Bandung... salah satu kota yang membuatku selalu ingin kesana, lagi dan
lagi...
Baru 3 kali aku menginjakkan kakiku di kota Paris Van Java ini. Kota yang
terkenal dengan mojang Priangan yang geulis-geulis dengan kulit yang putih
bersih. Bandung yang selalu ngangeni dan menarik untuk dikunjungi. Namun, tidak
setiap saat aku bisa kesana. So, bagaimana, untuk memenuhi rasa kangenku pada
kota ini? Ah, entar aja deh jawabnya, karena aku mau cerita kisahku ketika aku
berkesempatan bertandang ke kota ini.
Tahun 2001
Ini pertama kalinya aku ke Bandung. Saat itu aku masih gadis. Bersama
dengan teman-teman dari Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya (SAIMS), kami
berangkat dari stasiun Gubeng naik kereta api Mutiara Selatan. Saat itu bulan
Ramadhan. Ada beberapa destinasi yang kami tuju saat itu (yang dalam tulisan
ini akan aku beri urutan aja yaaa...sekalian aku juga pingin tahu, ada berapa
destinasi di Bandung yang sudah pernah aku datangi dalam 3 kali kunjungan itu).
Destinasi 1 : Pondok Pesantren Daarut Tauhid
![]() |
Ini saat berada di dalam area Daarut Tauhid Bandung |
![]() |
di TK KHAS DAARUT TAUHID BANDUNG |
Destinasi 2 : Tangkuban Perahu
![]() |
di Tangkuban Perahu |
Destinasi 3 : TK Mutiara Bunda
Tujuan kami datang ke sekolah ini memang untuk studi banding sekaligus
kami ingin banyak belajar dari sistem manajemen, pembelajaran dan segala hal
yang berkaitan dengan pengembangan sekolah. Kami diterima dengan sangat baik
oleh para pengurus yayasan dan para staf disini. Orang Bandung memang halus
budi bahsanya yaa... Sekolah yang berlamatkan di Jalan PSM No. 35 Kiaracondong,
Bandung ini juga menerima anak berkebutuhan khusus (ABK). Saat itu “hanya”
masih level Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak saja, namun kini
perkembangannya sudah sangat pesat hingga meyelenggarakan sekolah menengah atas
(SMA) dengan kualitas yang tidak diragukan lagi. Satu hal lagi yang aku ingat
terus, sepanjang perjalanan menuju Mutiara Bunda ini kami banyak melewati jalan
dengan kata “suka” didepannya seperti : Sukaluyu, Sukajadi, Sukamiskin,
Sukahaji, Sukamaju...Suka apalagi yaa...
Destinasi 4 : Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Masjid Salman
Sebenarnya kita nggak ada agenda khusus kesini. Tapi mumpung sudah
sampai di Bandung, kurang mantap rasanya kalau tidak mampir ke perguruan tinggi yang menempati peringkat
ke-13 se- Asia ini. Kehebatan kampus yang beralamat di Jalan Ganesha No. 10 ini
sudah tidak diragukan lagi. Tiap tahun calon mahasiswa baru ramai-ramai
“menyerbu” kampus ini dengan harapan bisa menimba ilmu disini. Setelah puas
keliling kampus, kami juga berkesempatan sholat Ashar di Masjis Salman ITB. Oh
ya, keesokan harinya kami juga makan sahur di kantin mahasiswa sekalian sholat
Subuh di masjid Salman lagi, kebetulan penginapan kami tidak terlalu jauh dari
kampus ini.
Desinasi 5 : TKIT dan SDIT Salman Al Farisi
Kami datang ke sekolah ini dengan maksud yang sama dengan tujuan kami
waktu berkunjung ke KB/TK Mutiara Bunda. Kami menimba ilmu dan pengalaman
disana, karena sat itu sekolah kami masih tergolong baru sehingga kami perlu
banyak wawasan dan sharing pengalaman dari lembaga yang tentunya sudah lebih
lama dan berpengalaman dibanding kami.
Destinasi 6 : Bollen Kartika Sari
Bollen ini sudah terkenal dimana-mana karena rasanya yang maknyus. Makanya ketika pergi ke Bandung banyak teman yang nitip bolen ini. Padahal saat itu tempatnya aja nggak tahu.
Karena banyak yang pesan bollen ini dan kami juga penasaran, kami pun mencari
lamat ini. Karena sudah terkenal maka tidak terlalu lama kami sudah menemukan
lokasinya di Jalan Haji Akbar (Kebon
Kawung), Jawa Barat. Disini kita bisa mendapatkan berbagai bollen dengan
berbagai varian isi, cookies, cake, brownis, aneka macam snack, dan masih
banyak lagi.
Destinasi 7 : Cihampelas
Sebelum berangkat ke Bandung waktu itu, Cihampelas ini masuk dalam
daftar tempat yang harus disinggahi karena ini merupakan tempat favorit para
wisatawan yang datang ke Bandung, apalagi kalau pertama kali ke Bandung.
Destinasi wajb deh pokoknya. Cihampelas ini layak disebut surganya jeans. Ada
juga yang menyebut Jeans Street, tidak berlebihan menurutkan sebutan-sebutan
itu karena disini memang terkenal sebagai pusat penjualan pakaian berbahan
dasar jeans. Banyak sekali factory outlet (FO) disini, kualitas jeans yang
ditawarkan pun beragam, begitu pula harganya. Keberadaan Cihampelas ini juga membantu mengukuhkan julukan Bandung sebagai Kota Mode...
![]() |
sumber : sebandung.com |
Destinasi 8 : Rumah kediaman Bapak Prof. DR. Primadi Tabrani
![]() |
sumber : dkv.unicom.ac.id |
Rumah beliau memang bukan destinasi wisata bagi masyarakat. Tapi bagi
kami rumah beliau merupakan destinasi ilmu yang tak kan pernah ada akhirnya.
Begitu memasuki rumah di Jalan Sangkuriang R’2 Bandung ini, kesejukan langsung
menghinggapi tubuh kami. Kami disambut dengan amat baiknya, keluarganya yang
bersahaja, tutur kata lemah lembut dan senyum yang tak pernah hilang di wajah
sang tuan rumah membuat kami betah berlama-lama disini. Bapak Profesor DR. Primadi
Tabrani ini seorang guru besar Seni Rupa dan Design ITB, juga seorang pakar
kreativitas di Indonesia yang telah menggeluti dunia menggambar anak-anak
selama lebih dari 40 tahun. Beliau merupakan salah satu konsultan kreativitas
di sekolah kami waktu itu (tapi aku sudah resign dari Sekolah Alam Insan Mulia
Surabaya sejak akhir 2004 karena harus mengikuti suami).
Destinasi 9 : Pusat Sepatu dan Tas Cibaduyut
Tahun 2003
Kunjungan kedua, aku ke Bandung bersama ibu, adikkandungku dan saudara
sepupuku. Saat itu aku masih gadis juga lho, namun sudah dalam tahap proses
menuju pernikahan. Saat itu, aku naik kereta api Mutiara Selatan dari stasiun
....Madiun. Kali ini tujuan utamanya bersilaturahmi ke rumah kakakku yang saat
itu sedang bertugas di Bandung (namun sekarang sudah nggak di Bandung lagi) dan
juga ke rumah saudara sepupuku yang menikah dengan orang Bandung. Nah, saat itu
kami diajak jalan-jalan ke beberapa tempat wisata (urutannya aku lanjutin aja
yaaa
Destinasi 10 : Kebun Teh di Ciwidey
Sejauh mata memandang, terhamparlah perkebunan teh bagaikan permadani
hijau yang segar, didukung hawa yang sejuk, jauh dari keramaian kota. Senang
rasanya berlama-lama disini menghirup udara segar. Di pinggir jalan kami sempat
membeli minuman khas bandrek untuk menghangatkan tubuh kami.
Destinasi 11 : Danau Situ Patenggang
![]() |
sumber : anekatempatwisata.com |
Ada juga yang menyebutnya Situ Patengan, terletak di Bandung Selatan.
Saat aku kesana pengunjungnya cukup ramai. Banyak juga warung-warung yang
menjual makanan dan minuman. Saat itu kami membeli tahu goreng panas yang murah
meriah, cucok banget untuk suasana yang dingin-dingin sejuk. Area parkir cukup
luas, ada toilet/kamar mandi, mushola, kion souvenir, dan ada juga jasa sewa
perahu. Kerasan banget berlama-lama disini. Apalagi sambil mendengarkan para
pengunjung dengan logat Sunda-nya yang kental.
Destinasi 12 : Gedung Sate
![]() |
sumber : wikipedia |
Gedung yang menjadi icon kota Bandung ini akan sangat sayang untuk
dilewatkan. Tusuk satenya yang khas dan bangunan bergaya arsitektur eropa serta
nilai sejarahnya dapat menarik wisatawan untuk datang kesini. Taman-taman di
sekitar gedung terpelihara dengan baik, sehingga membuat betah berlama-lama
disini. Gedung yang sekarang menjadi kantor pusat pemerintahan Propinsi Jawa
Barat ini merupakan aset sejarah di Indonesia. Sayangnya waktu itu kami tidak
sampai masuk ke dalamnya.
Tahun 2012
Destinasi 13 : Jalan Dago
Tujuan kami ke Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor, tapi memang Bandung selalu sayang untuk dilewatkan.
Kami pun mampir belanja di Jalan Dago sepulang dari Bogor. Perginya ke Bogor, tapi beli oleh-olehnya di Bandung... Jalan yang dikenal juga dengan nama Jalan Ir. H. Juanda ini pun tak
kalah nge-hitsnya dengan destinasi wisata yang lain di Bandung. Jalan ini
selalu ramai dengan lalu lintas yang lumayan padat pula. Banyak factory outlet,
distro, restoran, kafe dan toko-toko yang menjual aneka jajanan khas Bandung.
Kala itu aku pun mampir di beberapa outlet untuk membeli kaos untuk dibagikan
ke saudara dan beberapa tetangga. Untuk teman-teman kerja aku pun membeli
oleh-oleh berupa makanan, seperti dodol, manisan dan berbagai macam keripik.
Inilah Bandung, yang tak pernah ada matinya. Setelah selesai Belanja, aku dan
temanku duduk-duduk di trotoar di depan salah satu factory outlet untuk menikmati hiruk pikuk
lalu lintas di Jalan Dago ini. Sederet pohon rindang menghalangi kami dari panasnya sinar matahari. Tak lupa kami pun membeli siomay di pinggir jalan.
Meskipun di gerobak rasanya nyamleng dan harganya pun murah meriah. Kemudian
lewatlah orang menjajakan hiasan dari kaca yang dipanaskan dan dibentuk
berbagai macam model (namanya apa ya itu aku lupa), aku pun membelinya untuk
oleh-oleh anakku.
Itulah sepenggal pengalamanku saat di Bandung. Baru 13 destinasi yang sudah aku kunjungi. Itu artinya masih seujung kukunya Kota Kembang ini. Makanya aku selalu menyimpan mimpi untuk datang lagi ke Bandung karena masih buaanyaaakk destinasi wisata, kuliner maupun pendidikan yang dapat dieksplor...
Hati
ini selalu rindu untuk kembali ke sana, meski aku bukan orang Bandung. Dulu
sempat memiliki angan-angan seandainya dapet orang Bandung hihihi...(semoga
suami nggak baca ini hehehe...). Bahkan pernah berkhayal untuk punya rumah dan
tinggal di Bandung (apa-apaan pula ini... well, namanya juga khayalan, nggak
salah kaann...)
Selalu
seneng dengar orang Bandung bicara dengan logat khas Sunda-nya. Waktu kuliah
ada beberapa teman dari Bandung. Seneng kalau bicara dengannya. Di kost ku,
menantu ibu kost juga orang Bandung, malah aku sempat belajar bicara bahasa
Sunda, eh tapi sih sekarang sudah lupa, yang diinget beberapa aja. Di tempat
mengajar yang dulu juga sering didatangi orang Bandung seperti Kak Andi Yudha
Asfandiyar dari DAR MIZAN dan Mas Hernowo dari MIZAN. Pernah dapat hadiah buku juga dari Mas Hernowo. Sering pula berdiskusi dengan beliau.
Waktu kuliah
juga pernah jadi LO (Land Officer) mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung
saat seminar nasional.
![]() |
With Kak Andi Yudha Asfadiyar (yang berkumis) |
Karena semua pengalaman di atas itulah mengapa Bandung selalu dekat dihati.
So,
bagaimana aku menumpahkan rinduku pada Bandung yang belum kesampaian?
Jawabannya
adalah dengan menonton acara sinetron
Preman Pensiun...
destinasi wisata di bandung emang menarik ya...apalagi tempat belanjanya hehehe..sy juga pernah ke DT saat aa Gym msh booming sekitar tahun 2000-2003 karena kuliah di bandung
BalasHapusiya tahun-tahun segitu Aa Gym lagi booming...
Hapusbanyak destinasi wisata di Bandung yang belum aku datangi nih
BalasHapusMbak Lidya kan lebih dekat ke Bandung daripada aku yang di gresik hehehe
HapusMba, kalau akhir-akhir ini yang ngetren Farmhouse di Lembang, konsepnya seperti Hobbiton di New Zealand. Seru banget kayaknya, salah satu wishlist saya :)
BalasHapusIYA BETUL MBAK...MUPENG JUGA PINGIN KESANA...EMANG BANDUNG TAK ADA MATINYA
Hapusayo ke Bandung lagi :D
BalasHapusHadeuh, gambarnya Situ Patengan, demikian mengundang.. :)
BalasHapustempat kost saya waktu kuliah dekeeet bgt ke DT, walo gitu ke DT nya ga sering2 coz selalu tergoda belanja di minimarketnya hehe maklum mahasiswa . dengerin ceramahnya A a seringnya dari MQ FM
BalasHapusAdikku lagi kuliah di Bandung...kostnya sering kebanjiran katanya hh
HapusEmang banyak hal menarik dari Bandung ya, Mbak. Pengalaman Mbak Reni juga menarik tuh :)
BalasHapusBtw endingnya sinetron Preman Pensiun >.<
Bagi Bollennya dong, Mbak. :D
BalasHapusSekarang tempat wisata di Bandung semakin banyak. Salah satunya yang ngehits tahun ini adalah Farm House Lembang. Lokasinya sebetulnya cuma naik angkot sebentar dari pesantren Darut Tauhid.
BalasHapusFarm house lembang...pingin banget kesana mana... semoga berkesempatan utk melihat "rumah hobit
Hapus