04 April 2016

EKOWISATA MANGROVE WONOREJO SURABAYA



Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya diresmikan  pada bulan April 2011. Tapi kami baru kesana bulan Maret yang lalu. Itu pun secara tidak direncanakan. Begitulah terkadang hal yang tidak direncanakan malah terealisasi duluan. Padahal keinginan untuk kesana sudah lama juga sih, tapi belum kesampaian-kesampaian juga, dan baru kali ini bisa terwujud. Ceritanya, setelah mengikuti sholat kusuf di Masjid Al Akbar Surabaya kami sarapan dulu di Soto Ayam Lamongan Cak Har langganan kami di Jalan DR. Ir. H. Soekarno (MERR).  Setelah sarapan rencananya mau pergi ke Taman Prestasi dan naik perahu. Kayla dan Athiyah pernah kami janjikan untuk naik perahu disana. Tapi kemudian rencana itu berubah ketika ingat bahwa kami pernah mengagendakan untuk berkunjung ke hutan mangrove di Wonorejo. Bertepatan setelah itu ditelpon oleh teman kami dan diminta mampir ke rumahnya di daerah Wonoayu Rungkut. Setelah selesai sarapan kami pun meluncur menuju rumah teman kami dan dilanjutkan ke Ekowisata Mangrove Wonorejo. Teman kami pun turut bersama kami pergi ke hutan Mangrove. Karena mereka sekeluarga sudah pernah kesana maka kami pun tidak kesulitan menemukan lokasinya. Tak lupa kami membawa perbekalan berupa buah rambutan, semangka dan air mineral. Susu Athiyah juga tidak boleh ketinggalan, bisa berabe acara disana bila point satu itu tertinggal.
Setibanya di lokasi kami langsung menuju ke pintu masuk yang dilengkapi dengan pendopo dengan kursi-kursi panjang yang memungkinkan  kita untuk beristirahat sejenak sembari berkaraoke ria. Saat kami datang ada juga orang yang sedang menyanyi (karaokean), disediakan juga semacam panggung kecil. Setelah membayar tiket masuk yang sudah termasuk sewa kapal, untuk dewasa Rp 25 ribu dan anak-anak di atas lima tahun Rp 15 ribu, kami pun bergegas menuju ke dermaga dimana kapal yang akan membawa kita menuju hutan bakau bersandar.
menunggu di dermaga
Melihat tempat duduk di dalam kapal yang sudah siap berangkat sudah penuh, kami sempat berpikir untuk naik kapal berikutnya. Tapi karena khawatir juga waktunya semakin sore maka kami pun ikut naik kapal itu dan duduk rame-rame di dek belakang kapal. Kapal ini muat untuk 30-35 penumpang dan dilengkapi dengan beberapa pelampung yang ada di bawah atap kapal.
duduk di dek belakang kapal
narsis dulu sebelum kapal berangkat
Semua penumpang tampak senang menikmati sensasi perjalanan kapal menyusuri sungai sepanjang 5 kilometer dengan kedalaman air sekitar 5 meter ini. Kita pun akan menemui beberapa hewan yang sering nampak yaitu burung-burung dan kera. Kayla dan Athiyah pun nampak  excited. Bagi Athiyah ini adalah pengalaman pertamanya naik kapal. Tidak ada raut wajah cemas atau takut, senang dan tertawa-tawa malah.
Oh ya selain naik kapal ada dua pilihan transportasi lain yaitu speedboat yang berkapasitas 6 orang, namun kita harus merogoh kocek agak dalam lagi karena tarifnya Rp 300 ribu. Disediakan juga kapal Pesiar “Jaya Samudera” tapi kurang tahu berapa harga tiketnya.
dari kapal lalu naik ke daratan melalui tangga ini
Setelah sekitar 20 menit naik kapal, kami pun turun ke daratan, eh naik deh maksudnya... untuk kemudian menyusuri kawasan hutan bakau  dengan melalui lintasan atau jalan yang terbuat dari anyaman bambu.Tapi harus hati-hati karena ada beberapa bagian lintasan yang sudah rusak.
lintasan dari anyaman bambu
Karena lintasan yang dilalui lumayan agak jauh, kami pun bergantian menggendong Athiyah.
Athiyah dan bapaknya
Untungnya, sesekali Athiyah minta jalan sendiri.
Athiyah asyik jalan sendiri
Apa sih sebenarnya hutan mangrove atau hutan bakau itu? Masih inget nggak pelajaran waktu di SMP dulu? Hutan bakau/mangrove merupakan hutan yang tumbuhnya di atas rawa-rawa dan terletak pada garis pantai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.
hutan bakau Wonorejo
hutan bakau atau hutan mangrove Wonorejo
Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari ekowisatamangrove Wonorejo  ini, antara lain:
1.       Untuk menahan erosi dan mengurangi abrasi di Pantai Timur Surabaya atau istilah kerennya PAMURBAYA. Abrasi merupakan proses pengikisan tanah oleh air laut.
2.       Sebagai habitat bagi beberapa binatang laut seperti ikan, udang, kerang, dll. Juga sebagai tempat hidup bagi binatang darat seperti kera, burung-burung.
3.       Membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Pantai Timur Surabaya.
4.       Sebagai wahana wisata bahari atau wisata air.
5.       Sebagai sarana edukasi atau tempat pembelajaran bagi para pelajar dan mahasiswa atau siapapun yang memanfaatkannya.
Memang dalam hal ini Pemkot Surabaya patut diacungi jempol karena masih peduli dengan kelestarian lingkungan.
Kayla menyusuri hutan mangrove
Hutan mangrove Wonorejo ini merupakan proyek kerjasama Kementerian Kehutanan RI dengan Japan International Cooperation ini memiliki lahan seluas kurang lebih 200 hektar dengan kurang lebih 30 spesies binatang yang dilindungi. Di dalam hutan mangrove ini juga disediakan mushola apung dan toilet yang dibuat oleh BPN II Surabaya.
mushola apung di hutan mangrove Wonorejo
Toilet i hutan mangrove Wonorejo
Keadaan toiletnya sih sudah memprihatinkan. Kayaknya sudah harus diperbaiki lagi deh agar pengunjung yang memanfaatkan fasilitas ini semakin nyaman.
Namun, nampaknya pencemaran di wilayah hutan mangrove ini sudah tak terhindarkan lagi. Banyak sekali sampah yang berserakan di dalam hutan mangrove ini.  Sampah ini sangat mengganggu keindahan di hutan mangrove dan lebih dari itu tentu sampah ini juga mengganggu kehidupan ekosistem di dalamnya. Coba perhatikan sampah-sampah plastik di kanan kiri lintasan. Sedih dan miris deh jadinya, tapi kan nggak bisa berbuat apa-apa.
Perhatikan sampah di hutan mangrove ini
Hutannya pun penuh dengan sampah. Ini juga akibat tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab yang membuang sampah sembarangan. Sebaiknya perlu ditambahkan beberapa tempat sampah di sepanjang lintasan agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.
Di ujung lintasan, kami pun menjumpai 2 gazebo atau pondok apung bumi mangrove yang didirikan oleh Polrestabes Surabaya, Korem 084 Bhaskara Jaya, Bayangkari dan Pertamina.
Pondok Apung Bumi Mangrove
Berfoto dengan latar belakang gazebo
Sesampainya di gazebo kita bisa langsung beristirahat dan menikmati ketenangan suasana hutan mangrove yang indah, dengan semilir angin laut yang membuai mengalahkan panasnya mentari kala itu.
Bersantai di gazebo
Kakak beradik asyik menikmati suasana di gazebo
Nggak rela bapaknya tidur...eh diduduki
Menikmati semilir angin di gazebo
Sambil nyantai pun menikmati bekal yang kami bawa. Berasa memiliki pulau pribadi disini karena kebetulan pengunjung sudah sepi sehingga gazebo sebesar itu hanya kami tempati sendiri. Cukup lama juga kami berpiknik di sana. Anak-anak begitu ceria. Kami semua selonjoran nyantai disini, bahkan suamiku dan suami temanku pun tertidur pulas disini.
Athiyah mbanyol terus selama disini
Kami berada disini cukup lama dan lepas sudah semua penat yang ada. Berada jauh dari hiruk pikuk kesibukan kota sungguh sangat menenangkan dan menyenangkan. Setelah dirasa cukup dan memang waktunya juga sudah mendekati sore kami pun memutuskan untuk kembali. Jangan sampai lebih dari jam 15.30 disini lho yaa karena bisa ketinggalan kapal.
Banner peringatan
Ketika pulang Athiyah pun minta jalan sendiri meski panas banget
Sebelum turun ke kapal kita sempat foto bareng dulu
Formasi lengkap
Pulangnya Athiyah minta duduk sendiri di kapal dan minta yang bagian tepi. Kali ini kami dapat tempat duduk.
Tapi setelah beberapa menit dia sudah nampak ngantuk dan kecapekan. Sempat rewel sebentar karena nggak tahu apa maunya, akhirnya Athiyah pun tertidur pulas di pangkuanku. 
Sebenarnya masih ada jogging track yang ada disana, tapi karena Athiyah tidur dan pada kepanasan serta capek kami pun tidak kesana.
Bahkan sampai rumah pun Athiyah masih pules tidurnya.

Bagi yang ingin ke Ekowisata Mangrove Wonorejo ini jika naik mobil pribadi bisa lewat Jembatan MERR II di Jalan Ir. Soekarno lalu ambil jalan yang belok ke kiri, melewati samping kampus STIKOM Surabaya. Dari situ terus lurus ke arah timur sampai memasuki gerbang kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. 

Dan nikmati sensasi kawasan hutan mangrove-nya...

15 komentar:

  1. Semoga hutan mangrove ini bisa menjaga ekosistem di sekitarnya ya Mak. Sayang sekali pengunjung di sana kurang peduli dengan kebersihannya. Pemandangan jadi terganggu karena sampah yang berserakan. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, emang menjaga lebih sulit daripada membuatnya

      Hapus
  2. Wah... bisa jadi wisata keluarga yang asyik ya Mbak Reni.
    Soal sampah itu.... sedih y kalau pengunjung dan warga sembrono mmbuang sampah. Kejam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sedih banget, mengurangi keindahannya yang pasti

      Hapus
  3. Andai di kotaku ada wisata mangrove gini....

    BalasHapus
  4. indah ya kawasan mangrove, enak untuk ngajak keluarga

    BalasHapus
  5. Aku udah lama juga pengen ke sana, Mbak.. Belum kesampaian sampe sekarang, hehe... Semoga ntar kalo ke sana sudah ada perbaikan terutama soal kebersihan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. segera diagendakan mbak, faiq dan fahima pasti senang

      Hapus
  6. Sayang masih banyak nyamuknya mbak reni...
    Hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya ta, kok saya nggak digigit ya waktu kesana hehe

      Hapus
  7. asyuk nih jalan-jalan alam kaya gini

    BalasHapus
  8. liburan pasti sangat menyenangkan bersama keluarga, anak-anak juga bisa nemanbah wawasan

    BalasHapus