Haloo chocolateholic... tahukah Anda bahwa coklat yang biasa kita makan itu pertama kali ditemukan hampir 4000 tahun yang lalu di Mesoamerika, tepatnya di Amerika.
Ayoo siapa yang tahu kapan pertama kali tanaman kakao masuk
Indonesia?
Jawabannya adalah tahun 1560...sudah luuaamaa buuaaanggeett
yooo... (inget logat Mas Mul dalam OK JEK). Tanaman kakao masuk ke Indonesia
dibawa oleh para pelaut Spanyol dari Venezuela melalui Philipne dan sampailah
di Sulawesi Utara.
Informasi-informasi sejarah tentang coklat dapat kita lihat
di dinding setelah pintu masuk kampung coklat. BTW, sudah banyak yang tahu
tentang Wisata Edukasi Kampung Coklat?
![]() |
Wisata Kampung Coklat |
![]() |
tentang sejarah coklat |
Sebelum datang kesini, bayanganku tentang kampung coklat
beda jauuuuuhhh bangeeeet denga yang tersaji di hadapanku saat itu. Dalam
bayanganku ketika kita masuk kampung coklat ya berarti kita itu masuk ke sebuah
desa atau kampung yang hampir semua penduduknya mempunyai tanaman coklat di
pekarangannya. Lalu kita bisa berinteraksi secara langsung degan si empunya
coklat, lihat-lihat kebun coklat, etc..etc...etc...
Lha dalah kok ternyata yang namanya Wisata Kampung Coklat
nggak seperti yang ada dalam bayanganku. Ikuti terus yaa perjalanan kami di
Kampung Coklat ini...
Check it out....
Begitu menemukan lokasi wisata kampung coklat ini, kami
memarkir mobil di parkiran-parkiran yang dibuat oleh warga dengan memanfaatkan
halaman pemilik rumah-rumah di sekitar Wisata Kampung Coklat. Lumayanlah bisa
menambah penghasilan mereka. Saran saya, carilah lokasi parkir yang terdekat
dengan lokasi wisata agar tidak terlalu jauh jalannya. Tapi kalau mau sekalian
sambil jalan dengan melihat-lihat sekitar lokasi wisata yaa parkir aja agak
jauhan dikit.
Kami jalan beberapa meter dari parkiran menuju lokasi.
Sesampainya disana, tepatnya di sebelah kanan pintu masuk terdapat Chocolate
Gallery yang menjual aneka olahan berbahan coklat. Tapi kami tidak masuk kesitu
dulu, karena masih penasaran apa yang ada di dalam Wisata Edukasi Kampung
Coklat. Entar-entar aja kalau mau pulang lihat-lihat galeri coklat sekalian
beli oleh-oleh.
Awalnya kita nggak ngeh alias nggak paham kalau foto di
bawah ini adalah pintu masuk ke kampung coklat... (ya iyalah bayangan tentang
kampung coklay nggak begini...ndesiit ah gue...allay). Inilah akibatnya kalau pergi ke tempat wisata
nggak cari informasi dulu...hehehe....tapi ada asyiknya juga lhooo...serasa
suprise aja kesini karena beda dari bayangan sebelumnya...
0103
Agak celingukan kami melihat orang keluar masuk pintu ini yang
di atasnya ada tulisan KSU GUYUB SANTOSO
Tanpa bertanya dulu, kami pun masuk aja kesini mengikuti
orang lalu lalang. Begitu masuk tentu aja aku terheran-heran sambil berkata
dalam hati, “Ooo... ini to Wisata Kampung Coklat”. Padahal itu masih belum masuk
lebih dalam lagi.
Kami pun baca-baca dulu beberapa informasi tentang sejarah
coklat yang ditempel di dinding dekat pintu masuk. Setelah dari situ kami pun
disambut dengan karpet merah menuju loket.
Beli tiket dulu yaaa... Cuma Rp 5.000,- doang. Murah banget
kaann... makin penasaran di dalamnya ada apa kok murah nian...
![]() |
Kayla dan Athiyah membeli tiket |
Lalu kita pun masuk pintu gerbang ...eh bukan pintu
sih...gerbang utama masuk ke Wisata Kampung Coklat. Eh, di sebelah kanannya
adalah “pintu” keluar.
![]() |
pintu masuk utama Kampung Coklat |
![]() |
Gallery Coklat dan pintu keluar Kampung Coklat |
Tak lupa sebelum masuk foto dulu disini
Begitu masuk kita akan melihat pohon-pohon kakao yang sudah
masak dan sepertinya siap petik, warnanya orange banget. Sempat agak curiga ini
pohon coklat beneran atau pohon-pohonan aja, soalnya di bawahnya lantai terbuat
dari keramik, nggak ada tanahnya layaknya pohon tertanam hihihi...
Di antara pepohonan coklat terdapat meja kursi yang ditata
sdemikian rupa sehingga pengunjung bisa duduk-duduk santai disitu dengan
memandang buah-buah kakao yang menggoda.
ADA APA DI KAMPUNG COKLAT
Ternyata banyak fasilitas yang sudah disediakan oleh
pengelola, antara lain:
1.
FOODCOURT
Kita bisa makan berbagai menu yang ada sambil
memandang hijaunya bibit coklat dan menikmati semilirnya angin. Bisa juga
makannya dibawa ke meja yang ada di area pepohonan coklat. Ada makanan ringan
seperti cilot, jagung bakar, sosis, popcorn, kembang gula dan jagung bakar.
Untuk makanan “berat” ada nasi dengan botok tawon, bakso. Untuk yang
segar-segar kita bisa menikmati ice cream, jus buah dan lain-lain. Jangan
khawatir tidak menapat tempat duduk, karena disediakan banyak meja kursi, baik
di area foodcourt maupun di area pohon kakao.
2. BIBIT COKLAT
Meski tidak terlalu luas lahan bibit coklat
ini sangat menyejukkan untuk dipandang. Banyak pengunjung yang berfoto disini.
3. COOKING CLASS
Kita juga bisa mengikuti program cooking class dengan
bahan dasar coklat tentunya. Namun saat itu
kami tidak ikutan mencoba cooking class ini, kami datang sudah kesorean
kami tidak ikutan mencoba cooking class ini, kami datang sudah kesorean
4. BATIK
Ada booth khusus untuk kain batik dan ini dijual
lho... Bagi yang berminat bisa membeli batik disini
5. BELAJAR MEMBATIK
Di sebelah booth yang jualan batik, ada mas-mas yang
bersedia mengajari pengunjung untuk latihan membatik. Waktu itu mayoritas yang
datang membatik adalah anak-anak seusia Kayla. Kayla pun juga ikutan belajar
membatik, tapi belajarnya masih pake kertas sih nggak pake kain... ya iyalaahh
ini kan gratis, minimal Kayla belajar menggunakan canting. Siapapun boleh belajar membatik disini, ada
juga ibu-ibu yang mencoba. Kayla menuliskan rangkaian suku kata yang merupakan
singkatan dari nama-nama sahabatnya. Namun untuk yang belajar membatik ini
masih terkesan seadanya saja, belum dikelola dengan baik dan belum serius sih
menurutku. Hanya untuk having fun aja atau untuk nyoba-nyoba aja. Meski begitu,
asyik juga lho mencoba menggunakan canting dan menuangkan malam ke atas media.
Sementara kakaknya belajar membatik, Athiyah juga ikut-ikutan sibuk menulis di kertas. Lihatlah aksi Athiyah saat menulis, sampek dlosor segala
6. TERAPI IKAN
Disini ada juga lho terapi ikan. Dengan hanya
membayar Rp 10 ribu rupiah kita bebas untuk memasukkan kaki kita agar digigiti
ikan-ikan kecil yang ada dalam kolam yang cukup luas. Aku sebenarnya pingin
banget nyobain terapi ikan, tapi athiyahnya pastilah ngerecokin yang mau kesini
lah mau kesitulah...
Banyak lho manfaat dari terapi ikan ini, antara lain untuk
menjaga kesehatan kulit, melancarkan sirkulasi darah, menenangkan pikiran,
membuat otot kaki lebih nyaman dan membuat tidur jadi lebih nyenyak. Benarkah itu?
Yaa cobain dulu laaah...
7. MUSHOLA
Jangan khawatir berlama-lama di Kampung
Coklat ini, karena kalau lapar tinggal beli makan di foodcourt, dan kita tidak
akan khawatir tertinggal saat sholat kita karena disediakan mushola
![]() |
Mushola di Kampung Coklat |
8. MINI PLAY GROUND
Untuk anak-anak macam Athiyah, disediakan juga rumah
balon dan kereta kelinci. Ada juga perahu mini yang harus dijalankan sendiri
oleh penumpang kecilnya. Untuk yang suka naik mobil-mobilan ada juga lho di
area tersendiri. Untuk main disini masih harus bayar lagi yaa...untuk rumah
balon Rp 10 ribu. Kalau sudah berada di play ground ini Athiyah tidak mau
pulang, padahal sudah jam 5 sore. Dia asyik bermain di rumah balon. Setelah
dibujuk untuk pulang, masih belum berhasil juga dan minta naik ayunan dulu.
Sengajalah mobil-mobilan yang ada disitu tidak aku kasih tahu
kepadanya.Bisa-bisa dia merengek minta naik itu mobil.
9. BERMAIN DAKON
Ada juga mainan tradisional seperti dakon.
Athiyah pun ikut mainan dakon sambil menunggu kakaknya belajar membatik.
![]() |
Athiyah sedang main dakon |
10. ISTANA IKAN
Ini pun masih terkesan asal-asalan saja,
nggak sesuai sih dengan namanya Istana Ikan, tapi hanya ada sedikit ikan di
akuarium-akuarium yang tidak terlalu terawat.
![]() |
Istana Ikan di Kampun Coklat |
11. COKLAT GALERI
![]() |
Suasana dalam galeri coklat kala itu |
Disini tersedia berbagai macam olahan
coklat seperti permen, brownis, bubuk coklat. Ada pula berbagai pernik-pernik
seperti gantungan kunci, mug, tas, dompet, baju, T-Shirt, dan celana. Ada dua
galeri, yang satu ada di depan dekat pintu masuk (di pinggir jalan) dan yang
kedua ada di dalam kampung coklat.
Meski masih ada beberapa hal yang harus
diperbaiki lagi, tapi cukup mengasyikkan berada di Wisata Edukasi Kampung Coklat yang dipimpin oleh Bapak Kholid
Mustofa dan berlokasi di Jalan Banteng Blorok No 18 Desa Plosorejo Kademangan
Blitar Telp/Fax. 0342-807457 HP 082220567818
Untuk menuju ke Kampung Coklat ini butuh
waktu sekitar 15-20 menit dari kota Blitar.
Dari kota Blitar ambil arah ke Tulungagung, bila menemui jembatan
Kademangan ambil arah yang ke kiri terus lurus sampai perempatan besar lalu
ambil arah kiri menuju Lodoyo, terus ikuti jalan tersebut sampai ketemu
Kampung Coklat di sebelah kiri jalan.
Saya sangat yakin Wisata Edukasi Kampung Coklat ini akan semakin berkembang dan berinovasi sehingga menjadi salah satu tujuan wisata pilihan di Kota Blitar khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
wih seru juga ya kampung coklat.. bener2 jadi tempat wisata dgn konsep beda
BalasHapusiya mbak... seneng kalau disana, meski nggak luas tapi asyik2 aja disana
HapusUdah dua kali ke sini, awalnya kecewa kok "cuma gitu doank", trus kunjungan kedua, langsung takjub.. makin bagus aja tempatnya.. suka banget sama coklatnya, enaakk,, tapi agak pricey, :D
BalasHapusiya mbak kayaknya emang selalu ada perbaikan di sana
Hapuswaaahhh ... blitar ada tempat kayak giniii, keren nih kampung coklat.
BalasHapusuntuk wisata di blitar emang cukup keren mbak
HapusBayanganku ttg Kampung Coklat jg perkampungan penuh pohon coklat gitu, Mbak. Alami gitu. Ternyata seperti itu yaa... :)
BalasHapusKapaaann aku bisa kesana, pengen beli oleh2 coklat :)
toast dong mbak diah...hehehe... pas liburan aja mbak kesana
Hapus