Beberapa hari yang lalu ada
tetangga dekat rumah yang baru pindah dari Sumenep. Mereka keluarga muda dengan
satu anak. Kepindahannya ke Gresik karena sang suami pindah tugas di Kota Pudak
ini. Seperti biasa, ketika ada warga yang baru pindah maka tetangga-tetangga
pun silaturahmi ke rumahnya. Termasuk aku dong... Kami pun saling
memperkenalkan diri hingga kami pun ngobrol ngalor ngidul.
Di tengah kami asyik ngobrol,
tiba-tiba terdengar suara anaknya menangis terbangun dari tidurnya. Ibunya pun
buru-buru menuju ke kamarnya setelah meminta ijin dariku. Masih dengan
menangis, Caysa nama gadis kecil itu pun digendong menemui kami. Caysa bisa
tenang setelah diberi mainan kesayangannya.
Aku sempat heran dan bertanya
kepada ibunya tentang kulit anak yang berusia satu setengan tahun ini, yang
nampak mlenthing-mlenthing kemerahan dan berisi cairan bening. Kami pun
terlibat obrolan yang lumayan lama tentang penyakit yang diderita Caysa. Ibunya
pun cerita panjang lebar.
Eksim yang diderita Caysa ini
muncul pertama kali saat berusia sekitar satu tahun. Gejala awalnya saat itu
Caysa rewel banget karena kulitnya gatal-gatal dan lama-lama muncul ruam
kemerahan. Karena tidak kunjung sembuh setelah diberi bedak gatal bahkan ruam
semakin banyak tidak hanya di badan tapi mulai merah-merah di wajah juga. Caysa
pun diperiksakan ke dokter. Hasil diagnosa dokter menyatakan bahwa Caysa
menderita dermatitis atopik atau yang biasa dikenal dengan sebutan eksim.
Dokter pun menyarankan agar Caysa
tidak mengkonsumsi susu sapi, telur, ikan, kacang-kacangan. Semua makanan
tersebut memang menjadi pemicu alergi. Tidak jauh beda memang dengan ibunya
yang juga menderita alergi, tapi ibunya ini alergi debu dan udara dingin.
Sempat terlintas juga di benak
ibunya jangan-jangan Caysa juga memiliki alergi yang sama dengan ibunya yaitu
alergi debu dan udara dingin. Pada kunjungan berikutnya saat gatal-gatal dan
ruam di kulit Caysa kambuh lagi, dokter pun menyarankan agar Caysa menjalani
tes alergi.
Tanpa pikir panjang lagi kedua
orangtua Caysa pun membawanya ke laboratorium untuk tes alergi. Kedua
orangtuanya betul-betul khawatir dengan kondisi Caysa, apalagi mereka menunggu
kehadiran bocah ini cukup lama, hampir sembilan tahun sehingga sedikit hectic kalau terjadi sesuatu pada Caysa.
Ternyata hasil laboratorium menyatakan Caysa alergi susu sapi.
APA ITU ALERGI?
Sudah sering banget kan kita
mendengar istilah alergi? Tapi pernahkan mencari tahu tentang hal-hal yang
bersentuhan dengan alergi?
Alergi adalah reaksi yang
berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing
dan berbahaya, padahal bagi orang kebanyakan hal tersebut biasanya tidak
berbahaya. Reaksi tubuh yang abnormal/tidak biasa itu merupakan bentuk
perlindungan terhadap tubuh. Sistem imun dalam tubuh akan otomatis bekerja melawan bahan/zat asing yang
masuk ke dalam tubuh.
Upaya perlawanan inilah yang mengakibatkan munculnya
reaksi alergi pada diri seseorang. Bahan-bahan atau zat-zat yang menyebabkan
alergi ini disebut alergen. Alergen bisa berupa makanan yang dikonsumsi seperti
susu sapi, telur, berbagai jenis ikan, dan sebagainya. Bisa juga berupa
zat/bahan-bahan yang dihirup seperti debu, serbuk sari, dan bulu binatang.
Menurut data World Allergy
Organization (WAO) angka prevalensi alergi mencapai 10-40 persen dari total
populasi dunia. Jumlah yang nggak main-main ini. Sementara di Indonesia,
berdasarkan sebuah penelitian penyebab alergi sebagian besar disebabkan oleh
makanan yaitu udang (12,63%), kepiting (11,52%), kepiting (11,52%), tomat
(4,38%), putih telur (3,5%) dan susu sapi 3,46%).
Reaksi alergi muncul dalam
berbagai macam, ada yang berupa gatal-gatal disertai ruam kemerahan (dermatitis
atopi), sering pilek (rhinitis) dan sesak napas (asma).
DERMATITIS ATOPIK / EKSIM
Melihat kasus Caysa di atas
disebutkan bahwa dia didiagnosa menderita dermatitis atopik/eksim yaitu
peradangan pada kulit seperti gatal-gatal, kulit memerah, kering dan
pecah-pecah, tidak menular dan bisa kambuh secara berkala. Namun harus tetap
waspada karena kondisi ini bisa mencapai titik kronis.
![]() |
foto : www.webconsultas.com |
Menurut informasi yang saya baca
dermatitis atopik ini biasanya pada episode pertama terjadi sebelum anak
berusia 1 tahun. Pada usia berikutnya bisa saja hilang dan kemudian muncul
kembali. Prevalensinya kira-kira mencapai 10% - 20% pada anak-anak dan 1% - 3%
pada orang dewasa. Dermatitis atopik ini biasanya sering terjadi pada keluarga
yang memiliki riwayat alergi.
PENYEBAB DERMATITIS ATOPIK/EKSIM
Penyebab pasti dermatitis atopik ini belum bisa diketahui secara pasti,
50% disinyalir berasal dari faktor eksternal seperti bahan pencetus iritasi
kulit seperti sabun/detergen, debu, rumput serta serbuk sari. Sementara 50%
penyebab lain bersumber dari makanan pencetus alergi yang dikenal dengan
sebutan The Big 8 yaitu susu, telur,
ikan, jenis makanan laut tertentu (seperti udang), gandum, kacang tanah, kacang
kedelai, kacang pohon seperti walnut,
almond, hazelnut, cashew dan pistachio.
Dan tak kalah pentingnya yang harus kita ketahui bahwa susu atau alergen protein susu sapi menjadi
pencetus alergi paling umum di dunia dengan angka kejadian 2 – 7,5%. Dari angka
tersebut 0,5% alergi susu sapi terjadi pada saat anak-anak masih mendapatkan
ASI eksklusif.
Bagaimana Mencegah Alergi Makanan?
Menurut Prof. Dr. Dr. Zakiudin
Munasir, Sp.A(K), Guru Besar Bagian Anak Alergi dan Immunologi RSCM/FKUI alergi
terhadap makanan bisa dicegah dengan cara memperkenalkan berbagai jenis makanan
sedini mungkin dan memberikan ASI eksklusif. Jika karena sesuatu hal ibunya
tidak bisa memberikan ASI maka anak bisa diberikan susu yang telah
diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein terhidrolisat parsial
atau jenis #SusuAlergiAnak yang tidak mengandung susu sapi. Pada umumnya alergi
protein susu sapi terjadi pada anak yang tidak mendapatkan ASI.
Sebenarnya Caysa mendapatkan ASI
eksklusif, namun karena sesuatu hal pada usia sebelum satu tahun anak ini sudah
disapih. Sejak saat itu, Caysa pun diberi susu formula. Beberapa kali ganti
susu formula namun Caysa menolak, paling hanya mau minum sedikit saja. Padahal
susu sangat diperlukan bagi masa tumbuh kembang anak. Konsumsi MPASI-nya pun
sangat sedikit. Hal ini menyebabkan berat badannya turun secara signifikan.
Melihat kondisi seperti ini,
Caysa pun dikonsultasikan ke dokter spesialis anak. Dokternya menyarankan agar
Caysa diberi susu soya agar asupan nutrisinya tetap terjaga. Untung saja
orangtua Caysa cepat tanggap dengan kondisi anaknya, termasuk kasus alergi yang
diderita sang buah hati.
Seperti kita ketahui masih banyak
sebagian masyarakat yang belum menyadari betapa pentingnya penanganan alergi
dengan cepat dan tepat. Sebagian orangtua tidak menyadari bahwa anaknya
mengalami alergi sehingga mereka mengabaikannya atau justru malah memberikan
penanganan yang salah. Misalnya saja ketika anak mengalami gatal-gatal, tanpa
dicari dulu penyebabnya langsung saja dikasih bedak gatal atau salep kulit.
Padahal si anak ternyata mengalami alergi terhadap makanan tertentu. Gatal yang
diderita si anak pun tak kunjung sembuh karena salah dalam penanganan. Kondisi
semacam ini masih sering terjadi di masyarakat kita.
PROGRAM EDUKASI MASYARAKAT, DARI MORINAGA UNTUK INDONESIA
Melihat fenomena masih kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai #AlergiAnak mendorong Morinaga
untuk mengusung program tetap yaitu
Morinaga Allergy Solution. Program ini merupakan hasil pengembangan PT Kalbe Nutritionals bekerjasama
dengan Morinaga Research Centre jepang.
Kepedulian #Morinaga terhadap
upaya mengedukasi masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
penanganan kasus alergi dengan tepat diejawantahkan dalam berbagai kegiatan
seminar edukasi bagi para orangtua.
Dalam rangka World Allergy Week
2018, Morinaga pun menyelenggarakan Program Parenting Seminar berskala nasional
yang dilaksanakan di rumah sakit-rumah sakit di 5 kota besar di Indonesia.
Seminar yang bertajuk Morinaga Allergy
Week yang dipersembahkan oleh PT Kalbe Nutritionals ini mengupas tuntas
berbagai fakta mengenai alergi, penyakit-penyakit lain yang menyertai alergi
serta cara pencegahan dan penanganan yang tepat terhadap alergi.
![]() |
Salah satu acara Seminar Parenting dalam Morinaga Allergy Week |
Selain itu Morinaga pun
berpartisipasi aktif di dunia digital dengan melengkapi fitur pada website www.cekalergi.com . Banyak hal yang bisa diakses
dari website ini antara lain bisa konsultasi dengan dokter (live chat),
mengetahui berbagai fakta tentang alergi dan bisa juga memanfaatkan tools yang ada untuk mengetahui resiko
alergi pada anak-anak. Jadi, siapapun bisa melakukan cek alergi secara mandiri
dengan memanfaatkan modul digital tersebut.
Tidak hanya itu, Morinaga juga
menyediakan layanan konsultasi tentang alergi dengan nutritionis di gerai
Kalcare di seluruh Indonesia setiap jam kerja.
SOLUSI TOTAL ALERGI DARI MORINAGA
Tak perlu pesimis ketika
mengetahui buah hati beresiko tinggi mengalami alergi karena alergi bisa
diatasi.
Tindakan pencegahan alergi dapat dilakukan sebelum gejala alergi
muncul, yaitu :
- Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
- Hindari asap rokok selama hamil dan setelah bayi lahir.
- Selama hamil dan menyusui, ibu tidak menghindari makanan yang sering menimbulkan alergi seperti telur, kacang-kacangan, ikan, makanan laut dan susu sapi.
- Tidak melakukan penundaan pemberian telur, kacang, ikan dan makanan laut serta jenis makanan lainnya pada waktu anak mulai mendapat pengenalan makanan padat.
Sedangkan tindakan untuk mengatasi bayi dan anak yang alergi terhadap protein
susu sapi adalah dengan menghindari protein susu sapi yang utuh dan sebagai
penggantinya dapat diberikan formula hidrolisat penuh, formula asam amino atau
formula isolat protein kedelai (soya).
Morinaga Allergy Solution
memberikan solusi alergi untuk anak melalui sinergi nutrisi yang tepat dan
memiliki tiga keunggulan, yaitu:
- Solusi nutrisi untuk mencegah alergi dan mengatasi alergi susu sapi.
- Tersedianya produk nutrisi untuk anak dari lahir hingga usia 12 tahun.
- Sinergi nutrisi yang tepat dan mencakup Brain Care, Body Defense, dan Body Growth.
Para orangtua yang anaknya alergi
susu sapi tidak perlu khawatir anaknya akan kekurangan asupan nutrisi karena
masih bisa diatasi dengan memberikan
susu soya. PT Kalbe Nutritionals memproduksi #SusuAlergi untuk memfasilitasi kebutuhan
nutrisi anak penderita alergi. #SusuMorinaga merupakan susu pertumbuhan yang
terbuat dari Isolat Protein Kedelai.
Dilengkapi dengan Kolin, Asam
Lemak Esensial AAL dan AL serta zat besi sebagai faktor Kecerdasan Multitalenta
yang sangat penting untuk mendukung kinerja otak (Brain Care). Selain itu, untuk memberikan pertahanan tubuh ganda (Body Defense) #SusuMorinagaSoya
dilengkapi dengan Probiotik dan Prebiotik FOS. Agar tumbuh kembangnya semakin
optimal (Body Growth) susu alergi ini
disertai kombinasi vitamin D dan kalsium.
Produk-produk susu morinaga
terdiri dari 2 jenis yaitu Morinaga Soya dan Morinaga P-HP.
Morinaga Chilkid Soya MoriCare+
Morinaga #ChilkidSoya merupakan
susu pertumbuhan dengan isolat protein kedelai diperkaya dengan L-Mentionin dan
Karnitin yang cocok untuk anak yang mempunyai alergi terhadap susu
sapi/Intoleransi Laktosa atau menderita galaktosemia. Kandungan gizi makro
(karbohidrat, protein, lemak) dan gizi mikro (vitamin dan mineral) juga pasti
ada dalam susu ini. Ditambah lagi dengan kandungan Bifidobacterium Iongum BB536
dan Bifidobacterium Breve M-16V.
Morinaga Chilkid P-HP MoriCare+
Morinaga Chilkid P-HP dilengkapi
dengan protein whey terhidrolisa
parsial yang bermanfaat untuk mengurangi resiko alergi pada anak. Kualitas proteinnya
setara dengan susu sapi dan diperkaya dengan Asam Amino Esensial, vitamin dan
mineral.
Produk susu Morinaga
diperuntukkan bagi anak dari lahir hingga usia 12 tahun, yaitu :
Kelompok usia di bawah 6 bulan :
produk BMT.
Kelompok usia 6-12 bulan : produk
Chilmil.
Kelompok usia 1-3 tahun : produk
Chilkid.
Kelompok usia 3-12 tahun : produk
Chilschool.
Produk-produk Morinaga sebagai
#SolusiAlergi bagi anak sudah mendapatkan tempat di hati masyarakat. Salah satu
variannya #ChilkidSoya paling banyak dipilih oleh para orangtua yang memiliki
anak alergi sehingga tidak heran bila 9 dari 10 ibu puas dan merekomendasikan
Chilkid Soya solusi terbaik alergi.
Dengan semakin meningkatnya
prevalensi anak penderita alergi, baik karena faktor genetik maupun faktor
lingkunga seperti polusi udara,
perubahan pola hidup, perubahan cuaca, makanan yang dikonsumsi maupun karena
faktor tekanan psikis maka sebagai orangtua dan sebagai bagian dari masyarakat
kita harus aware dan turut berperan dalam mencegah dan mengatasi
alergi pada anak sehingga meskipun Alergi
Tetap Berprestasi.
Untuk informasi lebih lengkap
mengenai alergi dan produk-produk nutrisi untuk anak alergi, silahkan kunjungi
akun media sosial Morinaga yaitu:
Facebook : Morinaga Platinum
Instagram : @morinagaplatinum
Twitter : @morinagaID
Youtube : MorinagaPlatinum
serem juga mba masi kecil kena eksim ternyata karena alergi yah
BalasHapusIya mba, kasihan anaknya kalo harus gatel gatel gitu
HapusSmoga eksimnya caysa lekas sembuh dan bs mengkonsumsi susu soya dg mantab. Amiin.
BalasHapusAmiin...ini papa mamanya juga berupaya untuk kesembuhan Caysa
HapusAnak ASI memang bisa memberikan daya tahan tubuh lebih baik untuk anak. BTW, itu serem bngt anak kecil udh kena eksim, kesian dedeknya
BalasHapusBener banget mbak, ortunya juga konsultasi sana sini untuk anaknya
Hapus