![]() |
Refleksi Akhir Tahun Sekolah Al ummah |
Pagi itu Athiyah terlihat sangat bersemangat ke sekolah.
Biasanya hampir setiap pagi dia harus dibangunkan lebih dulu. Jarang-jarang banget
dia mau bangun sendiri, apalagi Athiyah tidur maam sering di atas jam sembilan.
Saat dibangunkan masih sering ogah-ogahan dan kadang menangis nggak mau bangun
meski sebelum tidur dia selalu bilang, “Buk, besok bangunkan aku pagi-pagi
yaa...” Kadang masih ditambahi dengan kalimat yang sok dewasa, “Kalau bangunnya
pagi-pagi nanti tidak terlambat ke sekolahnya...”
Tanggal 20 Mei 2017,
bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (nggak ada hubungannya sih...)
Athiyah bangun sendiri lebih pagi dengan ceria. Begitu bangun dia langsung
menuju di dapur mencariku yang saat itu sedang menyiapkan makanan hari itu.
Aku sambut dia dengan senyum lebar dan kata-kata pujian
buatnya karena telah bangun pagi sendiri. Setelah nonton TV sebentar, Athiyah
pun minta mandi lalu bersiap berangkat ke sekolah setelah sarapan hanya tiga
suap nasi. Hari itu adalah hari yang ditunggu karena dia dijanjikan ustadzahnya
dapat “piala”. Yaa, di sekolah Al Ummah sedang dilaksanakan Refleksi Akhir
Tahun 2017 dengan tema, “THANK YOU ALLAH”.
Begitu tiba di sekolah dan disambut oleh para ustadzah, kami
pun angsung berfoto di photo corner. Karena masih pagi jam tujuh yang datang
pun belum banyak sehingga nggak perlu ngantri.
![]() |
Athiyah and Ibuk |
Setelah menempati tempat duduk yang sudah disiapkan kami pun
menunggu acara dimulai. Sambil menunggu, Athiyah pun membuka-buka buku
kenangan. Sesekali dia bermain dengan teman-temannya
![]() |
Melihat foto ustadzah-ustadzahnya |
![]() |
Tiga Srikandi Kelompok Umar bin Khattab |
![]() |
Cerianya anak-anak |
Acara pun dimulai dengan MC dua orang siswa TK yang
didampingi oleh ustadzah. Pembacaan ayat suci Al Qur’an pun dibawakan oleh siswa
TK dengan melafalkan Surat Al Bayyinah. Beberapa kali tawa orangtua terdengar
ketika siswa pembaca terjemahnya membaca dengan ekspresi alami kanak-kanaknya. Setelah
dua sambutan berlalu (sambutan pertama dari Yayasan Al Ummah, dilanjutkan
dengan sambutan dari perwakilan walimurid), acara pentas seni siswa pun
digelar. Semua anak tampil bersama kelompoknya masing-masing. Ada yang
menyanyi, menari, gerak lagu, drama dll.
Kelompoknya Athiyah (Kelompok Umar bin Khattab) tampil
bersama kelompok Hamzah membawakan gerak dan lagu “Senandung TK Al Ummah”. Sebelum
menyanyinya dimulai Athiyah sempat teriak kegirangan sambil tangannya menunjuk
ke arahku, “Itu ibukku.... itu ibukku....” Senang banget dia ibuknya ada disana
saat dia tampil.
Seperti biasanya kalau lihat anak tampil, rasa haru
menyeruak tak terbendung. Rasa haru bahagia terhadap anak-anak dirasakan oleh
setiap orangtua. Mereka pun tak menyia-nyiakan momen ini dengan mengabadikannya
lewat kamera masing-masing. Athiyah dan teman-temannya nampak ceria dalam
balutan baju dan jilbab kuning berpadu dengan rok hitam.
![]() |
Persiapan tampil gerak dan lagu Senandung KB/TK Al Ummah |
Ini beberapa penampilan anak-anak yang lain
![]() |
Pentas Seni KB/TK Al Ummah |
![]() |
Anak-anak tampil dengan percaya diri |
Ada satu penampilan spesial dari para ustadzah yang
membawakan sebuah lagu dan puisi yang membuat banyak para wali murid terharu
dan menitikkan air mata. Terselip rasa syukur yang luar biasa ketika kami para
orangtua mempercayakan kepada para ustadzah yang penuh dengan amanah turut
berperan dalam membimbing dan membentuk karakter anak-anak.
Dipimpin oleh ustadzah Arum Wardati, seorang ustadzah yang
piawai menciptakan lagu sehingga setiap tema pembelajaran di Sekolah Al Ummah
selalu disertai lagu-lagu ciptaan beliau.
![]() |
Penampilan spesial dari beberapa ustadzah |
Acara masih belum berakhir tapi saat itu Athiyah badannya
mulai panas. Aku pegang kakinya terasa panas, dahi dan tengkungnya pun terasa
hangat. Athiyah sudah mulai tidak nyaman dengan dirinya. Iya pun minta dipangku
dan akhirnya pun tertidur di pangkuanku. Kasihan banget lihat keceriaannya di
hari itu mulai memudar. Tibalah saatnya semua anak-anak menerima piala sebagai
cenderamata sebagai tanda telah menyelesaikan belajarnya.
Karena ini salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh
Athiyah selain tampil bersama di panggung tadi, aku pun membangunkannya pelan.
Tapi dia masih belum sadar penuh dan bilang, “Nanti aku bangunkan, Buk...”.
Padahal saat itu dia dan kelompoknya harus sudah siap di sebelah panggung.
Ustadzah pun datang membangunkannya. Dengan kondisi yang masih ngantuk, dan
beberapa kali dibangunkan akhirnya dia pun ikut berbaris dengan temannya.
Mukanya kelihatan cemberut dan mau nangis. Tapi aku motivasi agar tidak nangis
dan dapat piala. Ia merajuk agar aku nggak boleh jauh-jauh.
Di saat dia sudah mulai menguasai diri, ada salah satu
temannya yang menangis dan tidak mau naik panggung. Wah, bisa nular nih
pikirku... Apalagi siswa tersebut tepat berada di sebelahnya dan orangtuanya
pun masih berusaha membujuknya. Ndilalah pada saat itu kaki Athiyah dengan
tidak sengaja kena tendang temannya. Nangislah iya.... aku pun buru-buru
membujuknya agar tidak nangis karena mau naik panggung. Berhenti nangis
sebentar tapi saat di panggung masih mewek lagi...
![]() |
Athiyah menangis saat di panggung |
![]() |
Sudah nggak nangis tapi masih cemberut |
Cemberutnya sudah mulai berkurang ketika beberapa teman
sudah menerima piala. Tapi Athiyah belum juga kembali ceria. Aku aja yang
was-was karena badannya panas.
Ada momen lucu dan bikin haru yang aku tangkap, yaitu saat
mereka antri dan setelah Athiyah menangis ada temannya (Ghani) yang memegang
kedua pipinya sambil mengatakan sesuatu seolah menghibur kesedihan Athiyah. Momen itu terulang kembali saat di
atas panggung tapi tidak sempat aku foto. Melihat Athiyah tidak ceria seperti
biasanya dan menangis lagi di panggung temannya tersebut (Syauqi) memegang
kedua pipi Athiyah dan nampak menghiburnya, tak tahu apa yang diucapkan saat
itu.
![]() |
Dihibur oleh seorang temannya |
![]() |
Setelah menerima piala |
![]() |
Bisa senyum dikit |
![]() |
With friends and ustadzah |
![]() |
Piala untuk semua siswa |
Setelah menerima piala aku pun mengajak Athiyah pulang
karena kondisi badannya yang tidak enak. Di rumah sempat aku tanya kemapa tadi
menangis. Dia pun mengatakan, “Kakiku sakit tadi ditendang temanku, trus nggak
mau minta maap...”. Aku bilang padanya kalau temannya itu nggak sengaja
menendang.
Badan Athiyah masih panas sampai keesokan harinya.
Sepertinya dia masuk angin dan terlihat kena gejala flu. Lumayan agak rewel
sampai hari Minggu. Beberapa kali obat turun panas aku berikan karean suhunya
mencapai 38-39 derajat. Sempat khawatir dia kejang, dalam hati terus berdoa
semoga Athiyah segera turun panasnya. Alhamdulillah Minggu sore sudah mulai
stabil suhunya dan sudah mau bermain dengan saudara sepupunya yang saat itu
sedang berada di rumah.
takjub sama teman athiyah yang dengan sabar dan relaaaaa untuk menghibur athiyah, ayo athiyah jangan cemberuuuut :))
BalasHapusaku sendiri yang melihatnya jadi terharu juga lihat apa yang dilakukan temannya...
Hapus