Akhir-akhir ini nampaknya kata
REUNI lagi naik daun. Mulai reuni SD, SMP, sampai reuni teman-teman kampus. Ada
pula reuni keluarga bahkan reuni mantan walimurid TK yang baru setahun atau dua
tahun pisah pun digelar.
Istilah reuni pun macam-macam,
seperti temu kangen, lepas kangen, ngumpulne balung pisah, mengumpulkan yang
terserak dan sebagainya. Dalam reuni tentu akan memutar ulang kenangan-kenangan
lama yang masih terekam dengan manis (atau pahit juga) di salah satu bagian
otak kita yang dinamakan hipocampus. Tentu dong kalau kita datang reuni
pastinya (atau seharusnya) dalam keadaan senang. Kalau nggak senang ngapain
juga datang reuni? Emangnya mau membangkitkan luka hati? Rugi banget deh...
![]() |
semua tersenyum saat reuni |
Reuni pun ada dampaknya lho, bisa
positif atau negatif. Yaa...begitulah hidup. Selalu ada dua sisi yang bertolak
belakang. Dampak positifnya banyak seperti menyambung dan memperkuat
silaturahmi, melepas kangen dengan teman-teman baik yang akrab, kurang akrab
maupun yang sok akrab (eits...), rasa bersyukur yang lebih banyak karena
mungkin ada sebagian teman yang kurang “seberuntung” kita untuk saat ini yang
selanjutnya tentu akan meningkatkan self
esteem kita, mengenal keluarga teman-teman lama kita (kalau reuninya bawa
pasangan atau keluarga), kemungkinan terjalin kerjasama dalam pekerjaan atau
mendapat informasi tentang banyak hal, dan masih banyak lagi.