Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya diresmikan pada bulan April 2011. Tapi kami baru kesana
bulan Maret yang lalu. Itu pun secara tidak direncanakan. Begitulah terkadang
hal yang tidak direncanakan malah terealisasi duluan. Padahal keinginan untuk
kesana sudah lama juga sih, tapi belum kesampaian-kesampaian juga, dan baru kali
ini bisa terwujud. Ceritanya, setelah mengikuti sholat kusuf di Masjid Al Akbar
Surabaya kami sarapan dulu di Soto Ayam Lamongan Cak Har langganan kami di
Jalan DR. Ir. H. Soekarno (MERR). Setelah sarapan rencananya mau pergi ke Taman
Prestasi dan naik perahu. Kayla dan Athiyah pernah kami janjikan untuk naik
perahu disana. Tapi kemudian rencana itu berubah ketika ingat bahwa kami pernah
mengagendakan untuk berkunjung ke hutan mangrove di Wonorejo. Bertepatan
setelah itu ditelpon oleh teman kami dan diminta mampir ke rumahnya di daerah
Wonoayu Rungkut. Setelah selesai sarapan kami pun meluncur menuju rumah teman
kami dan dilanjutkan ke Ekowisata Mangrove Wonorejo. Teman kami pun turut
bersama kami pergi ke hutan Mangrove. Karena mereka sekeluarga sudah pernah
kesana maka kami pun tidak kesulitan menemukan lokasinya. Tak lupa kami membawa
perbekalan berupa buah rambutan, semangka dan air mineral. Susu Athiyah juga
tidak boleh ketinggalan, bisa berabe acara disana bila point satu itu
tertinggal.
Setibanya di lokasi kami langsung menuju ke pintu masuk yang
dilengkapi dengan pendopo dengan kursi-kursi panjang yang memungkinkan kita untuk beristirahat sejenak sembari
berkaraoke ria. Saat kami datang ada juga orang yang sedang menyanyi
(karaokean), disediakan juga semacam panggung kecil. Setelah membayar tiket
masuk yang sudah termasuk sewa kapal, untuk dewasa Rp 25 ribu dan anak-anak di
atas lima tahun Rp 15 ribu, kami pun bergegas menuju ke dermaga dimana kapal
yang akan membawa kita menuju hutan bakau bersandar.
![]() |
menunggu di dermaga |
Melihat tempat duduk di dalam kapal yang sudah siap
berangkat sudah penuh, kami sempat berpikir untuk naik kapal berikutnya. Tapi
karena khawatir juga waktunya semakin sore maka kami pun ikut naik kapal itu
dan duduk rame-rame di dek belakang kapal. Kapal ini muat untuk 30-35 penumpang
dan dilengkapi dengan beberapa pelampung yang ada di bawah atap kapal.
![]() |
duduk di dek belakang kapal |
![]() |
narsis dulu sebelum kapal berangkat |
Semua penumpang tampak senang menikmati sensasi perjalanan
kapal menyusuri sungai sepanjang 5 kilometer dengan kedalaman air sekitar 5
meter ini. Kita pun akan menemui beberapa hewan yang sering nampak yaitu
burung-burung dan kera. Kayla dan Athiyah pun nampak excited. Bagi Athiyah ini adalah pengalaman
pertamanya naik kapal. Tidak ada raut wajah cemas atau takut, senang dan
tertawa-tawa malah.
Oh ya selain naik kapal ada dua pilihan transportasi lain
yaitu speedboat yang berkapasitas 6 orang, namun kita harus merogoh kocek agak
dalam lagi karena tarifnya Rp 300 ribu. Disediakan juga kapal Pesiar “Jaya
Samudera” tapi kurang tahu berapa harga tiketnya.
![]() |
dari kapal lalu naik ke daratan melalui tangga ini |
![]() |
lintasan dari anyaman bambu |
Karena lintasan yang dilalui lumayan agak jauh, kami pun
bergantian menggendong Athiyah.
![]() |
Athiyah dan bapaknya |
Untungnya, sesekali Athiyah minta jalan sendiri.
![]() |
Athiyah asyik jalan sendiri |
Apa sih sebenarnya hutan mangrove atau hutan bakau itu?
Masih inget nggak pelajaran waktu di SMP dulu? Hutan bakau/mangrove merupakan hutan
yang tumbuhnya di atas rawa-rawa dan terletak pada garis pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.
![]() |
hutan bakau Wonorejo |
![]() |
hutan bakau atau hutan mangrove Wonorejo |
Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari ekowisatamangrove Wonorejo ini, antara lain:
1.
Untuk menahan erosi dan mengurangi abrasi di
Pantai Timur Surabaya atau istilah kerennya PAMURBAYA. Abrasi merupakan proses
pengikisan tanah oleh air laut.
2.
Sebagai habitat bagi beberapa binatang laut
seperti ikan, udang, kerang, dll. Juga sebagai tempat hidup bagi binatang darat
seperti kera, burung-burung.
3.
Membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem di
Pantai Timur Surabaya.
4.
Sebagai wahana wisata bahari atau wisata air.
5.
Sebagai sarana edukasi atau tempat pembelajaran
bagi para pelajar dan mahasiswa atau siapapun yang memanfaatkannya.
Memang dalam hal ini Pemkot Surabaya patut diacungi jempol
karena masih peduli dengan kelestarian lingkungan.
![]() |
Kayla menyusuri hutan mangrove |
Hutan mangrove Wonorejo ini merupakan proyek kerjasama Kementerian Kehutanan RI dengan Japan International Cooperation ini memiliki lahan seluas kurang
lebih 200 hektar dengan kurang lebih 30 spesies binatang yang dilindungi. Di
dalam hutan mangrove ini juga disediakan mushola apung dan toilet yang dibuat
oleh BPN II Surabaya.
![]() |
mushola apung di hutan mangrove Wonorejo |
![]() |
Toilet i hutan mangrove Wonorejo |
Keadaan toiletnya sih sudah memprihatinkan. Kayaknya sudah
harus diperbaiki lagi deh agar pengunjung yang memanfaatkan fasilitas ini
semakin nyaman.
Namun, nampaknya pencemaran di wilayah hutan mangrove ini
sudah tak terhindarkan lagi. Banyak sekali sampah yang berserakan di dalam
hutan mangrove ini. Sampah ini sangat
mengganggu keindahan di hutan mangrove dan lebih dari itu tentu sampah ini juga
mengganggu kehidupan ekosistem di dalamnya. Coba perhatikan sampah-sampah
plastik di kanan kiri lintasan. Sedih dan miris deh jadinya, tapi kan nggak
bisa berbuat apa-apa.
![]() |
Perhatikan sampah di hutan mangrove ini |
Hutannya pun penuh dengan sampah. Ini juga akibat
tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab yang membuang sampah sembarangan.
Sebaiknya perlu ditambahkan beberapa tempat sampah di sepanjang lintasan agar
pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.
Di ujung lintasan, kami pun menjumpai 2 gazebo atau pondok
apung bumi mangrove yang didirikan oleh Polrestabes Surabaya, Korem 084
Bhaskara Jaya, Bayangkari dan Pertamina.
Sesampainya di gazebo kita bisa langsung beristirahat dan
menikmati ketenangan suasana hutan mangrove yang indah, dengan semilir angin
laut yang membuai mengalahkan panasnya mentari kala itu.
![]() |
Kakak beradik asyik menikmati suasana di gazebo |
![]() |
Nggak rela bapaknya tidur...eh diduduki |
Sambil nyantai pun menikmati bekal yang kami bawa. Berasa
memiliki pulau pribadi disini karena kebetulan pengunjung sudah sepi sehingga
gazebo sebesar itu hanya kami tempati sendiri. Cukup lama juga kami berpiknik
di sana. Anak-anak begitu ceria. Kami semua selonjoran nyantai disini, bahkan
suamiku dan suami temanku pun tertidur pulas disini.
Kami berada disini cukup lama dan lepas sudah semua penat yang
ada. Berada jauh dari hiruk pikuk kesibukan kota sungguh sangat menenangkan dan
menyenangkan. Setelah dirasa cukup dan memang waktunya juga sudah mendekati
sore kami pun memutuskan untuk kembali. Jangan sampai lebih dari jam 15.30
disini lho yaa karena bisa ketinggalan kapal.
Pulangnya Athiyah minta duduk sendiri di kapal dan minta
yang bagian tepi. Kali ini kami dapat tempat duduk.
Tapi setelah beberapa menit dia sudah nampak ngantuk dan
kecapekan. Sempat rewel sebentar karena nggak tahu apa maunya, akhirnya Athiyah
pun tertidur pulas di pangkuanku.
Sebenarnya masih ada jogging track yang ada disana, tapi karena Athiyah tidur dan pada kepanasan serta capek kami pun tidak kesana.
Bahkan sampai rumah pun Athiyah masih pules tidurnya.
Bagi yang ingin ke Ekowisata Mangrove Wonorejo ini jika naik mobil pribadi bisa lewat Jembatan MERR II di Jalan Ir. Soekarno lalu ambil jalan yang belok ke kiri, melewati samping kampus STIKOM Surabaya. Dari situ terus lurus ke arah timur sampai memasuki gerbang kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.
Dan nikmati sensasi kawasan hutan mangrove-nya...
Sebenarnya masih ada jogging track yang ada disana, tapi karena Athiyah tidur dan pada kepanasan serta capek kami pun tidak kesana.
Bahkan sampai rumah pun Athiyah masih pules tidurnya.
Bagi yang ingin ke Ekowisata Mangrove Wonorejo ini jika naik mobil pribadi bisa lewat Jembatan MERR II di Jalan Ir. Soekarno lalu ambil jalan yang belok ke kiri, melewati samping kampus STIKOM Surabaya. Dari situ terus lurus ke arah timur sampai memasuki gerbang kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.
Dan nikmati sensasi kawasan hutan mangrove-nya...
Semoga hutan mangrove ini bisa menjaga ekosistem di sekitarnya ya Mak. Sayang sekali pengunjung di sana kurang peduli dengan kebersihannya. Pemandangan jadi terganggu karena sampah yang berserakan. :(
BalasHapusiya mbak, emang menjaga lebih sulit daripada membuatnya
HapusWah... bisa jadi wisata keluarga yang asyik ya Mbak Reni.
BalasHapusSoal sampah itu.... sedih y kalau pengunjung dan warga sembrono mmbuang sampah. Kejam...
sedih banget, mengurangi keindahannya yang pasti
HapusAndai di kotaku ada wisata mangrove gini....
BalasHapusindah ya kawasan mangrove, enak untuk ngajak keluarga
BalasHapusbetul, masih alami
HapusAku udah lama juga pengen ke sana, Mbak.. Belum kesampaian sampe sekarang, hehe... Semoga ntar kalo ke sana sudah ada perbaikan terutama soal kebersihan :)
BalasHapussegera diagendakan mbak, faiq dan fahima pasti senang
HapusSayang masih banyak nyamuknya mbak reni...
BalasHapusHehehehe
wah iya ta, kok saya nggak digigit ya waktu kesana hehe
Hapusasyuk nih jalan-jalan alam kaya gini
BalasHapusiya mbak seneng, sambil hirup oksigennya
Hapusliburan pasti sangat menyenangkan bersama keluarga, anak-anak juga bisa nemanbah wawasan
BalasHapusiya mbak, selain refreshing juga dapat ilmu
Hapus