30 Mei 2018

NUTRISI TEPAT SEBAGAI SOLUSI TERBAIK ALERGI PADA ANAK

Beberapa hari yang lalu ada tetangga dekat rumah yang baru pindah dari Sumenep. Mereka keluarga muda dengan satu anak. Kepindahannya ke Gresik karena sang suami pindah tugas di Kota Pudak ini. Seperti biasa, ketika ada warga yang baru pindah maka tetangga-tetangga pun silaturahmi ke rumahnya. Termasuk aku dong... Kami pun saling memperkenalkan diri hingga kami pun ngobrol ngalor ngidul.

Di tengah kami asyik ngobrol, tiba-tiba terdengar suara anaknya menangis terbangun dari tidurnya. Ibunya pun buru-buru menuju ke kamarnya setelah meminta ijin dariku. Masih dengan menangis, Caysa nama gadis kecil itu pun digendong menemui kami. Caysa bisa tenang setelah diberi mainan kesayangannya.

Aku sempat heran dan bertanya kepada ibunya tentang kulit anak yang berusia satu setengan tahun ini, yang nampak mlenthing-mlenthing kemerahan dan berisi cairan bening. Kami pun terlibat obrolan yang lumayan lama tentang penyakit yang diderita Caysa. Ibunya pun cerita panjang lebar.


Eksim yang diderita Caysa ini muncul pertama kali saat berusia sekitar satu tahun. Gejala awalnya saat itu Caysa rewel banget karena kulitnya gatal-gatal dan lama-lama muncul ruam kemerahan. Karena tidak kunjung sembuh setelah diberi bedak gatal bahkan ruam semakin banyak tidak hanya di badan tapi mulai merah-merah di wajah juga. Caysa pun diperiksakan ke dokter. Hasil diagnosa dokter menyatakan bahwa Caysa menderita dermatitis atopik atau yang biasa dikenal dengan sebutan eksim.

Dokter pun menyarankan agar Caysa tidak mengkonsumsi susu sapi, telur, ikan, kacang-kacangan. Semua makanan tersebut memang menjadi pemicu alergi. Tidak jauh beda memang dengan ibunya yang juga menderita alergi, tapi ibunya ini alergi debu dan udara dingin.

Sempat terlintas juga di benak ibunya jangan-jangan Caysa juga memiliki alergi yang sama dengan ibunya yaitu alergi debu dan udara dingin. Pada kunjungan berikutnya saat gatal-gatal dan ruam di kulit Caysa kambuh lagi, dokter pun menyarankan agar Caysa menjalani tes alergi.

Tanpa pikir panjang lagi kedua orangtua Caysa pun membawanya ke laboratorium untuk tes alergi. Kedua orangtuanya betul-betul khawatir dengan kondisi Caysa, apalagi mereka menunggu kehadiran bocah ini cukup lama, hampir sembilan tahun sehingga sedikit hectic kalau terjadi sesuatu pada Caysa. Ternyata hasil laboratorium menyatakan Caysa alergi susu sapi.

APA ITU ALERGI?
Sudah sering banget kan kita mendengar istilah alergi? Tapi pernahkan mencari tahu tentang hal-hal yang bersentuhan dengan alergi?
Alergi adalah reaksi yang berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal bagi orang kebanyakan hal tersebut biasanya tidak berbahaya. Reaksi tubuh yang abnormal/tidak biasa itu merupakan bentuk perlindungan terhadap tubuh. Sistem imun dalam tubuh akan  otomatis bekerja melawan bahan/zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

Upaya perlawanan inilah yang mengakibatkan munculnya reaksi alergi pada diri seseorang. Bahan-bahan atau zat-zat yang menyebabkan alergi ini disebut alergen. Alergen bisa berupa makanan yang dikonsumsi seperti susu sapi, telur, berbagai jenis ikan, dan sebagainya. Bisa juga berupa zat/bahan-bahan yang dihirup seperti debu, serbuk sari, dan bulu binatang.


Menurut data World Allergy Organization (WAO) angka prevalensi alergi mencapai 10-40 persen dari total populasi dunia. Jumlah yang nggak main-main ini. Sementara di Indonesia, berdasarkan sebuah penelitian penyebab alergi sebagian besar disebabkan oleh makanan yaitu udang (12,63%), kepiting (11,52%), kepiting (11,52%), tomat (4,38%), putih telur (3,5%) dan susu sapi 3,46%).

Reaksi alergi muncul dalam berbagai macam, ada yang berupa gatal-gatal disertai ruam kemerahan (dermatitis atopi), sering pilek (rhinitis) dan sesak napas (asma).

DERMATITIS ATOPIK / EKSIM
Melihat kasus Caysa di atas disebutkan bahwa dia didiagnosa menderita dermatitis atopik/eksim yaitu peradangan pada kulit seperti gatal-gatal, kulit memerah, kering dan pecah-pecah, tidak menular dan bisa kambuh secara berkala. Namun harus tetap waspada karena kondisi ini bisa mencapai titik kronis.
foto : www.webconsultas.com
Menurut informasi yang saya baca dermatitis atopik ini biasanya pada episode pertama terjadi sebelum anak berusia 1 tahun. Pada usia berikutnya bisa saja hilang dan kemudian muncul kembali. Prevalensinya kira-kira mencapai 10% - 20% pada anak-anak dan 1% - 3% pada orang dewasa. Dermatitis atopik ini biasanya sering terjadi pada keluarga yang memiliki riwayat alergi.

PENYEBAB DERMATITIS ATOPIK/EKSIM
Penyebab pasti dermatitis  atopik ini belum bisa diketahui secara pasti, 50% disinyalir berasal dari faktor eksternal seperti bahan pencetus iritasi kulit seperti sabun/detergen, debu, rumput serta serbuk sari. Sementara 50% penyebab lain bersumber dari makanan pencetus alergi yang dikenal dengan sebutan The Big 8 yaitu susu, telur, ikan, jenis makanan laut tertentu (seperti udang), gandum, kacang tanah, kacang kedelai, kacang pohon seperti walnut, almond, hazelnut, cashew dan pistachio.

Dan tak kalah pentingnya yang harus kita ketahui bahwa susu atau alergen protein susu sapi menjadi pencetus alergi paling umum di dunia dengan angka kejadian 2 – 7,5%. Dari angka tersebut 0,5% alergi susu sapi terjadi pada saat anak-anak masih mendapatkan ASI eksklusif.

Bagaimana Mencegah Alergi Makanan?
Menurut Prof. Dr. Dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), Guru Besar Bagian Anak Alergi dan Immunologi RSCM/FKUI alergi terhadap makanan bisa dicegah dengan cara memperkenalkan berbagai jenis makanan sedini mungkin dan memberikan ASI eksklusif. Jika karena sesuatu hal ibunya tidak bisa memberikan ASI maka anak bisa diberikan susu yang telah diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein terhidrolisat parsial atau jenis #SusuAlergiAnak yang tidak mengandung susu sapi. Pada umumnya alergi protein susu sapi terjadi pada anak yang tidak mendapatkan ASI.

Sebenarnya Caysa mendapatkan ASI eksklusif, namun karena sesuatu hal pada usia sebelum satu tahun anak ini sudah disapih. Sejak saat itu, Caysa pun diberi susu formula. Beberapa kali ganti susu formula namun Caysa menolak, paling hanya mau minum sedikit saja. Padahal susu sangat diperlukan bagi masa tumbuh kembang anak. Konsumsi MPASI-nya pun sangat sedikit. Hal ini menyebabkan berat badannya turun secara signifikan.

Melihat kondisi seperti ini, Caysa pun dikonsultasikan ke dokter spesialis anak. Dokternya menyarankan agar Caysa diberi susu soya agar asupan nutrisinya tetap terjaga. Untung saja orangtua Caysa cepat tanggap dengan kondisi anaknya, termasuk kasus alergi yang diderita sang buah hati.

Seperti kita ketahui masih banyak sebagian masyarakat yang belum menyadari betapa pentingnya penanganan alergi dengan cepat dan tepat. Sebagian orangtua tidak menyadari bahwa anaknya mengalami alergi sehingga mereka mengabaikannya atau justru malah memberikan penanganan yang salah. Misalnya saja ketika anak mengalami gatal-gatal, tanpa dicari dulu penyebabnya langsung saja dikasih bedak gatal atau salep kulit. Padahal si anak ternyata mengalami alergi terhadap makanan tertentu. Gatal yang diderita si anak pun tak kunjung sembuh karena salah dalam penanganan. Kondisi semacam ini masih sering terjadi di masyarakat kita.

PROGRAM EDUKASI MASYARAKAT, DARI MORINAGA UNTUK INDONESIA
Melihat fenomena masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai #AlergiAnak mendorong Morinaga untuk mengusung program tetap yaitu Morinaga Allergy Solution. Program ini merupakan hasil pengembangan PT Kalbe Nutritionals bekerjasama dengan Morinaga Research Centre jepang.

Kepedulian #Morinaga terhadap upaya mengedukasi masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya penanganan kasus alergi dengan tepat diejawantahkan dalam berbagai kegiatan seminar edukasi bagi para orangtua.

Dalam rangka World Allergy Week 2018, Morinaga pun menyelenggarakan Program Parenting Seminar berskala nasional yang dilaksanakan di rumah sakit-rumah sakit di 5 kota besar di Indonesia. Seminar yang bertajuk Morinaga Allergy Week yang dipersembahkan oleh PT Kalbe Nutritionals ini mengupas tuntas berbagai fakta mengenai alergi, penyakit-penyakit lain yang menyertai alergi serta cara pencegahan dan penanganan yang tepat terhadap alergi.
Salah satu acara Seminar Parenting dalam Morinaga Allergy Week
Selain itu Morinaga pun berpartisipasi aktif di dunia digital dengan melengkapi fitur pada website www.cekalergi.com . Banyak hal yang bisa diakses dari website ini antara lain bisa konsultasi dengan dokter (live chat), mengetahui berbagai fakta tentang alergi dan bisa juga memanfaatkan tools yang ada untuk mengetahui resiko alergi pada anak-anak. Jadi, siapapun bisa melakukan cek alergi secara mandiri dengan memanfaatkan modul digital tersebut.

Tidak hanya itu, Morinaga juga menyediakan layanan konsultasi tentang alergi dengan nutritionis di gerai Kalcare di seluruh Indonesia setiap jam kerja.

SOLUSI TOTAL ALERGI DARI MORINAGA
Tak perlu pesimis ketika mengetahui buah hati beresiko tinggi mengalami alergi karena alergi bisa diatasi.
Tindakan pencegahan alergi dapat dilakukan sebelum gejala alergi muncul, yaitu :
  1. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
  2. Hindari asap rokok selama hamil dan setelah bayi lahir.
  3. Selama hamil dan menyusui, ibu tidak menghindari makanan yang sering menimbulkan alergi seperti telur, kacang-kacangan, ikan, makanan laut dan susu sapi.
  4. Tidak melakukan penundaan pemberian telur, kacang, ikan dan makanan laut serta jenis makanan lainnya pada waktu anak mulai mendapat pengenalan makanan padat.

Sedangkan tindakan untuk mengatasi bayi dan anak yang alergi terhadap protein susu sapi adalah dengan menghindari protein susu sapi yang utuh dan sebagai penggantinya dapat diberikan formula hidrolisat penuh, formula asam amino atau formula isolat protein kedelai (soya).

Morinaga Allergy Solution memberikan solusi alergi untuk anak melalui sinergi nutrisi yang tepat dan memiliki tiga keunggulan, yaitu:
  1. Solusi nutrisi untuk mencegah alergi dan mengatasi alergi susu sapi.
  2. Tersedianya produk nutrisi untuk anak dari lahir hingga usia 12 tahun.
  3. Sinergi nutrisi yang tepat dan mencakup Brain Care, Body Defense, dan Body Growth.


Para orangtua yang anaknya alergi susu sapi tidak perlu khawatir anaknya akan kekurangan asupan nutrisi karena masih bisa diatasi  dengan memberikan susu soya. PT Kalbe Nutritionals memproduksi #SusuAlergi untuk memfasilitasi kebutuhan nutrisi anak penderita alergi. #SusuMorinaga merupakan susu pertumbuhan yang terbuat dari Isolat Protein Kedelai.

Dilengkapi dengan Kolin, Asam Lemak Esensial AAL dan AL serta zat besi sebagai faktor Kecerdasan Multitalenta yang sangat penting untuk mendukung kinerja otak (Brain Care). Selain itu, untuk memberikan pertahanan tubuh ganda (Body Defense) #SusuMorinagaSoya dilengkapi dengan Probiotik dan Prebiotik FOS. Agar tumbuh kembangnya semakin optimal (Body Growth) susu alergi ini disertai kombinasi vitamin D dan kalsium.
Produk-produk susu morinaga terdiri dari 2 jenis yaitu Morinaga Soya dan Morinaga P-HP.
Morinaga Chilkid Soya  MoriCare+
Morinaga #ChilkidSoya merupakan susu pertumbuhan dengan isolat protein kedelai diperkaya dengan L-Mentionin dan Karnitin yang cocok untuk anak yang mempunyai alergi terhadap susu sapi/Intoleransi Laktosa atau menderita galaktosemia. Kandungan gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan gizi mikro (vitamin dan mineral) juga pasti ada dalam susu ini. Ditambah lagi dengan kandungan Bifidobacterium Iongum BB536 dan Bifidobacterium Breve M-16V.

Morinaga Chilkid P-HP MoriCare+
Morinaga Chilkid P-HP dilengkapi dengan protein whey terhidrolisa parsial yang bermanfaat untuk mengurangi resiko alergi pada anak. Kualitas proteinnya setara dengan susu sapi dan diperkaya dengan Asam Amino Esensial, vitamin dan mineral.

Produk susu Morinaga diperuntukkan bagi anak dari lahir hingga usia 12 tahun, yaitu :
Kelompok usia di bawah 6 bulan : produk BMT.
Kelompok usia 6-12 bulan : produk Chilmil.
Kelompok usia 1-3 tahun : produk Chilkid.
Kelompok usia 3-12 tahun : produk Chilschool.
Produk-produk Morinaga sebagai #SolusiAlergi bagi anak sudah mendapatkan tempat di hati masyarakat. Salah satu variannya #ChilkidSoya paling banyak dipilih oleh para orangtua yang memiliki anak alergi sehingga tidak heran bila 9 dari 10 ibu puas dan merekomendasikan Chilkid Soya solusi terbaik alergi.

Dengan semakin meningkatnya prevalensi anak penderita alergi, baik karena faktor genetik maupun faktor lingkunga  seperti polusi udara, perubahan pola hidup, perubahan cuaca, makanan yang dikonsumsi maupun karena faktor tekanan psikis maka sebagai orangtua dan sebagai bagian dari masyarakat kita harus aware  dan turut berperan dalam mencegah dan mengatasi alergi pada anak sehingga meskipun Alergi Tetap Berprestasi.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai alergi dan produk-produk nutrisi untuk anak alergi, silahkan kunjungi akun media sosial Morinaga yaitu:
Facebook            : Morinaga Platinum
Instagram            : @morinagaplatinum
Twitter                 : @morinagaID

Youtube               : MorinagaPlatinum


6 komentar:

  1. serem juga mba masi kecil kena eksim ternyata karena alergi yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, kasihan anaknya kalo harus gatel gatel gitu

      Hapus
  2. Smoga eksimnya caysa lekas sembuh dan bs mengkonsumsi susu soya dg mantab. Amiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin...ini papa mamanya juga berupaya untuk kesembuhan Caysa

      Hapus
  3. Anak ASI memang bisa memberikan daya tahan tubuh lebih baik untuk anak. BTW, itu serem bngt anak kecil udh kena eksim, kesian dedeknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mbak, ortunya juga konsultasi sana sini untuk anaknya

      Hapus