Beberapa hari ini Athiyah sering bilang kalau pingin punya
adik. Heran juga, kenapa tiba-tiba dia sering bilang begitu. Apa karena sering
lihat tetangga yang punya bayi ya... Ada dua bayi di dekat rumah, anaknya
tetangga maksudnya... tapi aku nggak terlalu menanggapi permintaan Athiyah,
kadang aku iya-in sambil lalu, terkadang juga aku “gantung” jawabannya. Namanya
juga anak kecil...gitu pikiran dalam benakku.
Eh suatu sore dia bilang sambil merajuk dan diulang beberapa
kali. Mungkin dia merasa ibunya kok nggak perhatiin permintaannya
kemarin-kemarin soal keinginannya punya adik.
“Ibu, aku pingin punya adik...” (Aku masih nggak begitu
meresponnya)
“Kenapa kok Athiyah pingin punya adik?” tanyaku.
“Soalnya aku seneng punya adik, mau tak gendong.”
“Kalo punya adik, trus ibuk kerja, adik sama siapa di rumah?”
“Ya sama aku...”
“Kan adik sekolah...”
“Ya sama kakak”
“Lho, kakak kan juga sekolah...”
“Sama Bapak”
“Bapak kan kerja, hayoo...” saya ajak dia berpikir realistis
dulu
“Tapi aku mau punya adik perempuan kayak adik Arum... ya buukk....”
(Arum adalah anak tetangga kami)
“Tapi kan kasihan nanti kalo punya adik nggak ada yang
ngajak adik, kan nangis kalo sendirian di rumah...”
“Kalau adik haus minta minum gimana?”
“Ya ambil sendiri di dapur”
“Kan adik masih bayi, belum bisa jalan”
“Tapi aku mau adik yang rambutnya panjang”
“Kalau masih bayi rambutnya nggak panjang, tapi pendek”
Athiyah pun terdiam beberapa saat sambil memainkan
bonekanya.
Nggak nyangka dia tiba-tiba bertanya lagi seperti ini
“Buk, adik itu keluarnya bagaimana dari perut?”
Meski agak kaget (tentulah nggak memperlihatkan raut wajah
kaget di depan anak) aku jawab aja sesuai dengan ilmu parenting yang pernah aku
baca tentang hal-hal yang seperti itu yang pasti akan ditanyakan oleh
anak-anak. Namanya juga anak-anak, curiosity-nya
kan tinggi.
Yang aku inget ketika anak bertanya tentang bagaimana adik
bisa ada di perut ibu atau bagaimana adik lahir ada hal yang harus diperhatikan
oleh orang tua dalam menjawabnya, tentu dengan harapan jangan sampai membunuh
rasa ingin tahunya. Intinya kita memberikan jawaban seperlunya sesuai
pertanyaan anak. Sesuaikan pula dengan usia anak dan kemampuan kosa katanya.
Tidak perlu jawaban yang panjang kali lebar, tidak perlu pula dijelaskan secara
ilmiah.
Satu lagi, jangan sampai memarahi anak karena pertanyaannya
itu. Bisa jadi lho karena kurang pengetahuannya tentang hal ini orangtua justru
marah pada anak karena bertanya hal-hal seperti itu, misalnya “Hush, masih kecil kok nanya yang
aneh-aneh...”
Upayakan saja orangtua tetap tenang ketika anak bertanya
hal-hal yang agak sensitif. Perlihatkan bahwa kiya yakin dengan jawaban yang
kita berikan pada anak. Macak pede gitu...Toh kemampuan berpikir anak usia
balita itu masih berada pada tahap praoperasional (menurut Jean Piaget lhoo,
seorang pakar Biologi dari Swiss yang meneliti dan mengkaji tentang aspek
perkembangan anak). Pada tahap ini anak masih belum bisa berpikir abstrak,
kemampuan berbahasa juga masih mulai berkembang dan juga persepsi terhadap
ruang dan waktu masih terbatas.
Baca juga Cara Menjelaskan Hal Abstrak Pada Anak
Baca juga Cara Menjelaskan Hal Abstrak Pada Anak
Eh, kok malah berteori....
Lanjut ceritanya ah...
“Buk, adik itu bagaimana keluarnya dari perut?”
“Adik kan ada di dalam perut, jai adik harus dikeluarin dari
perut, terus lahir deh...”
“Iyaa, tapi caranya gimana?”
“Caranya ya dibantu sama dokter...” (Athiyah belum ngerti
tentang bidan)
“Iya tapi dokternya pakai apa?”
“Ya pakai alat-alat kedokteran” (hampir aja aku bilang
pisau, gunting....untungnya tidak terucap)
“Tapi aku nggak mau di dalam perut”
“Athiyah kan sudah besar, jadi nggak masuk perut. Yang di
perut itu kalau adik masih bayi, sebelum lahir”
“Aku mau adik ya buukk... besook yaa...”
“Bilang Bapak dulu yaa, Bapak kan masih kerja...”
Sudah deh...habis gitu anaknya asyik main lagi.
Laih hari justru aku coba gantian bertanya ke Athiyah
“Adik tahu nggak gimana caranya punya adik?”
“Digambar duluu... terus dihidupin ... terus dimasukkan ke perut,
terus dibawa ke rumah sakit, terus dikeluarkan dari perut...”
Hahahahaha.... lucuuu kamu Athiyaaaahh...
anakku kalau lagi hepi sama mba pengen punya adik klo moodnya lagi ga bagus ga pengen wkwkwk tergantung cuaca keknya klo anakku :p
BalasHapusHahaha...lucunya athiah ya. Jadi pengin ketemu
BalasHapuspengen adek by request athiyah hehehe
BalasHapus"Digalbar dulu...."
BalasHapusMbaaaak aku ngakak pagi2, namanya anak2 ya mbak. Dan sepertinya aku kudu menyiapkan jawaban juga nih kalo suatu saat anakku bertanya demikian hihihi.
Bilang ke Bapak dulu ya :D hihi, lucu baca percakapannya.
BalasHapushai Athiyaahh salam kenal yaa...kamu lucu banget sihhh...
BalasHapuspertayaannya bikin ndredek yang baca,,,hahahah
Anak kecil emang polos banget ya mbak. Ini athiyah kayaknya cerdas deh, dia punya gagasan yg kritis. Ngejar ibunya dengan pertanyaan sampe kudu dapet jawaban yg 'pas':D
BalasHapusdigambar dulu terus dihidupin, hehe lucu bacanya...
BalasHapusEndingnya bikin ngakak. Duh anak kecil polosnyaaaa ����
BalasHapusWah postingan ini juga jadi reminder buat siap-siap kalo ditanyain aneh-aneh sama anak nanti ��
untung Althea gak jawab gini pas ceritain proses bagaimana bisa muncul adik: ambil balon lalu ditiup dan dilepaskan di udara ...bisa-bisa emaknya tiap hari disuruh tiup balon sampai ngos-ngosan hihihi
BalasHapusAthiyaahhhhh gemezzzz
BalasHapusKasih poto dia pas lagi ngerengek2 gitu lo mbaaa biar makin dapet feelnya
Bukanbocahbiasa(dot)com
Hahaha. Kadang cara berpikir anak kecil benar-benar amazing ya mbaak :D
BalasHapushahaha Athiyah lucu, deh :D
BalasHapus