14 November 2018

PENTINGNYA KEBERSAMAAN AYAH DAN ANAK

http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Di jaman yang serba sibuk ini, kehadiran orangtua secara intens bagi anak semakin berkurang. Apalagi bila kedua orangtua bekerja dari pagi hingga petang. Belum lagi waktu pergi-pulang ke tempat kerja yang menyita waktu.

Beruntung bagi kami yang jarak rumah dan tempat kerja tidak terlalu jauh. Aku membutuhkan waktu paling lama 15 menit untuk sampai di tempat kerja, naik speda motor dengan kecepatan 45 km/jam. Sementara suami paling hanya memghabiskan waktu separuhnya saja, 7 menit sudah sampai di kantornya. Tentulah kondisi ini kami syukuri banget.

Bagaimana tidak, saya sering membayangkan para pencari nafkah yang memerlukan waktu berjam-jam untuk sampai tempat kerjanya.Berangkat jam 5 pagi atau bahkan sebelumnya, disaat anak-anak belum bangun dari tidurnya dan tiba di rumah di saat anak-anak sudah terlelap dalam mimpinya. Yaa itulah perjuangan orangtua dalam mencari nafkah untuk keluarganya.

Lalu, kapan mereka punya waktu untuk anak-anak? Apakah mereka memiliki play time (waktu bermain) dengan anak-anak? Tentu sebagian dari mereka memanfaatkan saat-saat weekend untuk berkumpul bersama keluarga.

Bermain bersama ibu, bagi anak-anak sudah biasa. Karena ibunyalah yang mengandung, melahirkan, merawat, mengasuh dan mengurusi segala tetek bengek urusan anak-anak.


http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Bermain bersama ayah? Saya kira ini belum banyak jumlahnya dibanding yang pertama. Tentu dengan alasan yang sangat klasik, ayah sibuk bekerja. Padahal kebersamaan antara ayah dan anak sangat penting dalam tumbuh kembang seorang anak.

Ayah jangan hanya ada secara biologis saja. Apalagi para ayah yang memiliki anak perempuan. Mereka nantinya akan menerapkan standar terhadap lelaki yang kelak dipilihnya dengan melihat perilaku ayahnya sejak dia kecil.

Ayah harus hadir secara penuh, baik fisik maupun emosional. Tentu akan sangat berkurang makna dan kualitasnya saat ayah mendampingi anak tapi sibuk dengan gadget-nya.



Sesekali sang ayahpun harus mendandani putri kecilnya. Pasti deh ada rasa yang berbeda bila sang ayah yang mendandani. Kalau ibu yang mendandani itu sudah biasa. Suami pun melakukan ini, meski nggak sering-sering banget sih. Kadang Athiyah disisirin sama bapaknya, atau saat dulu rambutnya masih agak panjang ia juga menguncir rambut Athiyah. Pernah Athiyah pingin dikepang, dan bisa dibayangkan hasilnya, mletot sana mletot sini hahaha... (eh aku juga sih, nggak bisa rapi banget kalo ngepangin #tutupmuka).

Tapi lucunya, Athiyah itukalau sudah kadung (terlanjur) nggak mau sama bapaknya, dia akan keukeuh tidak mau, dipeluk nggak mau, dicium nggak mau, diajak keluar atau yang lainnya pun nggak mau. Maunya sama ibuk. Tapi kalau sudah kadung lengket, bermain pun nggak mau berhenti sampai bapaknya kecapekan sendiri.

Mereka juga sering “berkencan” lho, berdua saja terutama saat suami kebagian tugas jemput sekolah setiap hari di jam istirahat kantornya. Sering mereka mampir mbakso, nyoto atau beli sesuatu di minimarket terdekat. Kalau sudah gitu pasti deh ibunya hanya dikirim foto selfi mereka berdua. Kalau dulu Athiyah masih sering ikut bapaknya nyuciin mobil, tapi akhir-akhir ini sudah nggak mau lagi kalau diajak ke tempat pencucian mobil. Athiyah lebih memilih main di rumah.

Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya, sang ayah harus bisa datang di acara penting anak-anaknya, seperti lomba, pentas, ambil rapot atau yang lainnya. Tentulah hal-hal seperti itu akan terpahat di hati sang anak dan sebagai bukti kasih sayang sang ayah yang riil bagi anak. Betapa dia akan mengetahui bahwa ayahnya menyempatkan waktu untuknya di sela-sela kesibukannya bekerja.

http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Kalau menurutku suami masih kurang sering sih untuk hal ini, alasannya pun bisa diterima sebenarnya, kalau untuk urusan anak yang masih TK seringnya diserahkan pada ibunya karena pasti yang banyak hadir mayoritas ibu-ibu. Untuk kakaknya Athiyah, kami pun bergantian datang bila ada undangan dari sekolah (sejak SD hingga SMP). Nah kalau anak sudah nggak TK lagi, suami semangat deh dateng apalagi bila banyak yang kenal di sekolah itu.

Bertepatan dengan hari Sabtu, 11 November 2018 kemarin, Sekolah TKIT Al Ummah Gresik mengadakan perayaan tema Lingkungan Gresik. Perayaan Tema merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setelah tiap satu tema selesai.

http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html


Adapun fokus kegiatan kali ini adalah “Bersepeda Bersama Ayah” Emang sih kalau aku amati, setiap acara yang diselenggarakan sekolah ini mayoritas yang hadir adalah para bundanya. Namun kali ini berbeda, para ayah nampak mendominasi dalam kegiatan ini. Kayaknya perlu dicoba deh lain kali hanya para ayah yang diundang, tanpa ibu-ibu. Gimana ya kira-kira...

http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html


http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Dari awal Athiyah menyampaikan acara ini, langsung deh bapaknyameng-iyakan untuk hadir menemani Athiyah bersepeda. Justru Athiyah tidak yakin pada ibunya, apakah bisa hadir atau tidak. Meski aku sudah bilang kalau bisa hadir, namun di hari-hari menjelang acara tiba dia terlihat ragu ibunya bisa hadir. Aku sempat heran juga, kenapa Athiyah bisa begitu. Apa karena bapaknya yang datang sehingga dia berpikiran ibunya nggak bisa datang. Emang sih kami jarang banget hadir secara bersama-sama di acara-acara sekolah. Biasanya salah satu diantara kami, tentu dengan alasan yang bisa ditebak yaitu sungkan kalau harus sering-sering ijin dari pekerjaan, meski sebenarnya sih hanya butuh waktu beberapa jam saja.

Dalam kegiatan ini anak-anak kelihatan ceria. Mereka membawa sepeda yang sudah dihias dari rumah. Persiapan sehari sebelumnya kami lakukan di rumah. Kami bagi tugas, bapaknya kebagian mengecek kelayakan sepeda mini Athiyah termasuk memompa ban sepeda yang agak kempes. Aku dan Athiyah kebagian mengelap dan menghias sepeda.

Awalnya kami kira para bapak juga naik sepeda, sehingga bapaknya malah dua hari sebelumnya sudah menyiapkan sepedanya. Ternyata para ayah banyak yang jalan kaki mendampingin putra-putrinya. Ada beberapa bapak-bapak yang naik sepeda juga, akhirnya suami pun mengambil sepeda yang sudah dibawanya dan mengikuti Athiyah sambil bersepeda.

http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Laporan pandangan mata dari suami tentang bersepeda Athiyah nih, ia dapat tertib bersepeda, tetap berada pada jalur yang seharusnya. Sementara ada beberapa anak terutama yang cowok-cowok nih belok ke tempat-tempat yang ada halamannya, seperti belok ke Indomart dan berputar di halamannya, atau belok ke halaman rumah makan, dan lain-lain. Beberapa dari anak hampir bertubrukan saat berseped, eh tepatnya berdesakan kali yaa...maklumlah anak-anak.

Rute kegiatan Bersepeda Bersama Ayah adalah : Sekolah Al Ummah – Pintu Keluar SDIT Al Ibrah – Traffic Light Giant – I Love GKB – Oxxy – Alfa Midi – Jalan Tanjung Hulu – Jalan Tanjung Wira – Al Ummah.

Athiyah nampak percaya diri saat bersepeda. Beberapa kali dia mendahului adik-adik kelasnya dan teman-temannya. Makanya aku agak heran ketika dia tiba di sekolah di awal-awal padahal berangkatnya berada pada barisan belakang.



http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Sementara para ayah dan anak bergembira bergowes ria, para bunda pun tak mau kalah. Ustadzah sudah merangcang acara senam bersama untuk para bunda. Senam itu yang biasanya dimainkan oleh anak-anak.

http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Acara perayaan tema ini juga diramaikan oleh bazar makanan, minuman dan alat permainan edukatif yang dikoordinir oleh komite sekolah. Menjelang acara berakhir, dibagikan doorprize bagi peserta yang beruntung.

http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html

Yeaayy...Athiyah dapat doorprize nih...Alhamdulillah. makin senenglah dia, ibunya juga seneng dan semuanya juga pasti happy..
Ini dia doorprize yang didapat Athiyah, 2 ember, 1 gayung dan satu tanaman.

http://www.renidwiastuti.com/2018/11/pentingnya-kebersamaan-ayah-dan-anak.html


37 komentar:

  1. Hihihi serunyaaaaa..
    Emang ya, zaman sekarang jangankan waktu dari ayah, bahkan waktu dari ibu saja kadang sedikit banget buat anak.

    Acara-acara gini beneran semacam pengobat hati anak yang kehilangan sosok orang tua :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba Rey,anak- anak pun kelihatan senengnya bisa bersama bersepeda dengan ayahnya

      Hapus
  2. Salfa kalau sudah sekolah bakalan kek gini juga kali ya. Seru kalau ada kegiatan bersama Ayah. Funtopia saja dia ngajak ayahnya sampai malam haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti seru deh kalo Salfa sudah sekolah, betapa ceritanya nggak akan habis-habis keluar dari bibir kecilnya yang kenes hehehe

      Hapus
  3. Wah serunya kegiatan ayah dan anak ya mba, memang harus meluangkan waktu bersama untuk kegiatan yang satu ini, biar bondingnya makin kuat.

    Asyik nih Athiyah dapat doorpize😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, harus ada kegiatan macam ini, selain ayah dan anak lepas dari gadget, mereka akan menciptakan keakraban dan kehangatan hubungan antara ayah dan anak

      Hapus
  4. Saya suka senang kalau melihat seorang anak akrab dengan ayahnya. Seharusnya dalam keluarga memang seperti itu. Jangan hanya dekat dengan ibu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Chie, kebanyakan anak-anak itu kan lebih dekatnya dengan ibu, jadi acara-acara seperti ini sangat perlu. Dan biar para ayah juga lebih care lagi dengan anak-anaknya, tidak sibuk kerja melulu hehehe

      Hapus
  5. Setuju sekali dengan kegiatan seperti ini. Apalagi di kota besar seperti Jakarta waktu Ayah untuk anaknya kadang adalah waktu yang tersisa. Bagus kalau ada bersepeda bersama Ayah begini.
    Di sekolah anakku tiap tahun ada Sehari Bersama Ayah. Jadi pergi bersama kemana dan outbound gitu. .Jangan ditanya hepi bener mereka��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah perlu nih kayaknya diselenggarakan tiap tahun ya Mba, tentu dengan kegiatan yang berbeda-beda sehingga tercipta moment kebersamaan yang tak terlupakan diantara mereka

      Hapus
    2. Nah perlu nih kayaknya diselenggarakan tiap tahun ya Mba, tentu dengan kegiatan yang berbeda-beda sehingga tercipta moment kebersamaan yang tak terlupakan diantara mereka

      Hapus
  6. Loh, anaknya sekolah di SD Al Ibrah ya Bund? Suami saya dulu jadi karyawan di SMPIT Al Ibrah Gresik selama 5 tahun. Pas tahun Pelajaran baru ini uda gak di sana lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho iya ta Mba, anakku ini masih TK B Al Ummah Mba,memang satu kompleks dengan SDIT Al Ibrah.

      Hapus
  7. Seru banget bersepeda dengan Ayah 😍.
    Jarang-jarangadq acara sekolah seperti ini mba, dan acara seperti ini perlu banget sebab biasanya yg antar anak sekolah dan urus kegiatan-kegiatan anak sekolah itu para ibu nya. Aku mau juga ah ajukan ke pihak sekolah utk adakan acara spt ini ehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mba, biasanya untuk urusan sekolah dihandle oleh ibu-ibu hihihi... kalo aku yang antar sekolah tiap hari aku dan yang jemput bagian suami. Kebetulan suami pas jam istirahat jadi kebagian tugas jemput sekolah tiap hari kecuali Jumat :)

      Hapus
  8. Serunya bisa bersepeda bersama ayah. Sepedanya juga imut dan dihias dengan unik dan cantik. Baru kali ini ada acara bersepeda bersama ayah. Selain berolahraga dengan bersepeda juga bisa quality time bersama ayah tercinta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Faridah, manfaatnya jadi dobel-dobel nih

      Hapus
  9. Anakku lebih dekat dengan ayahnya... waktu bersamanya selalu nempel sama ayahnya. Padahal waktunya lebih banyak dengan diriku,maoa mungkin karena diriku ngoceh terus ya jadi anakku lebih dekat dgn anaknya...wjwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak-anakku malah dekatnya sama ibunya, padahal ibunya nih juga suka ngoceh seantero rumah...wkwkwk

      Hapus
  10. Doorprize nya bermanfaat banget yah dede atiyah, dan pastinya kebersamaan dengan ayah memang tidak bisa tergantikan dengan apapun yah. 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Fenni, meski sederhana tapi banyak manfaatnya. Kedekatan ayah dan anak itu harus seimbang dengan kedekatan anak dan ibunya juga yaa

      Hapus
  11. Wah seru acaranya. Memang katanya anak-anak harus dekat ya sama ayahnya. Semoga nanti anakku juga bisa dekat sama ayah dan ibunya sampai besar nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... agar anak dekat dengan ayahnya, ayahnya juga harus berusaha agar anak mau dekat-dekat dengan dia juga hehehe

      Hapus
  12. Mbak Reni menarik dan bermanfaat banget tulisannya. Aku ngalamin pas masih kecil, saya dan adik adik kurang deket sama papa kami terlalu sibuk bekerja. Sekarang udah punya anak alhamdulillah suamiku waktu kerjanya fleksibel jadi bisa lebih deket sama anak2 :) thanks for sharing ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sama mbak dengan aku, aku dan kakak adikku juga nggak terlalu dekat dengan bapak karena orangnya keras dan nggak banyak omong. Alhamdulillah setelah pada dewasa malah semakin dekat.

      Hapus
  13. Kayanya sekarang lagi hits acara yang bersama ayah ya. Bagus sih biar lebih banyak quality timenya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih hangat-hangatnya diperingati Hari Ayah barangkali mba :)

      Hapus
  14. Acara bersama ayah ini bagus juga ya mbak. Bikin anamk2 punya memori bagus ttg sosok ayah.
    Anak2 yang dekat dengan ayahnya biasanya akan tumbuh jd anak yg lbh pede dan penyayang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba April, karena biasanya para ayah kan sibuk dengan pekerjaan sehingga waktunya lebih sedikit buat anaknya. Eman-eman kalau anak nggak dekat dengan ayahnya

      Hapus
  15. Peran ayah dalam keluarga bukan hanya sekedar pencari nafkah sejati. Justru Ayah sangat berkompeten dalam mendukung keberhasilan anak. Prinsip nya tidak ada keluarga yang sempurna namun kita perlu mengupayakan agar kebahagiaan keluarga diatas segalanya. Tanggung Jawab Ayah Dunia Akhirat. Sebagai Kepala Sekolah Ayah adalah orang pertama yang dimintai pertanggung jawaban di yaumul akhir. Saya termasuk long distance family. Ketika libur kami upayakan semaksimal mungkin untuk Quality time agar hubungan kekeluargaan semakin erat. Thanks for sharing. Keep going on ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget nih dengan komentarnya...semoga harapan-harapan indah dalam keluarga dapat terwujud

      Hapus
  16. Aku jadi teringat masa kecil sebagai anak kesayangan papa. Tiap minta jajan pasti dikasih. Hehehhe jangan ditiru ya jajannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senengnyaa jadi anak papa hehehe... saya seneng banget kalau lihat anak-anak dekat dengan ayahnya...

      Hapus
  17. seru nih acaranya, bener kata mbak reni biasanya yang aktif di sekolah itu selalu ibunya, padahal kehadiran ayah di sekolah bisa memberikan efek yang berbeda bagi anak-anak kita, jadi sesekali bisa mengadakan acara bersama dengan ayah itu harus banget jadi acara tahunan sehingga sekolah pun ikut serta mendukung bonding ayah dan anaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga setuju dengan program-program yang bertujuan meningkatkan bonding antara anak dan orangtuanya, mengingat betapa pentingnya hal tersebut bagi kedua belah pihak.

      Hapus
  18. Semenjak ada gerakan ayah dalam parenting berasa banget ya mba manfaat bonding ayah dengan anak. Khususnya buat anak perempuan sebelum mengenal sosok laki2 yg lainnya

    BalasHapus
  19. Anak-anakku semuanya deket sama ayahnya, sampe pas si baby mau meninggal itu yg di panggil ayah. Memang kedekatan anak dgn ayah gak bisa dilupainn, dihilangin karena anak lebih bisa tumbuh berkembang maksimal ketika bersama ayah

    BalasHapus