13 Mei 2016

ISTANA GEBANG, RUMAH MASA MUDA BUNG KARNO



JASMERAH, JAngan Sekali-kali Melupakan sejaRAH.

Itulah salah satu ungkapan dari Bung Karno, sang proklamator kita. Dalam rangka itu pula, kami sekeluarga mengunjungi Istana Gebang ini. Selain karena penasaran, ini merupakan momentum yang sangat penting bagi kami untuk memberikan wawasan sejarah tentang Bapak Proklamator kita kepada Kayla yang sekarang sudah kelas 5 SD. Untuk Athiyah, kami masih “hanya” memperkenalkan aja nama Bung Karno sebagai Presiden RI yang pertama, meski Athiyah juga belum ngerti sih... Athiyah kan hanya ngikut aja kemana kami pergi.

Tanggal 5 Mei sekitar pukul 14.30 kami tiba di pelataran Istana Gebang. Begitu turun dari mobil kami pun disambut petugas dari sana dan menanyakan berapa jumlah anggota rombongan kami dan meminta kami membayar hanya Rp 2000,- per orang. Athiyah nggak dihitung sih... Murah banget kann...

Nampak dari depan tiga bangunan besar yang menempati tanah seluas kurang lebih 1500 meter persegi yaitu Rumah Induk, Paviliun dan Balai Kesenian.

Rumah Induk Istana Gebang

Balai Kesenian

Paviliun

Namun setelah kita masuk ternyata tidak hanya itu bangunan dalam Istana Gebang ini. Ada bangunan-bangunan lain seperti: 2 rumah keluarga, bangunan belakang, dapur belakang, rumah pembantu, bekas kandang kuda dan lumbung. Jadi total ada 10 bangunan. Bentuk rumah masih asli seperti ketika itu, hanya ada beberapa bagian saja seperti lantai ruang tamu dan ruang keluarga.


Pertama-tama kami langsung memasuki Rumah Induk. Kami melepas alas kaki lalu diminta mengisi buku tamu. Kemudian kami pun berkeliling dari satu ruangan ke ruangan yang lain. Di beberapa tempat ada petugas yang siap menunjukkan pada kita tentang bagian-bagian di Rumah Induk ini dan sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan kita.


Ruangan paling depan adalah ruang tamu, ruangan ini berada di sisi kiri dalam Rumah Induk. Perabotan di dalamnya pun masih asli dan vintage banget sesuai kala itu. Makanya di atas meja-kursi yang ada pun diberi tulisan “DILARANG DUDUK DISINI”. Kita pun bisa melihat berbagai macam foto Bung Karno menghiasi ruangan. Berikutnya masih di sisi kiri adalah kamar tidur Bung Karno saat masih muda, lalu Ruang Keluarga yang cukup luas dengan kursi kayu berkombinasi anyaman dari rotan. Ada pula kursi goyang yang terbuat dari kayu, katanya kursi ini biasa digunakan oleh kakak Bung Karno yaitu Ibu Soekarmini

Ruang Tamu

Kamar tidur Bung Karno masa muda

Ruang Keluarga


Agak ke belakang sisi sebelah kanan ada meja kerja yang di atasnya ada mesin ketik.

Meja Kerja

Ada beberapa foto yang diletakkan dalam lemari kayu. Di dalam rumah ini terasa adem meski tidak memakai pendingin ruangan.



Sementara di sisi sebelah kanan ada kamar tidur tamu laki-laki, kamar tidur tamu perempuan, (untuk selanjutnya dua kamar ini digunakan oleh putra putri Bung Karno ketika ikut Bung Karno berkunjung ke Blitar), kamar kakak kandung Bung Karno (Ibu Soekarmini), kamar ayah bunda Bung Karno (setelah Bung Karno jadi Presiden, kamar ini ditempatinya ketika beliau ke Blitar. Kamar ini ada kamar mandi dalamnya).
Kamar tamu laki-laki

Kamar tamu perempuan
 

Setelah dari rumah induk, kita langsung menuju bangunan belakang. Ada ruang makan keluarga, 4 kamar mandi/WC (saya sempat BAK di sini) yang dibangun setelah Bung Karno jadi Presiden (untuk para rombongan pengikut presiden, kamar tidur pembantu rumah tangga (sekarang untuk kamar tidur petugas), tempat santai untuk pertemuan dengan keluarga kawan-kawan Bung Karno, dan disini juga pernah dipakai Bung Karno melakukan pertemuan.konsolidasi dan diskusi dengan perwira-perwira PETA. Di bangunan belakang ini lantainya masih asli dari semen (belum diganti), lain halnya dengan ruang tamu dan ruang keluarga, lantainyasudah diganti keramik.


Ruang makan keluarga
sebelah kiriku adalah tempat santai



Selain itu, masih di bangunan belakang, ada kamar penyimpanan alat-alat dapur, kamar mandi asli saat Bung Karno masih muda, ada sumur yang sudah tua, dapur setelah menggunakan kompor, dan ada pula pawonan/luweng yaitu dapur asli yang pakai kayu bakar (berada di belakang dapur yang pake kompor).

Kamar penyimpanan alat-alat dapur
Di sebelah kiri Rumah Induk ada Paviliun yang digunakan oleh keluarga Ibu Soekarmini dan untuk para ajudan dan para pengawal Bung Karno saat ke Blitar. Sementara di sebelah kanan Rumah Induk ada Balai Kesenian yang dibangun pada tanggal 17 Agustus 1951 yang berfungsi untuk Pagelaran Seni menyambut kedatangan Bung Karno. Untuk sehari-harinya, sesuai dengan namanya tempat ini digunakan untuk latihan karawitan, tari, pedalangan dan kegiatan seni yang lain. Di belakang Balai Kesenian ini ada mushola keluarga.

Balai Kesenian

Berada di Istana Gebang ini, aku pun membayangkan bagaimana Bung Karno muda dan keluarga berada di rumah ini. Namun yang ada di benakku tetep aja Bung Karno di gambar-gambar itu yang notabene sudah jadi presiden, karena yang sering terlihat adalah wajah Bung Karno yang sudah jadi presiden.

Pernah lihat film Soekarno yang dibintangi oleh Ario Bayu atau film tentang Soekarno yang dibintangi oleh Anjasmara. Malah yang kebayang wajah artisnya...wkwkwkwk...

Mejeng dulu ahh..




8 komentar:

  1. iya mbak, memang dijaga keasliannya.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. iya mbak, sekarang dikelola oleh pemerintah daerah

      Hapus
  3. Sekarang boleh foto2 ya mbak? Dulu jaman kuliah ke sini sama petugasnya dilarang foto2,, padahal rumahnya bagus banget buat narsis, hehe,


    Btw, di deket makam bung karno ada museum omah jadoel, udaj kesana belum mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh itu mbak...sayangnya aku cuma pake kamera hp

      Hapus
  4. Pasti ada kesan2 tersendiri/yg berbeda ya Mbak kalo mengunjungi tempat bersejarah seperti ini. Buat anak2, sambil piknik sambil belajar sejarah, asyik pastinya :)

    BalasHapus
  5. Klo mb ke rumah bung karno, klo aku pernahnya ke rumah bung hatta yg di bukittinggi hihi

    BalasHapus