Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap akhir tahun kami
sekeluarga mengagendakan liburan. Begitu pun akhir tahun 2016 ini kami berlibur
ke Yogjakarta. Rencana sih sudah dari beberapa bulan yang lalu. Hanya saja
rencana saat itu Cuma menentukan kota mana yang akan kami kunjungi. Sementara
tentang akomodasi, destinasi wisata dll-nya belum kami rencanakan. Yaa
begitulah, karena kalau direncanakan dengan baik malah nggak jadi berangkat.
Aneh kan...? Yaa begitulah (lagi)
Hmm...itu namanya nggak ada komitmen dengan rencana.
Betulkah? Nggak juga sih...sebenarnya lebih ke pekerjaan suami sih, kadang
sudah direncanakan jauh-jauh hari eh pas tiba hari H nggak bisa cuti. Ada aja
sebabnya... Eh tapi bukankah sekarang kalo sudah pesan hotel terus kitanya
nggak jadi pake masih bisa dijual lagi atau di-reschedule... Ah tapi kami
nggak mau ribet dengan urusan begitu, belum biasa kali yaa...
Walhasil liburan yang rencananya tidak terlalu matang ini
pun berjalan dengan cukup lancar. Eh ceritanya gini, pada hari Jumat, 9
Desember yang lalu dalam perjalanan ke rumah ibu mertua terjadi dialog gini nih
antara aku dan suami... (sebagian besar dialog dalam bahasa Jawa ya, yang
dibawah ini sudah ditranslate :)
“Mas, katanya akhir tahun ini kita mau liburan ke
Yogja...jadi nggak?”
“Yaa jadi aja...”
“Terus kapan?”
“Lha libur sekolahnya kapan?”
“Senin depan tanggal 19 itu... Tapi aku dan anak-anak kan
mudik ke Trenggalek”
“Lha kapan enaknya? Apa ke Nggalek dulu, nginep semalam lalu
lanjut ke Yogja”
“Yaah masak di Nggalek Cuma nginep semalam, nggak bisalah
minimal seminggu disana. “
“Lha terus enaknya kapan?”
“Lha ya itu kapan?” aku malah balik nanya.
“Eh Senin besok tanggal merah to, yaa udah besok malam aja
kita berangkat.”
Aku mikir bentar, karena belum ada persiapan apa pun, belum
packing, nyiapin ini itu, dll. Tapi kalau nggak di-iya-in bisa-bisa rencana
liburan tinggal rencana aja karena suami nggak bisa cuti.
“Terus tujuan kita kemana aja?”
“Yaa googling aja, yang penting agenda utama ke Yogja selain
liburan juga pengenalan sekolah boarding di Yogja buat Kayla."
OK FIX, meski dadakan kita GO aja...
Sabtu sepulang kerja langsung pergi ke toko oleh-oleh khas
Gresik untuk 4 teman karib kami di Yogja. Juga beli camilan selama di
perjalanan khusunya buat Pak Sopir Istimewa (tidak hanya Yogja yang istimewa,
sopir juga ada yang istimewa...:)
Seperti biasa sebelum bepergian aku selalu beres-beres rumah
sehingga ketika pulang dari liburan mendapati rumah bersih dan rapi pasti
nyaman deh... Tak lupa nyiapin semua seragam kami berempat di hari Selasa.
Lanjut dengan packing... Hmm, namanya packing itu perlu tenaga ekstra dan
kejelian lho, jangan sampai ada barang penting yang tertinggal. Biar nggak usah
beli lagi, ngirit pengeluaran selama liburan.
Sekitar jam 8 malam setelah semua siap kami pun berangkat
menuju Yogja. Dulu rencananya ingin naik kereta, tapi setelah dipikir-pikir
nanti keliling Yogja nya malah ribet kalau nggak bawa kendaraan sendiri. Dengan
sopir tunggal sang suami, istrinya nggak bisa nyetir kami pun menyelusuri
perjalanan malam itu. Saat capek dan ngantuk di perjalanan, kami pun berhenti
dan istirahat sejenak dalam mobil. Biasanya kami berhenti di pom bensin untuk
sekedar melepas lelah dan kantuk yang menyerang.
Jalanan cukup ramai tapi
lancar. Saat Subuh kami sampai di Sragen, sholat di sebuah masjid lalu suami pun tidur
sejenak hingga jam 5.30. Kami pun melanjutkan perjalanan. Sesampainya di Solo
kami sarapan di Soto Gading. Konon depot Soto Gading ini langganan Presiden RI
ke 7, Bapak Jokowi.
![]() |
Foto setelah menikmati Soto Gading |
Perjalanan berlanjut
dan kemacetan sering terjadi. Maklumlah aura-aura liburan sudah terasa banget.
Awalnya kami mengira kalau tanggal liburan yang kami pilih masih agak sepi,
tapi ternyata tidak. Padahal liburan sekolah masih seminggu lagi. Jalan
didominasi bus-bus pariwisata dan mobil-mobil pribadi berplat luar kota.
Perjalanan Solo-Yogja kalau disaat normal kurleb 2 jam kini kami tempuh lebih
dari 3 jam.
Dengan kondisi itu kami pun mengubah rencana, awalnya mau njujug di rumah teman kami di Imogiri-Sleman untuk bersilaturahmi
sekalian nunut mandi pagi (ehm), akhirnya nggak jadi. Kebetulan ada 4 kawan kami disana yang tinggal satu lokasi
dan rumahnya bersebelahan.
Kami sempat mampir di Masjid Raya Al Muttaqun di Prambanan, Klaten. Di masjid yang pendiriannya digawangi oleh mantan Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid ini awalnya kami hanya
numpang ke toilet. Tapi saat tahu kalau di masjid ini diperbolehkan mandi, kami
pun mandi disana. Udara yang sejuk dan semilir angin yang berhembus membuat
kami betah berlama-lama disini. Sekitar jam 11 siang kami pun melanjutkan
perjalanan menuju Yogja.
OM...TELOLET...OM
Di sepanjang perjalanan, kami sering menemui sekelompok
anak-anak dengan kamera maupun HP berdiri di pinggir jalan sambil berteriak
kepada sopir bus antar kota yang lewat dan berteriak, “Om, telolet Om...” Mereka kemudian merekam hal tersebut. Dan
kini hal tersebut menjadi viral di medsos. Aku baru tahu hal itu ya pas
perjalanan ke Yogja ini, padahal ada yang bilang kalau hal ini sudah sekitar 2
tahunan di Jepara. Lucu juga ya... Begitu sopir membunyikan klaksonnya yang
khas itu mereka nampak ceria dan senang banget. Lha gimana penumpang bus nya
ya, kalo sedang tertidur apa nggak kaget tuh dengar telolet-nya. Happy is
simple thing, isn’t?
Selain mengunjungi ke beberapa tempat wisata di Yogja,
liburan kali ini juga membawa misi orientasi sekolah lanjutan buat si sulung
Kayla. Bapaknya berharap agar Kayla melanjutkan pendidikan di pondok pesantren
atau boarding school, tapi Kayla masih belum mau. Kami pun tidak memaksakan
kehendak sebagai orangtua, karena nantinya kalau dipaksakan anak malah tertekan
dan tidak enjoy dalam belajarnya.
Namun kami tetap berusaha untuk selalu memberikan wawasan
dan informasi mengenai beberapa sekolah baik sekolah reguler maupun sekolah
dengan konsep boarding school. Sebelumnya pernah juga Kayla kami ajak ke Al
Izzah di Malang. Kini Kayla kami ajak ke 2 lembaga pendidikan di Yogja yang
kemas dalam rangkaian liburan akhir tahun. Adapun lembaga pendidikan itu adalah
Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta dan Muallimat Yogyakarta.
1. Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta
Pertama kali tiba di Yogya
kami langsung ke MBS ini. Meski hari Minggu pembelajaran tetap berlangsung,
karena libur sekolahnya di hari Jumat. Pada saat itu para siswa sedang
berjamaah sholat Dhuhur dan dilanjutkan dengan murojaah. Setelah sholat selesai
kami pun mencari informasi tentang MBS ini ke kantornya.
2. Mu’allimat MUHAMMADIYAH Yogyakarta
Terletak di Jalan Suronatan NGII/653 Notoprajan, Ngampilan Yogjakarta.
Merupakan lembaga pendidikan khusus putri yang menyiapkan siswinya untuk
menjadi calon pemimpin, guru agama dan muballighat Muhammadiyah. Sekolah
setingkat tsanawiyah dan aliyah ini berkonsep boarding school. Selama masa
studi siswa tinggal di asrama yang disediakan oleh pihak pengelola.
TEMPAT WISATA DI YOGYAKARTA YANG KAMI KUNJUNGI
Selama dua hari di Yogja, kami mengunjungi beberapa tempat
wisata. Semoga nggak bosen membacanya....
KRATON RATU BOKO
Setelah dari MBS Yogyakarta,kami pun menuju ke Kraton Ratu Boko.
Lokasinya tidak terlalu jauh dari MBS ini. Memang kami mencari tempat wisata
yang saling berdekatan untuk efisiensi waktu juga. Pinginnya sih ke Pantai
Indrayanti atau Gua Pindul tapi agak jauh kalau ke Gunung Kidul. Semoga aja
lain waktu bisa kesana. Cukup lama kami berada disini. Nanti akan aku tuliskan
tentang wisata sejarah ini dalam blogpost tersendiri.
Kami pun sempat menikmati es kelapa muda dan lesehan di atas tikar di
bawah pohon yang rindang
![]() |
Segarnya minum es kelapa muda |
Kami pun sempat foto bersama disini
![]() |
Foto keluarga |
Desa Teletubbies ini merupakan sebuah perkampungan penduduk yang rumahnya
berbentuk dome seperti rumahnya teletubbies. Lebih dikenal dengan sebutan
Komplek Rumah Dome. Untuk berwisata disini disediakan kereta kelinci. Wisatawan akan diantar berkeliling mengitari desa ini.
![]() |
Rumah Teletubbies |
Dari rumah Teletubbies ini kami pun menuju ke rumah 4 teman kami di
Imogiri.Waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Kami ngobrol-ngobrol
sekitar satu setengah jam. Kami pun berpamitan dan lnajut mencari hotel yang
dekat dengan Malioboro, barangkali masih ada kamar, meski tipis harapan. Jadi
ingat waktu mencari hotel saat liburan ke Yogya tahun ....
Kami terus jalan aja sambil keliling kota Yogya, sembari googling
hotel-hotel di Yogja. Muter-muter Yogja membuat perut terasa lapar. Pinginnya
sih menikmati malam di Yogja sambil makan lesehan di sepanjang jalan Malioboro,
tapi malam itu selain hotel-hotel full booked, manusia berjubel di sepanjang
jalan Malioboro, warung-warung pun penuh dengan manusia-manusia yang mengisi
perutnya. Kami pun terus berjalan kaki menuju Mall Malioboro, setelah
sebelumnya mobil kami titipkan di Stasiun Tugu.
Sebenarnya nggak enak juga nitip parkir di stasiun karena disitu kan
jatah parkirnya pengguna jasa stasiun. Akhirnya kami pun masuk ke stasiun,
pura-pura ngapain gitu lah, lihat-lihat jadwal kereta seolah-olah kita mau naik
kereta. Jangan ditiru yaa, soalnya ini sudah kepepet, dimana-mana macet nggak
bisa bergerak apalagi saat itu bertepatan dengan acara sekaten. Yogja
bener-bener penuh sesak.
Ketika sampai di Mall Malioboro dan melihat masih ada sedikit kursi yang
kosong di McD, kami pun langsung aja masuk kesitu. Hmm, jauh-jauh ke Yogja
makannya McD juga... yaa gimana lagi perut sudah nggak bisa diajak kompromi.
Setelah makan dan santai sejenak sembari nunggu Athiyah main di McD, kami
pun menuju ke gerai Dagadu. Membeli kaos untuk oleh-oleh 4 keponakan yang
unyu-unyu dan beberapa merchandise. Sebenarnya pingin ke pusat Dagadu tapi akan
banyak menghabiskan waktu. So, beli kaos dagadu yang di mall ini saja biar
efisien waktu.
JALAN MALIOBORO
Jangan tanya bagaimana kondisi jalan Malioboro saat itu. Macet
dimana-mana. Tumplek bleg manusia ada di jalan yang melintang dari utara ke
selatan ini. Mau berfoto di plang yang bertuliskan “JL. MALIOBORO” aja
ngantriiii..., so skip aja deh foto disitu. Yang penting kita sudah jalan-jalan
di sepanjang jalan kenangan Malioboro ini.
![]() |
Foto di Jalan Malioboro |
Setelah cukup puas menikmati suasana di Jalan Malioboro,kami lanjut
hunting hotel di sekitar Malioboro. Kami pun menyewa sebuah becak untuk
mengantar kami keliling. Asyiik banget, menyusuri jalanan Yogja yang macet.
Entah berapa hotel yang mengatakan kepada kami “Maaf sudah penuh”, baik hotel
yang punya nama maupun hotel yang namanya baru aku tahu. Sebenarnya ketika
hunting beberapa hotel dan penuh, aku sudah menyerah dan bilang ke suami,
“Sudahlah kita cari hotel yang lokasinya jauh dari Malioboro aja, pastilah
disini sudah penuh semua.”
Tapi suamiku tetep nggak mau nyerah, hingga
mendapatkan hotel yag masih ada 2 room tersisa. Nama hotelnya DAFAM. Tapi per
malamnya satu juta. Hmm, Cuma butuh tidur doang semalem, pagi sudah cabut tapi
harus keluar duit sejuta...ah naluri emak irits-ku pun muncul seketika. Sayang
banget deh sama duitnya, kecuali kalau kita memang niatnya staycation, lha kita
hanya butuh beberapa jam saja untuk merebahkan badan.
Karena aku tak setuju, suami pun nggak jadi pesan kamar. Kami pun meminta
pak becak untuk mengantar kami mengambil mobil di parkiran stasiun. Kita bayar
Rp 70 ribu untuk pak becak yang telah mengantar kami.
Apakah kami berhasil dalam pencarian hotel kali ini?
Bagaimana cerita perjalanan kami di Yogja pada hari kedua? Apakah mulus-mulus saja?
Kemana aja kami di hari kedua?
Bagaimana cerita perjalanan kami di Yogja pada hari kedua? Apakah mulus-mulus saja?
Kemana aja kami di hari kedua?
Ikuti
terus ceritaku di bagian berikutnya yaa... (Baca disini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar