Konon
katanya ada lebih dari 15 warna yang tertuang pada sekitar 100 rumah warga,
sehingga nampaklah sebuah perkampungan yang colorfull dan ceria. Jadinya nggak
heran bila Kampung Warna Warni Jodipan ini banyak dikunjungi wisatawan baik
lokal maupun mancanegara.
Sebelum
masuk Kampung Warna Warni kita beli tiket dulu dua ribu perak saja, murah
bangeett. Sebenarnya tiket itu diperuntukkan bagi dana kebersihan. Setelah
dapat tiket kami masuk melalui Jl. Ir. H. Juanda Gang 1A. Kami pun melewati
gang yang penuh warna, mulai paving, dinding dan hiasan semacam pregola
semuanya full of color. Warna-warna yang ceria menambah semangat dan keceriaan
para pengunjung untuk terus menelusuri perkampungan ini.
![]() |
gang cantik |
![]() |
rame-rame |
Semakin
penasaran kami dengan sesuatu yang ada di dalam kampung unik ini. Aku merasa
sedang berada di negeri dongeng yang penuh warna. Jadi nggak salah kalau para
pengunjung seneng banget ber selfie ria di kampung ini.
Disini kami
berkeliling menyusuri rumah-rumah penduduk yang full of color dengan melewati
gang-gang sempit, bahkan kadang lokasinya naik dan kadang juga turun. Bagi yang
bawa anak kecil lumayan lah kalau harus menggendongnya, dijamin akan
berkeringat dua kali lipat. Athiyah sempat minta gendong, untung pas medannya
menurun, kalau medan yang naik wis nyeraah, maksudnya aku serahkan ke yang
punya body lebih kuat, siapa lagi kalau bukan bapaknya... :D :D
Awalnya aku
pikir rumah-rumah yang ada disini sengaja dibuat untuk tujuan wisata. Eh
ternyata salah. Semua rumah yang ada disana memang asli rumah penduduk sana dan
ada penghuni aslinya. Mereka pun beraktivitas seperti biasa. Dalam benakku
sempat bertanya-tanya gimana ya perasaan mereka ketika banyak wisatawan datang
dan melihati rumah-rumah mereka, termasuk aktivitas-aktivitas mereka?
Hihihi.... aku aja kepo dengan aktivitas mereka di dalam rumah. Pada awalnya
mungkin terasa aneh atau nggak nyaman gitu yaa, mosok diliatin orang-orang tak
dikenal hehehe...tapi mungkin kini mereka sudah terbiasa dengan ratusan
wisatawan yang datang terutaman ketika weekend. Jadi mereka sudah siap mental
untuk “dilihat-lihat” yaa...
Beberapa
diantara penduduk berjualan makanan dan minuman ringan di depan rumahnya. Sayangnya
aku nggak ada waktu untuk sekedar ngobrol dan berbincang dengan mereka karena
Athiyah sudah lari-lari kesana kemari.
BERBAGAI SPOT MENARIK DI KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN
FLOWER HALLWAY
Flower
Hallway atau Lorong Bunga ini adah spot cantik yang didalamnya berhiaskan
bunga-bunga penuh warna. Meski bukan bunga hidup siih... mungkin akan semakin
seksi kalu bunganya bunga beneran kali yaa...
![]() |
Bunga-bunga cantik bergelantungan |
UMBRELLA ALLEY
Umbrella
Alley atau Gang Payung ini sudah bisa ditebak sesuai namanya kan yaaa.... ada
beberapa payung yang dipasang bergelantung dengan teratur sehingga apik
dipandang. Payungnya nggak banyak sih tapi cukup memberi warna. Ah ini fotonya
umbrella alley nya kok nggak pas gini sih
LORONG KUKUSAN
Kalo spot
ini aku sendiri yang memberi nama hehehe.... soalnya nggak tahu namanya apa.
Ada beberapa
kukusan (benda yang berbentuk kerucut terbuat dari bambu yang sudah dipipihkan
kemudian dianyam berfungsi untuk menanak nasi pada jaman dahulu, iyaa...sebelum
ada rice cooker itu lhoo)
3D TRICK ART
Di
rumah-rumah penduduk ini, pada dinding luarnya juga banyak yang dilukis dengan
lukisan teknik tiga dimensi, atau kerennya sekarang 3D Trick Art. Pengunjung
bebas berfoto di semua lukisan tersebut.
Lihat nih,
Athiyah mau difoto di lukisan ini, tapi karena nggak sampai harus diangkat oleh
Mbak Salsa
Ah sayangnya
aku nggak ada yang motoin disini, semua sudah pada ngacir sendiri-sendiri. Aku
berdua sama Athiyah saja.
FIELD
Ada lapangan
juga di Kampung Warna Warni ini meski tidak terlalu luas. Ada beberapa orang
jualan makanan kecil dan mainan disini. Di tembok yang berada di sebelah
lapangan ini pun penuh dengan lukisan tiga dimensi.
BOTTLE WALL
Ini aku juga
yang menamainya, biar gampang gitu ngingetnya. Maaf pada pihak pengelola kalau
tidak berkenan. Jadi, di tepi bantaran sungai ini ada tembok atau tebing
(plengsengan istilah Jawanya) yang agak tinggi dan disana dibuatlah beberapa
tulisan seperti : JODIPAN, KAMPUNG WARNA WARNI, AREMA dan beberapa yang lain.
Uniknya tulisan tiga dimensi itu dibuat dari botol bekas minuman kemasan yang
dicat warna warni dan dipadukan menjadi bentuk tulisan. Cantiikk bangeet.
Awalnya nggak nyangka kalau itu terbuat dari botol bekas.
PRAY ROOM
Ketika waktu
sholat tiba, nggak perlulah nunut sholat di rumah penduduk karena sudah ada
musholaa di perkampungan ini.
TOILET
Untuk urusan
BAK dan BAB pun sudah diperhatikan. Disediakan toilet yang bercat pink ini
dengan hiasan gelang-gelang.
AREA PARKIR
Untuk parkir
memang agak susah di sekitas sini. Jalannya yang tidak terlalu lebar membuat
lalu lintas di jalan utama kampung warna warni terkesan agak semrawut. Area
parkir pun tidak terlalu luas dan saat kami kesana lapangan parkirnya masih
terkesan seadanya. Mungkin ini yang perlu dipikirkan juga oleh pihak pengelola
atau pihak pemkab sehingga kenyamanan pengunjung lebih terjaga.
Selain
beberapa spot di atas, di sepanjang jalan juga terdapat banyak hiasan-hiasan
sehingga kampung ini kelihatan meriah. Ada lampion, hiasan kertas yang dibuat
memanjang dengan berbagai bentuk dan lain sebagainya.
LOKASI KAMPUNG WARNA WARNI
Kampung
Warna Warni terletak di bantaran Sungai Brantas, di bawah jembatan Embong
Brantas (jembatan rel kereta api) dan pasar loak. Tepatnya di RT 6, 7, 8 RW 2
Kampung Juanda Kelurahan Jodipan Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Lanscape
kampung ini begitu eksentrik bila dilihat dari jembatan.
So, untuk
destinasi wisata yang antimainstream, Kampung Warna Warni Jodipan ini bisa
dimasukkan dalam salah satu agenda wisata lhooo...
Sebetulnya konsep mengecat seluruh kampung jadi warna-warni itu memang konsep yang menarik. Tetapi karena aku melihat jemuran baju bergelantungan di sana sini, maka keindahannya jadi berkurang. Aku tidak menyalahkan mereka, sebab menjemur sembarangan itu bagian dari budaya. Wisata seharusnya menghargai budaya, bukan menghapusnya.
BalasHapusDan tentang area parkir yang kurang nyaman, itu juga wajar. Karena mereka memang tidak menyiapkan kampung mereka jadi kampung wisata. Coba kalau mereka sungguh niat membuat kampung ini jadi kampung wisata, mereka pasti akan memperbaiki area parkir mereka dan bahkan memasang taman bermain segala di sana.