06 Mei 2016

WISATA EDUKASI KAMPUNG COKLAT DI BLITAR


Haloo chocolateholic... tahukah Anda bahwa coklat yang biasa kita makan itu pertama kali ditemukan hampir 4000 tahun yang lalu di Mesoamerika, tepatnya di Amerika.

Ayoo siapa yang tahu kapan pertama kali tanaman kakao masuk Indonesia?

Jawabannya adalah tahun 1560...sudah luuaamaa buuaaanggeett yooo... (inget logat Mas Mul dalam OK JEK). Tanaman kakao masuk ke Indonesia dibawa oleh para pelaut Spanyol dari Venezuela melalui Philipne dan sampailah di Sulawesi Utara.

Informasi-informasi sejarah tentang coklat dapat kita lihat di dinding setelah pintu masuk kampung coklat. BTW, sudah banyak yang tahu tentang Wisata Edukasi Kampung Coklat?

Wisata Kampung Coklat

tentang sejarah coklat

Sebelum datang kesini, bayanganku tentang kampung coklat beda jauuuuuhhh bangeeeet denga yang tersaji di hadapanku saat itu. Dalam bayanganku ketika kita masuk kampung coklat ya berarti kita itu masuk ke sebuah desa atau kampung yang hampir semua penduduknya mempunyai tanaman coklat di pekarangannya. Lalu kita bisa berinteraksi secara langsung degan si empunya coklat, lihat-lihat kebun coklat, etc..etc...etc...

Lha dalah kok ternyata yang namanya Wisata Kampung Coklat nggak seperti yang ada dalam bayanganku. Ikuti terus yaa perjalanan kami di Kampung Coklat ini...


Check it out....

Begitu menemukan lokasi wisata kampung coklat ini, kami memarkir mobil di parkiran-parkiran yang dibuat oleh warga dengan memanfaatkan halaman pemilik rumah-rumah di sekitar Wisata Kampung Coklat. Lumayanlah bisa menambah penghasilan mereka. Saran saya, carilah lokasi parkir yang terdekat dengan lokasi wisata agar tidak terlalu jauh jalannya. Tapi kalau mau sekalian sambil jalan dengan melihat-lihat sekitar lokasi wisata yaa parkir aja agak jauhan dikit.

Kami jalan beberapa meter dari parkiran menuju lokasi. Sesampainya disana, tepatnya di sebelah kanan pintu masuk terdapat Chocolate Gallery yang menjual aneka olahan berbahan coklat. Tapi kami tidak masuk kesitu dulu, karena masih penasaran apa yang ada di dalam Wisata Edukasi Kampung Coklat. Entar-entar aja kalau mau pulang lihat-lihat galeri coklat sekalian beli oleh-oleh.

Awalnya kita nggak ngeh alias nggak paham kalau foto di bawah ini adalah pintu masuk ke kampung coklat... (ya iyalah bayangan tentang kampung coklay nggak begini...ndesiit ah gue...allay).  Inilah akibatnya kalau pergi ke tempat wisata nggak cari informasi dulu...hehehe....tapi ada asyiknya juga lhooo...serasa suprise aja kesini karena beda dari bayangan sebelumnya...

0103

Agak celingukan kami melihat orang keluar masuk pintu ini yang di atasnya ada tulisan KSU GUYUB SANTOSO

Tanpa bertanya dulu, kami pun masuk aja kesini mengikuti orang lalu lalang. Begitu masuk tentu aja aku terheran-heran sambil berkata dalam hati, “Ooo... ini to Wisata Kampung Coklat”. Padahal itu masih belum masuk lebih dalam lagi.

Kami pun baca-baca dulu beberapa informasi tentang sejarah coklat yang ditempel di dinding dekat pintu masuk. Setelah dari situ kami pun disambut dengan karpet merah menuju loket.



Beli tiket dulu yaaa... Cuma Rp 5.000,- doang. Murah banget kaann... makin penasaran di dalamnya ada apa kok murah nian...

Kayla dan Athiyah membeli tiket

Lalu kita pun masuk pintu gerbang ...eh bukan pintu sih...gerbang utama masuk ke Wisata Kampung Coklat. Eh, di sebelah kanannya adalah “pintu” keluar.

pintu masuk utama Kampung Coklat

Gallery Coklat dan pintu keluar Kampung Coklat

Tak lupa sebelum masuk foto dulu disini


Begitu masuk kita akan melihat pohon-pohon kakao yang sudah masak dan sepertinya siap petik, warnanya orange banget. Sempat agak curiga ini pohon coklat beneran atau pohon-pohonan aja, soalnya di bawahnya lantai terbuat dari keramik, nggak ada tanahnya layaknya pohon tertanam hihihi...

Di antara pepohonan coklat terdapat meja kursi yang ditata sdemikian rupa sehingga pengunjung bisa duduk-duduk santai disitu dengan memandang buah-buah kakao yang menggoda.


ADA APA DI KAMPUNG COKLAT
Ternyata banyak fasilitas yang sudah disediakan oleh pengelola, antara lain: 
1. FOODCOURT



Kita bisa makan berbagai menu yang ada sambil memandang hijaunya bibit coklat dan menikmati semilirnya angin. Bisa juga makannya dibawa ke meja yang ada di area pepohonan coklat. Ada makanan ringan seperti cilot, jagung bakar, sosis, popcorn, kembang gula dan jagung bakar. Untuk makanan “berat” ada nasi dengan botok tawon, bakso. Untuk yang segar-segar kita bisa menikmati ice cream, jus buah dan lain-lain. Jangan khawatir tidak menapat tempat duduk, karena disediakan banyak meja kursi, baik di area foodcourt maupun di area pohon kakao.


    2. BIBIT COKLAT

Meski tidak terlalu luas lahan bibit coklat ini sangat menyejukkan untuk dipandang. Banyak pengunjung yang berfoto disini.


      3. COOKING CLASS
Kita juga bisa mengikuti program cooking class dengan bahan dasar coklat tentunya. Namun saat itu
kami tidak ikutan mencoba cooking class ini, kami datang sudah kesorean

      4. BATIK
      
      Ada booth khusus untuk kain batik dan ini dijual lho... Bagi yang berminat bisa membeli batik disini

         5. BELAJAR MEMBATIK

      Di sebelah booth yang jualan batik, ada mas-mas yang bersedia mengajari pengunjung untuk latihan membatik. Waktu itu mayoritas yang datang membatik adalah anak-anak seusia Kayla. Kayla pun juga ikutan belajar membatik, tapi belajarnya masih pake kertas sih nggak pake kain... ya iyalaahh ini kan gratis, minimal Kayla belajar menggunakan canting.  Siapapun boleh belajar membatik disini, ada juga ibu-ibu yang mencoba. Kayla menuliskan rangkaian suku kata yang merupakan singkatan dari nama-nama sahabatnya. Namun untuk yang belajar membatik ini masih terkesan seadanya saja, belum dikelola dengan baik dan belum serius sih menurutku. Hanya untuk having fun aja atau untuk nyoba-nyoba aja. Meski begitu, asyik juga lho mencoba menggunakan canting dan menuangkan malam ke atas media.


Sementara kakaknya belajar membatik, Athiyah juga ikut-ikutan sibuk menulis di kertas. Lihatlah aksi Athiyah saat menulis, sampek dlosor segala

      6. TERAPI IKAN

      Disini ada juga lho terapi ikan. Dengan hanya membayar Rp 10 ribu rupiah kita bebas untuk memasukkan kaki kita agar digigiti ikan-ikan kecil yang ada dalam kolam yang cukup luas. Aku sebenarnya pingin banget nyobain terapi ikan, tapi athiyahnya pastilah ngerecokin yang mau kesini lah mau kesitulah...
   

      Banyak lho manfaat dari terapi ikan ini, antara lain untuk menjaga kesehatan kulit, melancarkan sirkulasi darah, menenangkan pikiran, membuat otot kaki lebih nyaman dan membuat tidur jadi lebih nyenyak. Benarkah itu? Yaa cobain dulu laaah...
Terapi ikan di Kampung Coklat


7. MUSHOLA

Jangan khawatir berlama-lama di Kampung Coklat ini, karena kalau lapar tinggal beli makan di foodcourt, dan kita tidak akan khawatir tertinggal saat sholat kita karena disediakan mushola

Mushola di Kampung Coklat
8. MINI PLAY GROUND
Untuk anak-anak macam Athiyah, disediakan juga rumah balon dan kereta kelinci. Ada juga perahu mini yang harus dijalankan sendiri oleh penumpang kecilnya. Untuk yang suka naik mobil-mobilan ada juga lho di area tersendiri. Untuk main disini masih harus bayar lagi yaa...untuk rumah balon Rp 10 ribu. Kalau sudah berada di play ground ini Athiyah tidak mau pulang, padahal sudah jam 5 sore. Dia asyik bermain di rumah balon. Setelah dibujuk untuk pulang, masih belum berhasil juga dan minta naik ayunan dulu. Sengajalah mobil-mobilan yang ada disitu tidak aku kasih tahu kepadanya.Bisa-bisa dia merengek minta naik itu mobil.
rumah balon dan kereta kelinci
perahu-perahuan
mobil-mobilan


9. BERMAIN DAKON

Ada juga mainan tradisional seperti dakon. Athiyah pun ikut mainan dakon sambil menunggu kakaknya belajar membatik.

Athiyah sedang main dakon

10. ISTANA IKAN

Ini pun masih terkesan asal-asalan saja, nggak sesuai sih dengan namanya Istana Ikan, tapi hanya ada sedikit ikan di akuarium-akuarium yang tidak terlalu terawat.

Istana Ikan di Kampun Coklat

 

11. COKLAT GALERI

Suasana dalam galeri coklat kala itu

Disini tersedia berbagai macam olahan coklat seperti permen, brownis, bubuk coklat. Ada pula berbagai pernik-pernik seperti gantungan kunci, mug, tas, dompet, baju, T-Shirt, dan celana. Ada dua galeri, yang satu ada di depan dekat pintu masuk (di pinggir jalan) dan yang kedua ada di dalam kampung coklat.



Meski masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki lagi, tapi cukup mengasyikkan berada di Wisata Edukasi Kampung Coklat  yang dipimpin oleh Bapak Kholid Mustofa dan berlokasi di Jalan Banteng Blorok No 18 Desa Plosorejo Kademangan Blitar Telp/Fax. 0342-807457 HP 082220567818



Untuk menuju ke Kampung Coklat ini butuh waktu sekitar 15-20 menit dari kota Blitar.  Dari kota Blitar ambil arah ke Tulungagung, bila menemui jembatan Kademangan ambil arah yang ke kiri terus lurus sampai perempatan besar lalu ambil arah kiri menuju Lodoyo, terus ikuti jalan tersebut sampai ketemu Kampung  Coklat di sebelah kiri jalan.


Mungkin masih sedikit yang tahu kalau kampung coklat ini awalnya adalah peternakan ayam petelur. Karena mengalami kerugian akibat serangan virus flu burung pada tahun 2004. Akhirnya Bapak Kholid Mustofa pun menggantinya dengan menanam kakao di lahan seluas 750 meter persegi ini. Beliau terus belajar mendalami tentang budidaya kakao kepada PTPN XII Blitar dan Puslit Kota Jember. Beliau dan beberapa rekannya membentuk Gapoktan Guyub Santoso hingga sukses membuat Usaha Dagang, CV dan KSU yang bergerak dalam bidang pemasaran kakao, bahkan sampai ekspor. Dan berlanjut dengan mengembangkan olahan coklatnya serta mendirikan Wisata Edukasi Kampung Coklat ini pada tanggal 17 Agustus 2014.

Saya sangat yakin Wisata Edukasi Kampung Coklat ini akan semakin berkembang dan berinovasi sehingga menjadi salah satu tujuan wisata pilihan di Kota Blitar khususnya dan di Indonesia pada umumnya.



8 komentar:

  1. wih seru juga ya kampung coklat.. bener2 jadi tempat wisata dgn konsep beda

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak... seneng kalau disana, meski nggak luas tapi asyik2 aja disana

      Hapus
  2. Udah dua kali ke sini, awalnya kecewa kok "cuma gitu doank", trus kunjungan kedua, langsung takjub.. makin bagus aja tempatnya.. suka banget sama coklatnya, enaakk,, tapi agak pricey, :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak kayaknya emang selalu ada perbaikan di sana

      Hapus
  3. waaahhh ... blitar ada tempat kayak giniii, keren nih kampung coklat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk wisata di blitar emang cukup keren mbak

      Hapus
  4. Bayanganku ttg Kampung Coklat jg perkampungan penuh pohon coklat gitu, Mbak. Alami gitu. Ternyata seperti itu yaa... :)
    Kapaaann aku bisa kesana, pengen beli oleh2 coklat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. toast dong mbak diah...hehehe... pas liburan aja mbak kesana

      Hapus