Datang ke kafe ini tidak direncanakan apalagi
diagendakan. Karena ya baru kali itu aku dengar nama kafe ini, maklumlah
emak-emak jarang ngafe. Ke kafe ini karena diajak oleh sahabat yang tinggal di
Surabaya. Kebetulan hari itu ada dua orang adik-adik dari IMM yang
bersilaturahmi ke rumah. Akhirnya kami semua janjian bertemu di kafe ini,
lengkap dengan para krucil kami.
Ternyata sang owner kafe Mas Mochammad Shobik
yang akrab dipanggil Mas Obik merupakan alumni dari Pondok Pesantren Karangasem
Paciran Lamongan, tempat yang sama dimana suami menimba ilmu semasa SMP dan
SMA.
Kami tiba di cafe Mbok Kom sekitar pukul
setengah lima sore. Parkiran mobil cukup di pinggir jalan. Saat parkir mobil
kami diarahkan oleh seorang tukang parkir yang tuna wicara. Kami tahunya saat
suami menanyakan sesuatu dan dia menjawab dengan bahasa yang tidak biasa. Kami
mulai paham bahwa kafe ini memang “tidak biasa”.
Memasuki area kafe yang berada di Jalan
Ketintang Madya No. 50 Surabaya ini sekilas tidak banyak berbeda dengan
kafe-kafe instagramable, vintage yang kini semakin marak hadirnya. Namun ada
yang lebih istimewa dari kafe ini. Penasaran?
Tunggu dulu dong...
Kafe ini didesign semi outdoor sehingga nggak
perlu pendingin ruangan. Di dekat pintu masuk kita disuguhi semacam seni
instalasi dari drum-drum bekas yang dicat warna warni dan disusun sedemikian
rupa sehingga nampak artistik. Masih berada di halam depan dari kafe ini juga
disediakan beberapa set meja dan kursi bagi pengunjung yang ingin makan dan
minum beratapkan langit luas.
Di bagian dalam dari kafe ini, meja dan kursi
didominasi dari bahan kayu jati. Ada sepuluh pigora yang tergantung di dinding
sebelah kiri kafe. Pigora-pigora itu ditata rapi berjejer dan masing-masing
pigora berisi tulisan motivasi yang dibuat oleh Mas Obik sendiri.
Kalimat-kalimat motivasi nan inspiratif tersebut antara lain: Menembus
Batas Keterbatasan, Uripku Tak Semangati Dewe, Perjuangan- Siapa yang Rajin,
Jujur, Sabar dan Setia Dialah Yang Menang, Proses yang Menjawab Proses,
dan masih banyak lagi.
Di sebelah kanan pigora-pigora itu terdapat
panggung mini yang diapit oleh tumpukan tiga drum bekas yang dicat berwarna
biru muda dengan tempelan tulisan “Kalau Bukan Kita Siapa Lagi” dan “Aku
Kamu Setara” dengan tagar #disabilitasbisa. Di backdrop panggung mini
terdapat berbagai ornamen seperti foto-foto para musisi legendaris seperti Koes
Plus, Rhoma Irama, The Beatles, Iwan Fals, Bob Marley, Didi Kempot, Gun “n
Roses, dan Gombloh.
Di sebelah kanan panggung kita akan melihat
genteng-genteng prenthul yang disusun rapi di tembok lengkap dengan foto
Presiden RI dari masa ke masa. Di kafe ini dilengkapi pula dengan LCD proyektor
yang tergantung di bawah atap plus layar proyektor yang dipasang di bawah pohon
di sisi kanan kafe, asyik banget nih untuk nobar sambil nongki-nongki.
Uniknya lagi di kafe ini disediakan beberapa
set mainan UNO yang diletakkan di tengah ruangan di bawah tiang penyangga dan
di atas drum yang ada diantara meja dan kursi kafe. Anak-anak pun asyik bermain
UNO sembari menunggu makanan yang dipesan.
Di bagian kasir terdapat beberapa
gambar/lukisan punokawan dan lukisan Sunan Kalijaga. Tepat di depan kasir
terdapat tanda peringatan yang berbunyi “Lek Gopoh Budalo Wingi” artinya
Kalau Anda tergesa-gesa berangkatlah dari kemarin.
Oh ya, masih pingin tahu banyak tentang kafe
ini?
Ternyata owner dari kafe ini, Mas Obik
merupakan penyandang disabilitas, seorang tuna daksa sejak lahir. Namun ia
memiliki semangat yang laur biasa hingga bisa mendirikan kafe Mbok Kom ini.
Beruntung kami bisa berkesempatan ngobrol-ngobrol langsung dengan Mas Obik. Ia
menyampaikan bahwa perlu perjuangan yang luar biasa untuk mewujudkan kafe yang
dinamai seperti nama ibunya ini.
Mas Obik mempekerjakan 17 karyawan yang mana
15 karyawannya merupakan penyandang disabilitas. Ada yang tuna wicara, tuna
rungu dan tuna daksa. Mereka ada yang menjadi pelayan, koki dan tukang parkir.
Ini merupakan impiannya sejak lama. Ia berharap para difabel seperti dirinya
janganlah hanya berpangku tangan mengharap belas kasihan orang lain. Para
difabel harus mampu berkarya. Sebagai penyandang disabilitas sudah biasa mereka
dipandang sebelah mata tapi tekad dan keyakinan untuk terus
berkarya layaknya orang normal. Mas Obik yakin bahwa proses tak kan menghianati
hasil. Ia ingin membuktikan bahwa penyandang disabilitas pun bisa berkarya
secara profesional.
Memang sih kami agak kesulitan dalam berkomunikasi dengan para pelayan yang tuna wicara ini karena kami belum memahami “bahasa” mereka. Ada beberapa pengunjung yang menurut pengamatan saya juga penyandang disabilitas. Mereka menggunakan bahasa isyarat ketika berkomunikasi dengan temannya. Mereka terlihat nyaman berada di kafe ini. Seperti kami juga, betah berlama-lama disini sampai malam tiba. Anak-anak pun enjoy bermain disini. Aku pun sambil mengamati bagaimana karyawan-karyawan disini bekerja dan berinteraksi dengan pengunjung kafe.
Memang sih kami agak kesulitan dalam berkomunikasi dengan para pelayan yang tuna wicara ini karena kami belum memahami “bahasa” mereka. Ada beberapa pengunjung yang menurut pengamatan saya juga penyandang disabilitas. Mereka menggunakan bahasa isyarat ketika berkomunikasi dengan temannya. Mereka terlihat nyaman berada di kafe ini. Seperti kami juga, betah berlama-lama disini sampai malam tiba. Anak-anak pun enjoy bermain disini. Aku pun sambil mengamati bagaimana karyawan-karyawan disini bekerja dan berinteraksi dengan pengunjung kafe.
![]() |
Bermain bersama anaknya Mas Obik |
MENU DI KAFE MBOK KOM
Kafe yang memiliki tagline
NYANGKRUK – MANGAN – NGOMBE ini memiliki variasi menu.
Menu Tombo Luwe : Berbagai penyetan (ayam, bebek, telor, mujaer,
lele) + tempe/tahu + nasi. Urap-urap, cah udang kangkung, cah cumi kangkung,
pecelan telor + tahu /tempe (dengan harga Rp 10 ribu – 14 ribu per porsi).
Berbagai jenis botok dan brengkesan serta krengsengan tulang ayam/jeroan ayam +
nasi + tahu (harga Rp 10 ribu – Rp 12 ribu).
Menu Ayam dan Bebek : Ada ayam kampung bumbu jawa, ayam kampung
rica-rica, bebek bumbu jawa, menthok rica-rica (harga Rp 22 ribu – Rp 28 ribu
sudah sama nasi)
Menu Nasi dan Mie : Berbagai varian nasi goreng, mi dan bakso
(harga Rp 15 ribu – Rp 17 ribu.
Menu Ikan : Berbagai olahan
gurame (asam pedas, asam manis, bumbu jawa, ikan lele asam pedas, ikan asap
sambel cadas (harga Rp 22 ribu – Rp 50 ribu)
Snack Menu : Roti bakar,
Jamur Kremes, Sosis saus pedas, pisang kota, pentol asam pedas, siomay + tahun
asam pedas, tahu crispy (harga antara Rp 6 ribu – Rp 10 ribu)
Ice Drink Menu : Ice Surga Ibu, Blue Sunkist Mocktail, Baliho
Fruits, Green Volac, Sunrise Smoothies, Barbosa Puding, Orange in Red,
Strawberry Mojito, Honey Mojito, Lecy Mojito, Fruty Lemon Squash, Punch Melon
Cucumber, Sarang Burubg Sprite (harga Rp 16 ribu – Rp 23 ribu).
Harga makanan di tiap menu bisa
dibilang sangat terjangkau. Kalau kesini perlu dicoba bebek bumbu jawa dan menthok rica-rica,
rasanya nendang banget...
Cuma kalau semi outdoor gini pas malam tiba suka aja
ada nyamuk-nyamuk nakal yang nangkring di kulit...CAFE AND CULINARY MBOK KOM
Alamat : Jalan Ketintang Madya No. 50 Surabaya 6220
Telepon : 081333134934
Jam Buka : 09.00 - 01.00 wib
wow inspiratif banget pemilik cafe-nya mba bahkan karyawannya juga disabilitas masyaAlloh keren pisan :)
BalasHapusharganya yang ditawarkan murah2 y mba :)jadi penasaran pengen kesini
Ikut bangga mbak, mereka yang terkadang dianggap sebelah mata malah mampu berkarya melebihi kita2 yang dibilang normal
HapusWah, tempatnya instagrammable, cocok buat foto2.
BalasHapusIya mbak, cafe kekinian yang instagramable hehehe
HapusWahhh saya baru tahu kafe ini. Kpn2 kalo ke daerah Ketintang tak coba mampir. Selain variasi menunya, kisah di balik itu yg bikin istimewa.
BalasHapusTerimakasih sudah berbagi cerita ini ya mbak.
Benar mbak, bisa ngobrol2 langsung dengan Mas Obik kalau beliau nya ada di tempat
HapusInspiratif nih.. keren segalanya. kepeduliannya, tempatnya menunya :)
BalasHapusiya mbak... turut bangga pada mereka yang tidak berpangku tangan dan selalu berkarya
HapusHebat pemiliknya, dan inspiratif banget Mbak. Aku belm pernah ke sini. Mbak parkiran untuk mobil cukup luas nggak?
BalasHapusParkiran mobilnya hanya di pinggir jalan mbak
HapusMasya Allah... berkah cafe ini. Kebetulan ketintang dekat rumah, mbak. Insyaa Allah kapan-kapan tak mampir ke sini
BalasHapusWah dekat berarti mbak.... Amiin semoga memang cafe ini menjadi berkah dan memang salah satu misi pemiliknya adalah misi sosial
Hapusapa masih ada ya ?
BalasHapus