Pingin banget sebenarnya punya foto keluarga. Fotonya di
studio foto terus ditata dengan apik...lalu..lalu... dipajang dengan ukuran
gedhedi ruang tamu. Eh tapi, dari dulu Cuma berencana sampai sekarang nggak pernah dieksekusi. Mulai dari punya
anak satu sampai sekarang anak sudah dua belum pernah foto keluarga di studio
foto.
Hmm..itu artinya foto keluarga belum menjadi kebutuhan
primer bagi keluarga kami, apalagi mas bojo nggak hobi foto-foto gitu.
Bagaimanapun foto keluarga itu penting. Itu menurutku. Meski
nggak harus foto khusus di studio foto sih...seperti keluarga kami ini. Eh iya,
kalau foto keluarga di studio foto minimal kostum juga harus disiapkan biar
serasi gitu antar anggota keluarga. Dan juga harus menyiapkan waktu khusus
untuk take picture-nya. Dan ini yang pasti nggak boleh ketinggalan, siapkan
dana khusus untuk ini.
Agak ribet juga kan...? kecuali kalau emang sudah diniati
sih...lha kami niatnya kurang kuat hahaha...
Ada tips nih dari aku agar bisa foto keluarga, tanpa bayar
dan tanpa ribet.
Emang ada?
Ada laaahh... yaitu foto keluarga di photobooth pada saat
acara resepsi pernikahan yang kitanya diundang disana (jangan sampai kitanya
nggak diundang terus ujug-ujug nebeng foto di photobooth-nya).
Yaa itu dia...saat menghadiri undangan resepsi pernikahan sudah
otomatis kita memakai baju yang pantas (meski tidak mewah, nggak punya baju
mewah soalnya), sedikit make up (aku belum bisa make up-an kecuali bedak,
lipstik sama pensil alis... itu pun kalau sempat pakai pensil alis. Eh sekarang
mulai coba-coba belajar pakai eye shadow kalau mau ke resepsi). Kelihatan
banget polosnya yak...
Selain nggak bayar alias gratis, foto pun langsung cetak dan
taraaa....jadilah foto keluarga kita.
Foto keluarga made in photobooth...hahaha...
Terus bagaimana dengan gayanya?
Itu sih tergantung kita PD atau nggak bergaya di antara
antrian dan kerumunan orang-orang. Kalau kami sih asli kurang PD, paling modal
senyum doang hahaha...
Ini ada beberapa foto bersama suami dan anak-anak (foto
keluarga juga kan namanya...?) di beberapa photobooth saat resepsi pernikahan...
Foto di pernikahan Mbak Avi dan Mas Arafat di Novotel
Surabaya pada tanggal 16 Agustus 2015.
Foto di pernikahan Mas Bhaskoro dan Mbak Cininta di Gedung
IPTEKDOK UNAIR pada tanggal 28 Februari 2016
Masih ingat
waktu itu, setelah acara resepsi kami datang ke Surabaya North Quay
Foto di
pernikahan Mbak Iis dan Mas Munib di Wisma Ahmad Yani Semen Gresik pada tanggal
23 Juli 2016
Selain
memanfaatkan photobooth di acara resepsi nikahan, foto keluarga juga bisa
diambil saat mengikuti event-event tertentu, kalau ini sih ada yang bayar ada
pula yang gratis...
Ini nih
misalnya...
Foto saat
event Doraemon Secret Gadget Expo
![]() |
Suami nggak ikutan |
Jadi
foto keluarga kan nggak harus di studio foto kaann... Ya emang sih kalau
hasilnya masih kalah sama yang dari studio foto... Yang penting kan ada foto
keluarga.
Emang, apa sih artinya foto keluarga bagi kita?
Jujur... ketika melihat segelintir foto-foto di atas ada
rasa bahagia yang muncul begitu saja. Meski foto-foto itu nggak dipajang sih...
(enaknya dipajang apa yaa...lah kok malah nanya...piyeee too...)
Dipajang atau enggak, yang pasti selalu ada cerita yang
tersimpan di setiap foto itu, dan masih ingat kejadian-kejadian saat foto
tersebut diambil. Kadang kalau ingat bisa jadi bahagia, senang, atau bahkan
untuk hal-hal tertentu membuat sedih juga yaa...
Dengan melihat foto-foto bersama keluarga, tentunya akan
semakin membangkitkan rasa sayang pada orang-orang dalam foto tersebut (asal
jangan foto mantan saja lho yang mungkin pernah membuat sakit hati....iihh
pediiihh....untung aku nggak punya mantan)
Foto-foto itu kelak suatu hari akan bisa dijadikan sejarah
untuk anak cucu kita. Kita bisa cerita kepada anak cucu tentang peristiwa yang
telah lampau. Lha iyaa, Athiyah saja sering lihatin foto ibunya atau bapaknya
saat masih sekolah, sambil menebak-nebak mana foto ibu atau bapaknya
hihihi...lucuuu kan... hampir tebakannya benar meski fotonya sudah memudar, ya
iyalah bapak dan ibunya kan nggak pernah operasi plastik, ya sudah begini dari
sononya...
Bener lhoo, foto-foto itu bisa menjadi hiburan yang juga
bisa dimanfaatkan untuk bonding dalam keluarga. So, meski sekarang foto-foto
jarang yang dicetak tetapi tetap harus disimpan dengan baik di file sambil
terus berdoa agar file nya aman tidak rusak, apalagi sampai hilang. Jadi, mesti
harus ada beberapa foto yang harus dicetak yaa sebagai perwakilan dari
peristiwa tertentu untuk jaga-jaga kalau file foto kita musnah. Bisa juga sih
disimpan dalam gudang penyimpanan di dunia maya, meski harus tetap yakin foto
kita akan aman disana.
Bener bgt foto adlah tangkapan memori, saat kita lupa atau saat anak-anak sdh dewasa kita bs flashback lewat foto. Sy pun trmsuk yg narsis kt tmn tp gpp deh. Lewat hobi narsis itu jg bs jd income buat saya heheheh
BalasHapusWah, asyik ya mbak...narsis bisa jadi duit... saya juga narsis tapi nggak ada duitnya hehehe
HapusAku sekali mbak foto keluarga di studio, waktu najin masih kecul. Sekarang swringnya foto nareng pas mbolang :)
BalasHapusMasih mending mbak pernah foto keluarga di studio...aku nggak pernah hehehe
HapusSaya belum prnh foto di studio, tapi tiap foto bareng pose ngak ada yg bener malah jd kebanyakan ketawa heheheh
BalasHapusSama banget ini mbak. Foto keluarga kami dari kondangan semua. Pernah lho tiap minggu kondangan, langsung koleksinya jadi banyak. Heheh
BalasHapusSaya pengin punya foto profil yang oke buat blog deh
BalasHapusAku malah nggak pede kalau foto di photobooth
BalasHapus