Memasuki Wisma Ahmad Yani Semen Gresik ini awalnya merasa
agak canggung juga sih...
99% yang hadir para millenial yang berusia di kisaran 15-35
tahun. Rasa canggung ini ditambah lagi pada saat aku mau registrasi. Kenapa?
Mas dan mbak yang ada di bagian registrasi seolah tak percaya kalau aku mau
ikutan acara Festival Millenials Berkarya ini.
Sebegitu tuakah tampangkuh? Wkwkwkwk
Aku pun merasa geli sendiri. Masnya yang agak tertegun
melihatku pun harus aku yakinkan dengan bukti pendaftaran online via email yang
ada di ponselku. Baru deh dia yakin kalau aku emang ikutan acara ini. Dikira
emak-emak nyasar kaleee... Tapi aku mafhum banget sih, acaranya emang cucok
banget buat para milenial. Tapi bukan
berarti emak-emak macem aye kagak boleh ikutan kaan...
Semakin nyadar kalau aku ini baladewa generasi X ketika
mereka-mereka disana memanggilku dengan sebutan “ibu” bukan “mbak” atau “kak”.
Lagi-lagi aku tergelak dalam hati dan menggaruk rambut di balik jilbabku yang
emang enggak gatal. Oh iyo yo, ancen aku iki wis STW alias setengah tuo.
![]() |
Nggak mau kalah sama anak milenial |
Acaranya yang digelar pada hari Jum’at, 23 November 2018 ini
padat banget, mulai open gate jam
satu siang hingga usia sekitar jam sepuluh malam. Kemasan acaranya pun beragam,
hingga banyak hal yang didapat dari festival ini. Dipastikan rugi kalau nggak
ngikuti, apalagi bagi para milenial yang siap untuk maju membangun negeri.
Ada beberapa Mini Class, Big Stage, hiburan music, Awarding
Night Kompetisi Millenials Berkarya, booth-booth
komunitas, lomba photobooth 180
derajat dengan hadiah-hadiah keren. Tak ketinggalan pula lomba IG Story Update.
Merasakan aura semangat anak-anak muda ini terasa
membahagiakan. Tentu banyak yang bisa aku share
pada anak-anak di sekolah tempat aku
mengajar. Menularkan semangat berkarya mereka-mereka yang sudah lebih dulu
berjaya di bidangnya masing-masing.
Acaranya dimulai dengan dibukanya beberapa mini class dengan
topik yang berbeda. Topiknya kekinian banget terkait dengan era informasi dan
dunia digital serta tips-tips bagaimana para milenial agar dapat memanfaatkan
peluang ini. Ada 2 mini class yang aku ikuti, yaitu:
Mini Class 1 di Festival Millennials Berkarya
Topic : Think
Globally, Act Locally oleh Aini Hanifa founder
Surabaya Youth dan Sigit Wahono dari Semen Indonesia.
Aini menyampaikan pentingnya personal branding di era di serba digital ini. Kita ingin dikenal
sebagai apa atau siapa, salah satunya tergantung dari apa yang kita upload di medsos. Sementara Sigit
menyampaikan experience work-nya
bahwa dalam dunia korporasi tidak menjamin kita akan bekerja di bidang yang
sesuai dengan ilmu yang telah kita pelajari bertahun-tahun di bangku kuliah.
Sebagai employ harus siap kapan pun
dan ditempatkan di divisi apa pun, yang penting adalah kemauan untuk
mempelajari hal-hal yang bisa jadi sama sekali baru buat kita. Selain itu,
kemampuan adaptasi yang cepat dalam menghadapi setiap perubahan juga harus
dikuasai.
Mini Clas 2 di Festival Millennials Berkarya
Topic : What’s the next potential profession for millenials’s
future?
Tema ini dikupas oleh Agoes Sam, owner Coffee Talk Surabaya bersama 3 pemateri dari Semen Indonesia yaitu
Aris Eko, Wachid Fahryan Danu dan Elfiranahla Chandra Dewi.
Ada 2 mini class yang tidak bisa aku ikuti karena waktunya
barengan dengan dua mini class yang aku sebutin di atas. Adapun topik dari 2
mini class tersebut adalah:
Mini Class 3 di Festival Millennials Berkarya
Topic : First World Problems form Social Media and Its Impacts for Millenials.
Disampaikan oleh Nuri Fauziah, seorang psikolog, trainer dan
Founder Komunitas Jomblo Beriman bersama Dewi Melani dari Semen Indonesia.
Mini Class 4 di Festival Millennials Berkarya
Topic : How Social Media Sparks a Movement oleh Aditya Abdurahman, founder Better Youth Foundation, founder Main Ke Masjid dan Pembina Punk Muslim.
Setelah acara mini class kelar, para peserta diajak ke Big Stage yang akan segera dimulai. Sebelum
ke big stage, aku sholat Ashar dulu
di mushola yang ada di dalam gedung ini.
ADA SIAPA SAJA DI BIG
STAGE?
Big Stage dibuka
dengan diawali oleh sambutan hangat dari Direktur Pemasaran dan Supply Chain Semen
Indonesia, Bapak Adi Munandir. Semakin
penasaran kan, gimana sosok-sosok yang akan tampil di big stage?
FICO FACHRIZA DENGAN IMPIAN SEJATINYA
Kali ini Fico hadir tidak untuk ber-stand up comedy. Tapi dia mengisahkan perjalanan hidupnya hingga
bisa sampai titik yang sekarang ini. Mulai dari mengikuti ajang stand up comedy di salah satu stasiun TV
swasta hingga terjerumus dalam kelamnya dunia narkoba. Dengan dukungan keluarga
dia pun bisa bangkit kembali membangun mimpinya. Dia mengatakan bahwa ketika
usai satu mimpi, bangun mimpi berikutnya. Namun mimpi yang sifatnya kebendaan
tidak akan tahan lama, untuk itu jadilah diri sendiri, mantapkan pribadi untuk
meraih mimpi yang lebih hakiki.
VIKRA IJAZZ: ORANG BAIK NGGAK BOLEH KALAH BERISIK
Menghabiskan masa remaja di Auckland, New Zealand. Kuliah di
negara yang sama dengan mengambil jurusan Accounting, namun tidak lulus.
Kemudian mencoba menempuh jurusan bisnis yang merupakan titik awal Vikra
berkarya. Sebelum selesai kuliah ia diminta membangun Gopher di Indonesia namun
tidak berlangsung mulus. Bersama dengan teman-temannya membuat aplikasi yang
diberi nama Solver, yaitu aplikasi yang memfasilitasi orang-orang yang
berkeinginan untuk membantu sesamanya yang mengalami kesusahan secara
berjamaah, namun ini pun tidak bisa dibilang berhasil.
Namun kegagalan demi kegagalan tak membuatnya patah arang.
Inisiatif pun berkobar kembali ketika bertemu dengan teman-temannya, salah
satunya Fajrin Rasyid (founder bukalapak) dengan mendirikan kitabisa.com, sbuah
situs penggalangan dana (fundraising) untuk
berbagai campaign dan aksi sosial
nomer satu di Indonesia. Dan kini sudah
ada 1.160.420 orang baik yang tergabung. Dana yang tersalurkan pun sudah
mencapai 460 milyar lebih. Wow banget kaan...
KEVIN HENDRAWAN, TV HOST ADN YOUTUBER
Mengaku dirinya seorang yang introvert. Dia berjuang
melampaui hal-hal yang tidak disukainya. Ia melakukan sesuatu karena terpaksa
oleh keadaan. Ia mengisahkan hidupnya dari kecil yang menuntutnya untuk selalu
bekerja keras. Dimulai dari kewajiban les ini itu hingga berprestasi dan menembus beasiswa kuliah di Berlin
Jerman, namun harus rela untuk dilepaskannya karena kondisi keluarga yang
sedang terpuruk.
Atas saran ibunya, Kevin yang asli Purwokerto ini pun kuliah
di jurusan Perhotelan di salah satu universitas di Bali, jurusan yang sama
sekali jauh dari minat studi sebelumnya. Belum usai kuliah, ayahnya pun jatuh
sakit sehingga pencari nafkah utama dalam keluarga pun tidak bisa menjalankan
perannya. Karena kondisi ini pula Kevin pun berinisiatif membuka usaha laundry kiloan dengan berbekal satu
mesin cuci dan tempat yang masih ngontrak, bayarnya pun belakangan. Dengan
dibantu satu karyawan, ia pun turut serta ambil bagian dalam mencuci, setrika
dan mengantar hasil cucian ke pelanggan.
Ia pun terus mencoba usaha lain yang sekiranya dapat
membantu menambah keuangan keluarga untuk menghidupi orangtua dan adik-adiknya.
Ia berjualan martabak. Kedua usaha itu ia lakukan karena terpaksa. Mau tidak
mau ya harus mau. Tak ada kata gengsi, tak kenal kata menyerah. Usahanya pun
terus berkembang hingga ia memboyong keluarganya dari Purwokerto ke Bali.
Dengan dukungan penuh keluarga, usahanya pun semakin maju hingga bisa membeli
rumah sendiri dan menguliahkan adiknya ke luar negeri.
Kevin memang tipe pekerja keras dan tak pernah puas. Ia pun
mengikuti ajang kompetisi pria-pria
berotot dan juara pun dia raih dalam kompetisi
L-Men tersebut di tahun 2014. Naluri kompetisi yang kuat dan keinginan
untuk mencoba menakhlukkan hal-hal baru membawa Kevin untuk mengikuti berbagai casting
di televisi hingga dia menjadi host di televisi swasta dan di tahun 2015 ia pun diterima menjadi host di National Geographic Channel.
Hingga suatu hari ia pun tertarik dengan YouTube. Dia pun
belajar hal ihwal tentang dunia yang satu ini, termasuk bagaimana caranya bisa
membuat konten yang berkualitas dan diminati banyak orang. Yaappp...buah kerja
kerasnya pun kini ia rasakan. Penghasilan terbesarnya pun ia perolah dari sini
hingga kini.
Ketiganya membuat semua yang hadir terkesiap dan ternganga.
Mereka yang usianya masih muda ini mengajarkan banyak hikmah yang luar biasa. Tiada
kesuksesan tanpa kerja keras. Motivasi
yang diberikan semoga mengena pada para milenial, dapat menginspirasi mereka
untuk semangat berkarya dan tak patah semangat ketika badai menghadang. Tidak
selalu sukses berawal dari hal yang kita suka. Sesuatu yang tidak kita suka pun
dapat memberikan hasil yang luar biasa ketika kita serius dan tekun
menjalaninya.
FOOD TRUCK
Di Festival Millenials Berkarya ini, juga ada tenant foodtruck yang
menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman. Berada di halaman parkir Wisma
Ahmad Yani, menu-menu yang tersedia siap memanjakan lidah pengunjung.
![]() |
Sebagian tenant foodtruck |
Beruntung nih aku dapet 5 voucher dari acara ini, lumayan
kan...bisa bawakan makanan dan minuman buat anak-anak di rumah.
BOOTH KOMUNITAS
Ada berbagai komunitas yang turut serta meramaikan acara
ini, seperti PROVOKE! Youth Club,
Marching Band Semen Gresik, Kelas Inspirasi Gresik, Sitos.id, Polyglot Indonesia, Swelagiri dan masih banyak lagi.
PHOTOBOOTH 180 DERAJAT
Photobooth ini paling ramai deh...pengunjung pada ngantri
pingin berfoto dengan special effect photography menggunakan teknik bullet-time 180 derajat ini.
![]() |
Mbak dan Mas MC pun take action disini |
PERFORMANCE MUSIC
Semakin malam acara semakin meriah dengan penampilan dari band Jelly Seger, ITS Jazz, dan spesial yang jadi bintang tamu yaitu Pusakata yang menghibur pengunjung dengan lagu-lagu syahdunya.
Acara-acaranya pecah nih, bener-bener khas acaranya anak-anak milenials. Eh ini ada cewek bertiga, kalau dilihat dari tampang masih pantes kan kalau disebut milenial...???
#maksadikitnape wkwkwkwk
Lihat aja mereka berani berekspresi (ekspresinya dapet banget kan?), semangat kolaborasinya nggak diragukan (kolaborasi berfoto), mereka punya passion masing-masing (yakin banget mereka berkarya di bidang masing-masing, minimal passion jadi blogger #wkwkwk)... itu semua khas anak-anak milenial kaaann... yaa kaaann...
Mantul dengan jargonnya; orang baik enggak boleh kalah berisik. Jadi keingat kalau meskipun baik tapi ga ada keberanian itu sama saja dengan orang yang ketakutan.
BalasHapusEntah benar tidaknya hehehe
Kebaikan memang harus disuarakan, bukan untuk pamer tapi untuk memotivasi yang lain agar juga turut berlomba-lomba dalam kebaikan.
HapusEnvy banget ga bisa ikutan acara sekeren gini mba, banyak ilmu-ilmu yang bermanfaat banget ya, makasih udah berbagi di sini.
BalasHapusSemoga kapan2 saya juga bisa ikutan :D
Rey
Tumben-tumbenan di Gresik ada acara keren gini mba Rey, biasanya selalu di Surabaya, dan itu juga bikin aku envy buaangeeet :D
HapusKeren ya acaranya semoga terus program ini.. jadi bnyak ysng terisnpirasi bisa ke semua daerah ya
BalasHapusHarapannya begitu mba... agar para generasi millenial banyak yang terinspirasi
HapusSaya tuh paling seneng kalau lihat generasi muda berprestasi begini. Jadi kayaknya gak menyia-nyiakan masa muda
BalasHapusBener banget Chie...anak-anak muda seperti itu memang harus mendapatkan apresiasi
HapusKalau ada acara seperti ini nggak perlu deg-degan karena udah nggak milenial lagi mbak, karena tanpa jaman sebelumnya, kan jaman milenial belum tentu ada. Ciee, 😁😘
BalasHapusHihihi...iya juga ya mbak... sebelum ada generasi Y pasti lebih dulu ada generasi X
HapusHabis ikutan acara ini pasti membara bgt ya semangatnya keren banget acaranya pembicaranya juga kompor banget seru ��
BalasHapusBener membara mbak, kalo aku membaranya dengan bersemangat sharing kepada anak didik di sekolah tentang mereka yang berprestasi itu agar memotivasi untuk semakin semangat dalam belajar dan berkreasi
HapusMbak masih muda banget deh kayakny kalau di foto itu. Jangan-jangan kita seumuran kali ya. Seru banget sih ada photobooth 180 derajat.
BalasHapusHahaha...jauh deh kayaknya mba.. Mbak Faridah generasi Y kan, saya generasi X hihihi
Hapusselalu suka dengan acara kayak gitu. empowered banget buat nambah ilmu dan berkenalan dengan yang lain.
BalasHapusIya mbak, semangat pun turut terbarukan
HapusAcaranya keren banget, mbak.
BalasHapusPasti banyak banget ilmu yang di dapat ��
Alhamdulillah banyak hal yang bermanfaat dari event ini
HapusSeru banget ini acaranya. Mana banyak food truck nya. Salah fokus. Haha.
BalasHapusPembicaranya keren-keren.
Bangeet mbaa...keren semua mereka
HapusWow keren acaranya pastinya ... Mini Class 4 pembahasannya oke banget mba : How Social Media Sparks a Movement. Sharing dong mba ilmu nya ..
BalasHapusYang tema itu saya nggak ikutan mba, karena waktunya barengan dengan tema lain yang saya ikuti
HapusSeru ya ini
BalasHapusSayang ga bisa ikutan karena pasti ga nyaman buat anak balita kek Salfa.
Millenials makin berinovasi itu bagus.
Iya mba, saya sengaja nggak mampir rumah sepulang dari sekolah agar Athiyah nggak ikut juga
HapusPaling suka kalau baca2 artikel ttg karya2 milenials :D
BalasHapusJdnya agakmmengubah image kalau milenial tu bisanya cuma hura2. Ternyata mereka yg punya potensi ini bisa berkarya dan berkontrbusi jg buat negeri.
Satu sisi dari para milenial yang berkarya ada disini
HapusYeeiiii, seru amat itu acaranya. Orang baik enggak boleh kalah berisik (harua di bodl, ditulis miring dan dikasih garis)
BalasHapusKarena ini beneerrrr banget
Iya mba, jangan sampai kalah berisik daripada orang yang nggak baik
Hapusseru banget ini acaranya mbak.. foodtruck nya ada makanan apa aja mbak? lumayan ya bisa dapet 5 voucher.. anak anak pasti hepi pas mama nya pulang bawa oleh-oleh..
BalasHapusevent keren ini
BalasHapussemoga berkelanjutan terus
sehingga SDM yang keren ini bisa lebih terekspos dan punya wadah untuk memberikan motivasi kepada yang lainnya
semoga makin banyak generasi milenial yang kreatif lagi
wah acaranya keren banget euy. lengkap juga materinya. pastinya mereka semua ini sosok yang menginspirasi ya bagi generasi milenial
BalasHapusYeayyy, setelah sekian purnama, akhirnyaaaa bisa meet up ama Kakak Reniiii :D
BalasHapusKita mah biar ibu2 kolonial, semangat tetap MILENIAL :D
Kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com