering “nyanyi-nyanyi” sendiri. Samapai-sampai tempat sampah pun dijadikan cermin saat dia bernyanyi dan berjoged. Merekapun nampak sering berpelukan karena senengnya.


“DAN NIKMAT MANA LAGI YANG ENGKAU DUSTAKAN…”

13 komentar:

  1. Belom pernah kesini Mak, walauu beberapa kali ke Surabaya. Jadi ngancem deh, sekarang! hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...ayo ke Surabaya lagi mak....siapa tahu bisa ketemuan, meski aku di Gresik...

      Hapus
  2. wah wah pasti menyenangkan banget ya kunjungan ke Musium ini buat kk kayla dan dd Athiyah...

    Pengen ke Museum angkut juga, pengen ke Malang juga..he he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. berdoa deh semoga kalau ke museum angkut pas barengan jadi bisa ketemuan mbak...hehehe...

      Hapus
  3. saya juga lebih suka ajak anak ke museum, nambah pengetahuan dan biasanya lebih murah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mak. di museum kemarin htm nya cuma lima ribu perak...murmer...

      Hapus
  4. Setuju dengan alasan mak Reni mengajak anak-anak wisata ke Museum, saya pernah ke Surabaya tapi cuma numpang lewat aja, terkesan dengan Kota Surabaya yang rapi jali

    BalasHapus
  5. Seumur-umur baru 2 kali sepertinya ke museum, sekali di Kendari(kegiatan sekolah) yang kedua kali di Museum Satwa, malah lebih antusias pas sudah dewasa, mungkin benar, saat sudah mengerti akan lebih memnekas arti kunjungannya :D

    BalasHapus
  6. aku belum pernah kesini mbak. Oh ya fotonya kecil y ambak paahal bagus ya

    BalasHapus
  7. Waaah..ternyata banyak museum di Jatim, ya. Semoga bisa explore ke sana.

    Btw, saya paling suka diorama2 di museum. Jdi bisa bayangin suasana dulu itu, ya.

    BalasHapus
  8. Asyik banget mbak....
    Saya belum pernah ke sana. Harusnya minggu kemarin. yah sudahlah. Meski kecewa, tapi banyak hikmah yang saya terima sebagai ganti gagalnya ke Surabaya.

    BalasHapus
  9. Museum itu alternatif liburan sambil belajar anak yang sangat murah ya mbak. Tapi entah mengapa, masih banyak yang belum bisa menarik minat anak (mungkin karena museum di kota saya kecil). Pengen ajak mereka ke museum di kota besar yg lebih entertaining seperti museum BI di Kota lama Jakarta.

    BalasHapus
  10. asiknya itu kalau ke museum bisa belajar sejarah dengan cara menyenangkan :)

    BalasHapus