29 Juli 2016

NANO-NANO DI #HARI PERTAMA SEKOLAH ATHIYAH


Bagaikan permen Nano-Nano, manis...asem...asin...ramai rasanya...
Begitu pula pengalaman di #Hari Pertama Sekolah bagi Athiyah yang padabulan Juli tahun ini tepat berusia tiga tahun. Yap... Athiyah mulai masuk di kelompok bermain tepatnya di KBIT Al Ummah Gresik.

PERSIAPAN SEBELUM MASUK SEKOLAH
Beruntunglah kami karena lokasi sekolah yang kami pilih begitu dekat dengan rumah kami. Jauh-jauh hari sebelum kami mendaftarkan Athiyah di sekolah ini, seringkali kami ajak bermain-main di halaman sekolahnya tiap sore. Bahkan, Athiyah sendiri yang sering minta bermain ke sekolah saat sore hari. Kebetulan di sore hari ramai juga dengan anak-anak yang sedang belajar mengaji di Islamic Centre yang masih satu lokasi dengan sekolah. 


Pikir kami waktu itu, dengan kegiatan “pengenalan lingkungan sekolah” ini akan mempersiapkan Athiyah agar merasa lebih nyaman, mudah beradaptasi dan lebih siap saat bersekolah disini nantinya.

Ketika proses pendaftaran siswa baru sudah dimulai, anak-anak sebagai calon murid baru pun diajak ke sekolah untuk menjalani observasi yang salah satunya bertujuan untuk penempatan di masing-masing kelas.

Dengan beberapa proses di atas, kami yakin Athiyah lebih siap di #HariPertamaSekolah. Namun apa yang terjadi? Namanya juga anak-anak, ketika berada di lingkungan yang baru, orang-orang baru, teman-teman baru apalagi dalam jumlah yang tidak sedikit (di Sekolah Al Ummah tahun ini terdiri dari 3 kelas batita, 6 kelas Kelompok Belajar, 5 kelas TK A dan 5 kelas TK B) tentunya mempunyai kemampuan adaptasi yang berbeda-beda. Begitu pun dengan Athiyah. Athiyah masih ditunggui di Hari Pertama Sekolah-nya.

GERAKAN MENGANTAR ANAK DI HARI PERTAMA SEKOLAH
Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dengan adanya gerakan ini. Ini merupakan ide brilian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang tertuang dalam surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 tahun 2016. 
Bagaimanapun juga #Hari Pertama Sekolah merupakan satu momen historis yang tak akan terulang kembali. Perlu diingat dan dipahami juga bahwasannya pendidikan anak tidak hanya tanggung jawab pihak sekolah tapi merupakan kerjasama antara orangtua dan sekolah. Dengan mengantar anaknya di hari pertama sekolah diharapkan terciptanya komunikasi dan hubungan yang saling memberdayakan antara orangtua dan guru, serta menanamkan rasa saling pengertian sejak awal antara orangtua, anak dan pihak sekolah. Namun, interaksi simbiosis mutualisme ini harus tetap terjalin dan tidak terhenti di hari pertama saja.
Sebagai seorang pendidik (guru) saya adalah orang yang sangat yakin bahwa dengan terjalinnya kedekatan antara orangtua dan pihak sekolah akan sangat membantu kenyamanan anak didik di sekolah.
Ketika anak merasa nyaman karena hubungan yang harmonis dan saling mengisi antara orangtua dan pihak sekolah maka proses pendidikan akan berjalan dengan menyenangkan.
Namun, sebagai guru pula saya sempat merasa GJ (perasaan nggak jelas-istilah anak sekarang) karena setelah dikeluarkannya Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, tak berselang lama kemudian Bapak Anis Baswedan menyampaikan bahwa, “Hanya ada satu profesi yang tidak bisa mengantarkan anaknya ke sekolah di hari pertama yaitu GURU, karena guru harus menerima siswa di sekolahnya masing-masing.”
Nah, coba kan bingung jadinya. Mikir juga, bagaimana dengan Athiyah? Apakah harus minta bantuan orang lain untuk mengantar anak sendiri? Sementara usianya masih 3 tahun dan baru pertama kali masuk sekolah. Akan lain halnya bila anak saya sudah pernah bersekolah sehingga sekolah bukan lagi hal yang baru baginya.
Wah, hampir buyar sudah angan-angan yang sudah jauh-jauh hari direncanakan agar bisa mengantar Athiyah di Hari Pertama Sekolah. Harus bagaimana ini? Kami sudah menyusun pembagian tugas di Hari Pertama Sekolah anak-anak kami. Suami kebagian mengantar si sulung yang sekarang kelas 6 SD, sementara saya mengantar Athiyah.
Setelah berdiskusi dengan teman di grup WA guru tempat saya mengajar, saya pun disarankan untuk minta ijin datang terlambat ke sekolah untuk mengantar di kecil yang pastinya akan penuh drama di sekolah barunya. Hal ini dengan pertimbangan masih banyak rekan guru yang tidak ada kewajiban mengantar sekolah putranya karena memang masa-masa itu sudah lewat. Hanya beberapa guru saja yang putranya masih kecil sehingga harus dipertimbangkan untuk diantar oleh orangtua yang notabene juga sebagai guru.
Akhirnya dengan persetujuan rekan-rekan seprofesi di sekolah, pagi-pagi sekali saya pun memberanikan diri mengirim pesan kepada Bapak Kepala Sekolah untuk meminta ijin datang terlambat ke sekolah karena mengantar si kecil yang baru mau masuk sekolah.
Alhamdulillah, jawaban beliau cukup menenangkan hati di pagi itu. Beliau mengijinkan saya, tentunya beliau sudah mempunyai pertimbangan bahwa di sekolah tempat saya mengajar masih banyak guru lain yang bisa menyambut kedatangan siswa di hari itu.

ADA APA DENGAN ATHIYAH DI HARI PERTAMA SEKOLAH
Dibangunkan pagi-pagi, agak angot-angotan. Saya pun mengajaknya bercanda dan bermain sebentar di tempat tidur sampai ia bisa tertawa ceria. Lalu saya ajak mandi tetap dengan konsep mandi sambil bermain, ini untuk mempertahankan good mood-nya di pagi hari.  Mandi pun semangat.  Setelah minum susu (Athiyah menolak sarapan pagi) ia pun berangkat dengan senyum penuh semangat. Tak lupa ia membawa tas sekolah lengkap dengan minum dan bekal snacknya.
Ceria di Hari Pertama Sekolah
Sambil berjalan kaki menuju sekolah, saya ajak dia berbincang santai tentang hal-hal baik yang dilakukan di sekolah seperti salam dan salim pada ustadzah, bermain dengan teman, berbagi dan bermain bersama teman. 
Dengan keterlibatan penuh dari orangtua, perhatian dan antusias terhadap aktivitas anak tentunya akan memberikan efek positif pada semangatnya bersekolah. Sesampainya di sekolah pun Athiyah mau salim pada ustadzah-ustadzah yang menyambutnya, meski sesekali ia masih diam dan bersembunyi di belakang saya saat diajak bicara dengan ustadzah.
Sebelum bel tanda mulai berbunyi, Athiyah bermain ayunan (mainan favoritnya). Ia terlihat senang. Saya pun berharap ini bertahan hingga nanti. Ramai sekali suasana saat itu karena semua orangtua terlihat hadir di sekolah untuk putra putrinya. Begitupun anak-anak tak kalah hebohnya, ada yang menangis kenceng-kenceng, meronta minta pulang, ada yang berlarian, ada yang tetap nempel dengan orangtua dan ada pula yang sudah berani dan mandiri. 

Ustadzahpun tak kalah hebohnya, ada yang menenangkan anak-anak yang menangis dan rewel, ada pula yang mendampingi anak-anak beraktivitas.
Pada kesempatan inilah saatnya kita membangun hubungan positif antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Kita tidak hanya mengantar anak tanpa makna, namun kita bisa bertemu dengan semua komponen yang ada di sekolah, baik guru, teman-teman anak kita, orangtua murid lain serta mengenali suasana di sekolah.
Main ayunan favoritnya
Tiba saatnya bel berbunyi dan anak-anak dikumpulkan di halaman untuk kegiatan permulaan seperti doa dan ikrar lalu bernyanyi beberapa lagu.
Lama-kelamaan Athiyah mulai bosan. Ia pun merengek minta pulang. Bujukan ustadzah pun belum mempan. Tapi kemudian berhasil dialihkan perhatiannya dengan bermain perosotan. Athiyah pun ceria lagi.
Asyik main perosotan
Tiba saatnya anak-anak mendengarkan dongeng dari Kak Hadian dan Moli (Monyet lincah). Anak-anak pun tertawa riang mendengar cerita dan kelucuan dari Kak Hadian. Athiyah pun tak ketinggalan. Ia pun nampak tertawa-tawa seperti teman-temannya.
Kak Hadian dan Si Moli
Mendengarkan dongeng
Dengan mengantar anak di #Hari Pertama Sekolah kita pun bisa mengetahui secara langsung reaksi anak mulai cemas, senang, takut, gugup, menangis, merajuk dan lain sebagainya. Kita pun bisa mengetahui bagaimana para guru menangani anak-anak dengan berbagai macam polah tingkahnya kala itu dan bisa menjadi gambaran awal bagaimana nantinya anak-anak kita berada di tangan mereka.
Betapa memang pendidikan anak harus dilakukan bersama-sama, tidak hanya kita “pasrah bongkokan” pada pihak sekolah, apalagi dalam sehari semalam anak-anak lebih banyak waktunya di rumah daripada di sekolah.

4 komentar:

  1. Alhamdulillah ya Mbak, bisa mengantar Athiyah di hari pertama sekolah. Selain kita sbg orangtua bisa tahu kondisi anak di hari pertama sekolahnya dan lingkungan sekolah barunya, si anak juga merasa tenang karena ditunggui ortunya :)

    BalasHapus
  2. salam kenal ^^

    wah seragamnya lucu banget..imut..pink nya segerr

    moga jadi anak yang cerdas ya

    BalasHapus
  3. salam kenal bunda ... monggo saling berkunjung :)

    BalasHapus