![]() |
netralnews.com |
Siapa
sih yang nggak tahu Tari Barong yang melegenda itu? Sebuah tarian tradisional
yang khas dengan adanya penari yang memakai topeng hewan berkaki empat dan
kostum yang melambangkan perwujudan dari makhluk-makhluk dalam kepercayaan
masyarakat Bali. Biasanya dipakai oleh dua orang. Mirip-mirip barongsai gitu.
Barong biasanya digambarkan sebagai seekor singa atau macan. Bisa juga dalam
bentuk hewan yang lain, tergantung jenis barongnya termasuk barong apa.
Tentulah
tarian tradisional ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Bali dan juga
secara internasional. Selain ada nilai seni yang ada di dalamnya, Tari Barong
ini memiliki makna spiritual yaitu menggambarkan pertarungan antara “kebajikan”
melawan “kebatilan”.Dalam mitologi agama Hindu, Barong menggambarkan kebajikan
dan Rangda sebagai simbol kebatilan.
Agenda
studi budaya Februari yang lalu membawaku ke tempat pertunjukan Tari Barong dan
Keris ini. Ada beberapa stage di Bali, dan rombongan kami menyaksikan
pagelarannya di Stage Uma Dewi Jalan Waribang No. 21 Kesiman Denpasar Bali.
Kami
sampai disana pukul 8.11 WITA. Satu jam lebih awal dari waktu pertunjukan. Kami
mengantisipasi bila ada kemacetan di jalan, eh ternyata jalan lancar. Dengan
datang awal kami bisa memilih tempat duduk terdepan. Sambil menunggu kami
ngopi-ngopi dulu di warung kopi yang ada di depan bersebelahan dengan halaman
parkir yang cukup luas.
![]() |
Ngopi dulu |
Para
pengunjung pun masuk lewat pintu yang berhiaskan ukiran Bali yang berwarna
keemasan dengan cat dasar warna merah. Ukiran pada pintu ini termasuk jenis
Pepatran yaitu jenis ukiran yang bermotif dedaunan dan berhiaskan bunga-bunga.
![]() |
Foto dulu di depan pintu masuk |
Di
sebelah kanan pintu masuk ada tempat untuk membeli tiket. Per orang dikenakan
tarif Rp 100 ribu untuk sekali pertunjukan dengan durasi waktu satu jam. Namun
bila datang bersama rombongan tentu bisa lebih murah. Di sebelah kanannya lagi
ada toko kecil yang menjual makanan ringan dan minuman serta berbagai
merchandise khas Bali namun jumlahnya tidak terlalu banyak.
Setelah
beberapa saat menunggu keluarlah tujuh orang laki-laki berpakaian khas Bali
keluar dari pintu panggung. Ternyata mereka adalah para penabuh gamelan Bali
yang akan mengiringi pertunjukan Tari Barong ini.
Setelah
beberapa saat alunan gamelan yang membawakan gending pembukaan menyemarakkan
suasana, muncullah satu per satu para penari yang membawakan peran
masing-masing. Diawali dengan munculnya Barong yang membawakan tari-tarian dan
berperang melawan tiga orang bertopeng yang membuat onar dan merusak ketenangan
hutan.
Pertunjukan
Tarian Barong ini terbagi dalam lima babak. Bahasa yang dipakai merupakan
campuran antara Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia, sesekali mereka juga
berbahasa Jawa. Namun dalam cerita inti banyak menggunakan bahasa Bali sehingga
aku pun tak tahu apa yang mereka percakapkan. Makanya selembar kertas yang
berisi jalan cerita yang dibagikan tadi sangat membantu untuk mengikuti jalan
cerita.
Tari
Barong sendiri sebenarnya memiliki sifat yang sakral sehingga ada kesan mistis
di dalamnya. Biasanya ditampilkan dalam upacara keagamaan di Pura. Namun, untuk
kepentingan hiburan Tari Barong ini sering diselingi dengan adegan-adegan
jenaka, atraktif dan ada komunikasi antara para pemain dan penonton sehingga
penonton tidak bosan. Bahkan ada beberapa adegan yang nyerempet-nyerempet dikit
dengan adegan yang “yaa...gitu deh” sehingga kurang bagus juga sih kalo
penontonnya ada yang masih di bawah umur. Tapi ya gitu deh, seks terkadang
menjadi komoditas untuk menarik perhatian penonton.
Dengan
adanya interaksi antara pemian dan penonton, pertunjukan ini semakin hidup.
Misalnya ada adegan kera yang meloncat ke penonton sehingga membuat penonton
berteriak kaget, kera pun semakin mendekat dan menggoda para penonton. Ada pula
seorang pemain yang mendekatiku, eh tiba-tiba dia mengambil sandalku yang
sebelah kanan. Eh dia pun menyalamiku dan bilang kalo pinjam sandal untuk
menakut-nakuti lawan mainnya. Pastinya penonton senang merasa sedikit
dilibatkan dalam cerita.
![]() |
Tuh sandalku sudah dipegangnya |
Ada
hal yang masih kuingat ketika menjelang babak pertama usai. Pemeran barong yang
dua orang itu berkeliling mendatangi penonton di barisan depan. Tepat di
hadapanku dan teman sebelahku ia menggoyang—goyangkan bulu-bulu propertinya dan
menyapukannya beberapa kali ke tangan kami. Awalnya aku nggak ngeh apa maksud
dibaliknya, aku pikir itu bagian dari atraksi untuk menyenangkan penonton.
Setelah beberapa saat dia berlalu, ada teman yang memberitahuku kalau mereka
itu minta saweran. Ealaaahh... lha dianya diem saja nggak bilang kalau minta
saweran, ya mana aku tahu? Apalagi ini pengalaman pertamaku nonton pertunjukan
Tari Barong.
Setelah
pertunjukan berakhir, para penonton pun berebut berfoto dengan para pemeran
cerita. Namun aku melewatkan kesempatan ini karena males berjubel dan
bergantian berfoto. Nah, kalau mau berfoto jangan lupa berikan tip pada mereka
yaa...
Tertarik dengan
pertunjukan Tari Barong dan Keris?
Bisa kunjungi
Barong and Kris Dance Stage Uma Dewi
Jalan Waribang No. 21 Kesiman
Telp. (0361) 285596
Denpasar – Bali
4 bahasa
English : The
Barong and Kris Dance
Prancis : La
Danse De Barong (La Danse du Kris)
Belanda : De
Barong Dans
German : Der
Barong - Tanz
Bali.. selalu ada nuansa magis kl liburan ke sana, tks referensi nya mba .. bisa masuk agenda kl pas liburan ke Bali.. Aamiin
BalasHapusBetul mbak, apalagi banyak sesajen di setiap tempat, makanya sebutan magic island juga tepat untuk Bali
HapusBelum pernah lihat tari Barong, durasinya berapa jam ya? Tiap hari adakah ?
BalasHapusDurasinya satu jam mbak, Tidak setiap hari ada.
Hapus4 bahasa maksudnya apa mbak? Di sana ada terjrmahannya gitu?
BalasHapusTerjemahan hanya ada pada selembar kertas yang berisi sinopsis jalan cerita yang ada pada pertunjukan. ada 14 bahasa sih sebenarnya, cuma saya ambil 4 lembar aja dari 4 bahasa:)
HapusAku takut loh mbak didatengin barong, lah kok malah semakin dekde ke penonton 😁😁
BalasHapusIyaa banyak yang njerit pas didekati monyet nya, eh malah dianya semakin dekat, minta salaman de el el hahaha
Hapusaku takut sama barong, sama reog dan semacamnya, ada trauma pas kecil, skrg ga sepiro takut tapi prefer ga deket2 wahahah
BalasHapusbener mba, kalo takut mending jaga jarak aman hahaha
HapusTari Barong ini hiburan wajib kalo pas ikut tour sekolah dulu deh hihihihi, sampe hapal aku.
BalasHapusDan emang dulu ada adegan "lucu" tapi agak merepet2 ke dewasa gt, eh tryta sampe skrg masih ya hihihihi emang gk berubah keknya.
wah, apa itu memang cara untuk menarik perhatian pengunjung agar bisa tertawa yaa... kan sebenarnya masih ada bahan guyonan lain yang lebih aman untuk segala usia ya mbak Ning
HapusKayaknya gak asing sama tempat ini. Lulus SMK dulu aku juga nonton pertunjukan tari Barong di sini. Baru tau bayarnya 100 ribu. Sama kayak di GWK
BalasHapusKalo turis asing atau datang kesana tanp rombongan memang segitu tarifnya mbak, tapi kalau datangnya bareng rombongan tarifnya beda
HapusSelama ke bali sih cuma sempat lihat tari kecak. Kayaknya seru tuh. Mesti nyobain juga nonton tari barong.
BalasHapusSaya malah belum pernah lihat tari Kecak, jadinya penasaran juga
HapusDulu aku takut kalo liat Tari Barong dan tarian-tarian sakral lainnya Mbak..
BalasHapusWkwkwkw
Kenapa kok takut Mbak, seru lhoo hehehe
HapusDuh jadi makin pengen berlibur ke Bali, belum pernah jalan-jalan ke Bali
BalasHapusNoted : tarian ini tidak layak tonton untuk anak-anak ya mbak
Sebenarnya tariannya sendiri nggak apa-apa ditonton anak-anak, cuma karena ada sisipan humor yang nyerempet2 dengan adegan seks jadi lebih baik nggak ditonton anak-anak
Hapusseru ya nonton tarian langsung gitu, jadi kepengen juga. tapi berapa kali ke Bali belum pernah nih nonton Tari Barong, kalau ada kesempatan lagi ke Bali mau deh disempetin mampir nonton Tari Barong ini.
BalasHapusIya mbak, dengan nonton secara live akan dapet banget suasananya
Hapuskalau aku lihatnya ini lebih ke sakral mbak
BalasHapuskalau yang aku lihat ini lebih dominasi ke seni pertunjukan yang nilai ke-sakral-annya berbeda (agak berkurang) dengan tari Barong saat digunakan dalam upacara keagamaan
HapusJadi teringat nonton tari Barong ini.
BalasHapusAntara kagum juga muncul rasa rada takut karena aura mistisnya kerasa kuat di lokasi.
Tapi, sangat keren 👍